Tigapuluh enam
tahun menjadi warga kota Jakarta dan lebih dari 20 tahun berkutat sebagai
honorer kemudian PNS di kantor Pemda yang menghadap ke Tugu Monas dan Istana
Merdeka ini, tentu meninggalkan banyak kenangan.
Diawali dengan ajakan teman untuk menjadi kontributor tulisan untuk
Majalah Media Jaya, Cinta Ibukota, Majalah Kotapraja dan Widyapura. Bagi saya ini
hanya kerja sampingan karena ketika itu masih sebagai wartawan di Harian Kami,
dan juga kontributor di majalah Tempo.
Lalu ada panggilan dari Ir. Wardiman Kepala Biro Gubernur ( yang kelak menjadi menteri P & K) untuk membuatkan buku berjudul "Komputerisasi Sistim Administrasi Pemerintah DKI Jakarta".
Lalu ada panggilan dari Ir. Wardiman Kepala Biro Gubernur ( yang kelak menjadi menteri P & K) untuk membuatkan buku berjudul "Komputerisasi Sistim Administrasi Pemerintah DKI Jakarta".
Gubernur Ali
Sadikin ketika itu sedang berupaya memodernisasi sistem kelola adminitrasi
pemerintahannya dengan melakukan komputerisasi. Padahal di Indonesia ketika itu
komputer masih barang langka. Yang menggunakan kompute diketahui baru IBM dan
Pertamina. Target pertama Ali Sadikin adalah pembayaran gaji pegawai yang
ketika itu selalu tak pasti waktu pembayarannya, diperintahkan supaya setiap
tanggal 1 sudah harus dibayarkan ! Dan dengan sistem komputerisasi itu rupanya
target itu berhasil.
Tertarik dengan keberhasilan itu, Presiden Suharto bermaksud
melakukan peninjauan untuk kemungkinan diterapkan secara nasional. Nah, untuk
itu Pemda harus menyediakan buku referensi tentang apa dan bagaimana komputerisasi administrasi pemerintahan itu.
Untuk menyiapkan buku full color itu saya yang masih buta komputer memerlukan waktu untuk
berguru berhari-hari kepada dua pejabat ahli komputer.
Tak lama kemudian, PMPL (Pusat Penelitian Masalah Perkotaan
dan Lingkungan) Pemda DKI yang menerbitkan majalah penelitian Widyapura diam-diam
memproses usulan agar saya menjadi calon PNS. Tapi di luar dugaan, SK pengangkatan dari BAKN
bukannya menempatkan saya di PMPL tetapi di Departemen Dalam Negeri meski
dipekerjakan di Inspektorat Wilayah Propinsi DKI Jakarta.
Sebagai
kontributor Humas di Lantai 1, majalah Widyapura di Lantai 22 lalu Itwprop di
Lantai 17 dan 18, uang Pola di Lantai 2 dan ruang pertemuan di Lantai 23 Blok G
tentu semuanya masih terbayang-bayang suasananya meski saat terakhir saya ditugaskan
ke Inspektorat Wilayah Kota Jakarta Pusat.
Dirgahayu ke 492 Kota Jakarta ! Untuk teman-teman
penerus kami, Selamat melayani masyarakat . Semoga makin sejahtera !
No comments:
Post a Comment