Showing posts with label NATAL. Show all posts
Showing posts with label NATAL. Show all posts

Tuesday, December 14, 2021

Sekali Lagi, IBADAH NATAL dan PERAYAAN NATAL, hal berbeda !

 Hari-hari ini ramai diperbincangkan lagi boleh tidaknya umat Muslim mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani. Alasannya dulu, karena fatwa MUI mengharamkannya.
Tetapi , mantan Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin yang kini menjabat Wakil Presiden RI pernah menegaskan MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa demikian. Bahkan sebuah video yg sdh menyebar, beliau sendiri sdh mengucapkan Selama Natal.
Yg benar, kata beliau, yg difatwakan MUI adalah larangan umat Muslim mengikuti peribadatan umat Kristiani.

Sebetulnya pemimpin-pemimpin umat Kristiani sdh lama paham akan hal ini.
Makanya pada setiap Hari Natal sering diadakan dua jenis acara. Satu, IBADAH NATAL dan dua, PERAYAAN NATAL.


Yg pertama, susunan acaranya (Liturgi) disusun secara ketat. Pujian, pembacaan Kitab Suci, doa dan sakramen lainnya. Perjamuan Kudus ( makan roti dan minum anggur), misalnya, tidak semua jemaat boleh ikut. Hanya mereka yg telah lulus mengikuti pendidikan Katekisasi dan diteguhkan sebagai warga sidi. Bagaimana mungkin umat lain bisa ikut peribadatan ini ? Jangankan umat Muslim. Antar sesama umat Kristiani saja belum tentu bisa ikut cara perbadatan di gereja yg berbeda denominasinya. Misalnya Katolik ke Protestan dan sebaliknya.


Kedua, PERAYAAN. Acara ini biasanya sesudah Ibadah Natal. Acaranya, tidak seketat liturgi. Lebih bernuansa ucapan syukur, sukacita dan gembira. Boleh menggunakan band serta artis-artis penyanyi kidung Rohani .


Nah pada kesempatan inilah biasanya tamu-tamu dan para sahabat non Kristiani didaulat ikut. Intinya tidak ada tata ibadah yg harus diikuti. Tapi, dalam berbagai komentar bbrp hari ini, nampaknya ada yg tak bisa membedakan kedua acara ini.
Seperti yg ditegaskan Ketua Umum MUI dlm ketika diwawancarai Rosi dari Kompas tv bbrp waktu lalu, yg dilarang adalah mengikuti Ibadah. Hal yg sesungguhnya oleh pihak gereja sendiri dianggap tidak etis, kecuali atas keinginan sendiri dan diijinkan.
Kesimpulannya, sebelum berkomentar, perlu tahu dulu perbedaan ini agar tak dikacaukan.***

Monday, December 13, 2021

BERKAT DESEMBER, MUSIBAH DESEMBER

Sudah merupakan rutinitas umat Kristiani memperingati dan merayakan Hari Natal tanggal 25 Desember setiap tahun. Tak cuma tanggal 25 tapi juga ada pada tanggal-tanggal sebelumnya bahkan berlanjut sampai Tahun Baru. Ada juga yang sesudahnya dan menggabungkan perayaan Natal dan Tahun Baru.

Pada tahun-tahun lalu, perayaan natal biasanya dirayakan dengan penuh kemeriaan dan sukacita dengan segala macam hiasan, baik kecil maun besar. Di dalam rumah ibadah, rumah-rumah keluarga  Kristen bahkan sampai di jalan-jalan, gedung-gedung perkatoran dan bangunan umum lainnya. Maka tak heran, kalau kesempatan ini dimanfaatkan benar oleh para produsen barang dan para distributornya meningkatkan penjualan produk mereka, terutrama di mall-mall.

Demikian pula pada pengelola klub hiburan. Mereka menggunakan kesempatan ini dengan menampilkan kemewahan mereka dengan dilatarbelakangi pohon natal kemilau yang tak keruan lagi bahan dan bentuknya sehingga hampir-hampir tak terasa lagi nilai sakralnya. Padahal, meskipun Natal membawa berita sukacita dengan kelahiran Mesias untuk menebus dosa segenap umat manusia  sesuai yang telah lama dinubuatkan para nabi, namun harus diingat pula bahwa Yesus Kristus datang dalam suasana kesederhanaan dan kesunyian.

Apalagi pada hari-hari ini, ketika  Ibu Pertiwi sedang mengalami berbagai musibah. Meskipun kepulauan Nusantara  sering digambarkan sebagai sebuah hamparan permata di atas samudrera, indah semata, kaya dan subur, tapi dibalik itu juga sering mengalami musibah semisal erupsi gunung berapi diberbagai tempat. Seperti yang terjadi dengan Gunung Semeru yang belum berhenti hingga saat ini.

Memang, seperti sudah menjadi rutinitas, setiap bulan Desember yang selalu bertepatan dengan musim penghujan, terjadi banjir besar  dan luapan air yang menimpa  kota-kota besar dan wlayah pemukiman. Sebut saja  Jakarta, Makasar, Semarang dan lain-lain yang menimbulkan banyak kerugian harta benda bahkan korban nyawa, manusia maupun hewan.

Belum lagi tanah longsor, bendungan yang bobol yang menimpa banyak korban di hilir. Dan ingat, saat ini ancaman Covid 19 yang kabarnya sudah mengubah diri menjadi virus Omicron yang berlipat kali lebih ganas membuat semua orang mesti lebih berhati-hati.

Makanya dalam perayaan Natal dan Tahun Baru kali ini selayaknyalah kita tak terlalu mengumbar kemewahan dan kesemarakan yang akan dipertontonkan kepada  para korban bencana alam, para lansia, ibu-ibu hamil atau bayi-bayi yang kini masih berjubel di tenda-tenda pengungsian. Bukankah  akan lebih teberkati bila dana untuk kemewahan itu dialirkan kepada saudara-saudara kita yang menderita ??***

Sunday, December 27, 2020

HADIAH NATAL ”PERWIRA KAPERNAUM”

     Beberapa hari menjelang perayaan Natal 25 Desember 2020, Presiden Jokowi melakukan penggantian menteri-menterinya. Seorang diantaranya adalah Yaqut Cholil Qoumas, yang saat ini masih menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor. Ia diangkat menjadi Menteri Agama.

    Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa organisasi di bawah NU ini selama ini dikenal akrab dengan umat Nasrani atau Kristen. Sering kali, ketika umat Kristen merasa dizolimi atau teraniaya, anggota-anggota Banser (Bantuan Serba Guna) yang menjadi bagian dari GP.Ansor  tampil membela.

Bukan hanya ketika gereja-gereja diancam serangan bom tetapi juga dalam kebebasan beribadah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada perayaan Natal tahun inipun Banser tetap mendampingi pihak kepolisian dan TNI dalam pengamanan.

     Maka tak heran kalau umat Kristiani di Indonesia bergembira dengan penunjukan Ketua Umum GP Ansor ini sebagai Menteri Agama. Terlebih ketika sesaat setelah ia dilantik,  ia  mengumumkan tekadnya untuk menjadikan Kementerian Agama menjadi kementerian bagi semua agama di negeri ini. Lalu ketika perayaan Natal tengah berlangsung di gereja-gereja, ia berkeliling mengunjungi dan mengucapkan selamat Natal kepada tokoh-tokoh gereja dan jemaat, sambil mengecek kepatuhan atas pelaksanaan protokol kesehatan.

Rasanya tidak salah kalau ada yang mengatakan bahwa Tuhan telah mengirimkan “hadiah Natal” seorang yang baik terhadap umat Kristiani di Indonesia. Seorang yang kepribadiannya mirip-mirip dengan perwira  Kapernaum yang selalu membantu orang-orang Yahudi bahkan membiayayi pembangunan rumah Ibadah mereka. Padahal ia adalah perwira Romawi , kerajaan yang tidak selalu baik kepada orang-orang Yahudi.

Kalau perwira Romawi ini hanya membawahi pasukan sekitar setingkat kompi, maka Yaqut saat ini masih mengepalai organisasi yang beranggotakan jutaan orang. ***

  

Saturday, December 26, 2020

ETIKA MEMASANG POHON NATAL

 Hari Natal tanggal 25 Desember 2020 baru saja berlalu. Namun pohon-pohon terang di rumah-rumah keluarga umat Kristiani dan gereja-gereja bahkan juga di sejumlah fasilitas umum,  masih dibiarkan berdiri. Paling tidak sampai satu minggu sesudah tahun baru.

Konon, Pohon Terang awalnya  adalah kreasi dari Marthen Luther, uskup Katolik Jerman yang kemudian memproklamasikan pembaharuan gereja melalui  deklarasi protesnya di pintu gerbang gereja istana Witterberg. Dia pakukan daftar protesnya ke pintu masuk gereja pada tanggal 31 Oktober 1517 karena keesokan harinya jemaat akan berkumpul disitu dalam pesta keagamaan "Segala orang Kudus". 

Kemudian ia mengundang para cerdik pandai untuk mendiskusikan ke-95 dalilnya, khususnya tentang penolakannya mengenai penghapusan siksa akibat dosa - yang menurut pemahaman umum saat itu dapat dibayar dengan amal atau uang. Menurutnya, keselamatan hanya terjadi atas kasih karunia Tuhan semata. Bukan oleh amal perbuataan manusia. Makanya ia sering dijuluki  Bapa Reformasi gereja. Dan jemaatnya disebut  Gereja Reformasi atau Gereja Protestan.

 

Belum kita temukan adanya uraian resmi tentang makna Pohoh Terang ini serta bagian-bagiannya - termasuk dari Marthen Luther sendiri. Tapi kalau kita baca Kitab Injil, kita  akan temukan sering sekali Yesus Kristus memberi perumpamaan yang menggambarkan diriNya sebagai “Pohon” dan “Terang”.

Sebagai pohon, Dia adalah “pohon kehidupan”. Cabang dan carang atau ranting-rantinya dilambangkan sebagai para murid dan pengikutNya. Setiap cabang, carang atau ranting harus menghasilkan buah-buah iman dan kebaikan. Yang tidak memberikan buah-buah yang baik atau busuk harus dipotong dengan kampak dan dibuang ke dalam api.

Bp. J.K.Tumakaka (alm.) sebagai seorang fungsionaris di Majelis Synode GPIB dahulu pernah mengibaratkan cabang dan carang-carang pohon itu sebagai bermacam-macam organisasi dan denominasi dalam gereja di dunia ini. Dalam pembekalan calon anggota majelis gereja saat itu, dikatakan, meskipun ada beberapa perbedaan dalam pemahaman, tetapi semuanya berpangkal pada satu pohon, yaitu Yesus Kristus. Setiap cabang yang lepas dari pohonnya akan mati dan setiap carang atau ranting nanti akan diuji dengan melihat buah-buahnya.

Yesus mengumpamakan diriNya sebagai terang, terang dunia. Pembawa kebenaran yang menerangi isi dunia ini. Di mana makin banyak umat manusia sudah tak dapat lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Seperti tak tahu lagi , mana tangan kiri dan mana tangan kanan. Para murid atau para rasul serta jemaat yang disebutNya sebagai “anak-anak terang”, harus mengabarkan kebenaran itu ke segenap umat manusia.

Pada pohon terang, terang  dilambangkan dengan lilin-lilin kecil atau lampu warna-warni yang memancarkan cahaya dan keindahan. Sumber “terang” itu harus diletakkan ditempat tinggi sehingga mudah terlihat dan dapat menerangi kegelapan di sekitarnya. Tidak ditaruh di bawah gantang. Kalau lampunya mati, tak bersinar yang artinya tak bersaksi lagi memberitakan kebenaran,  maka dia tak berarti lagi. “Anak-anak terang” yang tak menerangi sekitarnya atau padam, tak lagi berguna akan dibuang. Sama seperti garam, kalau sudah tawar, tak lagi berguna dan harus dibuang.

Ornamen-ornamen lainnya seperti rumbai-rumbai  hiasan adalah tambahan untuk melambangkan kemuliaan Tuhan seperti diperlihatkan Tuhan kepada para gembala di atas langit padang Efrata oleh kehadiran rombongan malaikat pemuji yang menyanyikan “Kemuliaan Bagi Allah di tempat maha tinggi dan Damai Sejahtera di Bumi bagi orang  yang berkenan kepadaNya”.

Selain batang, cabang dan lampu-lampu penerang, unsur penting lainnya yang mestinya sealu ada di setiap pohon terang adalah buah-buah yang berwarna indah. Melambangkan perbuatan-perbuatan yang baik, buah Roh, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesetiaan, lemah lembut dst.

Jadi kalau ada yang mengganti atau menambahkan lambang-lambang  buah Roh (perbuatan baik) dengan sandal-sandal, kue atau barang-barang lainnya yang tak bermakna alkitabiah, itu adalah suatu perbuatan kurang etis oleh orang yang kurang paham.  Mestinya yang sudah paham - mengingatkan atau mencegah hal ini agar tidak terjadi sehingga tidak menjadi batu sandungan. Suatu kesempatan baik memberitakan Injil yang benar.***

 

 

 

 

 

Wednesday, December 26, 2018

SELAMAT NATAL, ANTARA HARAM DAN TIDAK

Penegasan Ketua Umum MUI KH.Ma'ruf Amin bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa yg melarang umat Muslim mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani, membuat semuanya menjadi jelas.

Beliau sendiri yg diwawancarai Rosi di Kompas tv bbrp waktu lalu mengatakan tak akan sungkan2 mengcapkannya. Namun, setiap orang bebas menentukan sikapnya masing2.

IBADAH NATAL dan PERAYAAN NATAL ADALAH HAL YG BERBEDA

 Hari-hari ini ramai diperbincangkan boleh tidaknya umat Muslim mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani. Alasannya dulu, karena fatwa MUI mengharamkannya.
Tetapi bbrpa waktu lalu, Ketua Umum MUI menegaskan MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa demikian. Bahkan sebuah video yg sdh menyebar, beliau sendiri sdh mengucapkan Selama Natal.
Yg benar, kata beliau, yg difatwakan MUI adalah larangan umat Muslim mengikuti peribadatannya umat Kristiani.

Sebetulnya pemimpin-pemimpin umat Kristiani sdh lama paham akan hal ini.
Makanya pada setiap Hari Natal sering diadakan dua jenis acara. Satu, IBADAH NATAL dan dua, PERAYAAN NATAL.


Yg pertama, susunan acaranya (Liturgi) disusun secara ketat. Pujian, pembacaan Kitab Suci, doa dan sakramen lainnya. Perjamuan Kudus ( makan roti dan minum anggur), misalnya, tidak semua jemaat boleh ikut. Hanya mereka yg telah lulus mengikuti pendidikan Katekisasi dan diteguhkan sebagai warga sidi. Bagaimana mungkin umat lain bisa ikut peribadatan ini ? Jangankan umat Muslim. Antar sesama umat Kristiani saja belum tentu bisa ikut cara perbadatan di gereja yg berbeda denominasinya. Misalnya Katolik ke Protestan dan sebaliknya.


Kedua, PERAYAAN. Acara ini biasanya sesudah Ibadah Natal. Acaranya, tidak seketat liturgi. Lebih bernuansa ucapan syukur, sukacita dan gembira. Boleh menggunakan band serta artis-artis penyanyi kidung Rohani .


Nah pada kesempatan inilah biasanya tamu-tamu dan para sahabat non Kristiani didaulat ikut. Intinya tidak ada tata ibadah yg harus diikuti. Tapi, dalam berbagai komentar bbrp hari ini, nampaknya ada yg tak bisa membedakan kedua acara ini.
Seperti yg ditegaskan Ketua Umum MUI dlm ketika diwawancarai Rosi dari Kompas tv bbrp waktu lalu, yg dilarang adalah mengikuti Ibadah. Hal yg sesungguhnya oleh pihak gereja sendiri dianggap tidak etis, kecuali atas keinginan sendiri dan diijinkan.
Kesimpulannya, sebelum berkomentar, perlu tahu dulu perbedaan ini agar tak dikacaukan.***

Saturday, January 3, 2015

POHON TERANG DENGAN MAKNA-MAKNA ROHANIANYA



  Hari Natal tanggal 25 Desember 2014 dan hari pertama Tahun Baru 2015 telah berlalu. Namun pohon-pohon terang di rumah-rumah keluarga umat Kristiani dan gereja-gereja bahkan juga di sejumlah fasilitas umum,  masih dibiarkan berdiri. Paling tidak sampai satu minggu sesudah tahun baru.

Konon, Pohon Terang awalnya  adalah kreasi dari Marthen Luther, uskup Katolik Jerman yang kemudian memproklamasikan pembaharuan melalui  Deklarasi protesnya di pintu gerbang gereja istana Witterberg pada tanggal 31 Oktober 1517 karena keesokan harinya jemaat akan berkumpul disitu dalam pesta keagamaan "Segala orang Kudus". 

Ia mengundang para cerdik pandai untuk mendiskusikan ke-95 dalilnya khususnya tentang penolakannya mengenai penghapusan siksa karena dosa yang dapat dibayar dengan amal atau uang. Menurutnya keselamatan hanya terjadi oleh kasih karunia Tuhan semata bukan oleh amal perbuataan manusia. Makanya ia sering dijuluki  Bapa Reformasi gereja, dan jemaatnya disebut sebagai  Gereja Reformasi atau Gereja Protestan.

Mengingat maknanya, maka Pohon Terang ini tahun  50-an dahulu dipakai sebagai lambang partai politik yang beraliran paham Protestantisme, yaitu Partai Kristen Indonesia (Parkindo).

Bagian utama dari Pohon Terang, adalah pohon, carang-carangnya, buah dan llilin atau untaian lampu hias  warna-warni dan berkelap-kelip. Sedang ornamen-ornamen lainnya seperti rumbai-rumbai  hiasan adalah tambahan untuk melambangkan kemuliaan Tuhan seperti diperlihatkan Tuhan kepada para gembala di atas langit padang Efrata oleh kehadiran rombongan malaikat pemuji yang menyanyikan “Kemuliaan Bagi Allah di tempat maha tinggi dan Damai Sejahtera di Bumi bagi orang  yang berkenan kepadaNya”.

Makna pohon dan carang-carang adalah mengacu pada ajaran Yesus bahwa diri-Nya adalah ibarat  pohon kehidupan dan para murid dan pengikutNya sebagai  carang-carangnya. Seiap carang atau cabang tak akan dapat hidup bila terlepas dari pohonnya.

Setiap carang harus menghasilkan buah-buah kasih. Carang yang tidak menghasilkan buah akan dipotong dan dibuang ke dalam api. Sedang lilin atau hiasan lampu melambangkan terang yang menerangi dunia, karena Yesus, disamping mengajarkan diri-Nya sebagai pohon Kehidupan, juga sebagai “Terang Dunia” yang membawa kebenaran untuk kehidupan dunia yang serba rusak ini. Murid-muridnya dan segenap pengikut-Nya juga harus menjadi “terang dunia” di sekitarnya. Dan “terang” itu harus diletakan ditempat tinggi yang dapat menerangi sekitarnya. Tidak ditaruh di bawah gantang.

Sedangkan asesoris bintang besar yang biasanya dipasang dipuncak Pohon Terang, melambangkan Bintang  Besar yang dilihat dan diikuti pergerakannya oleh Orang Majus dari sebelah timur sampai berhenti tepat di atas kota Betlehem Efrata Palestina sekarang.

Jadi adalah suatu perbuatan kurang etis oleh orang yang kurang paham kalau ada di suatu tempat ada  yang mengganti lambang-lambang  buah kasih (perbuatan baik) dengan sandal-sandal pada pohon terang.


Wednesday, December 24, 2014

DESEMBER KELABU, DESEMBER CERIA



Setiap bulan Desember umat Kristiani di seluruh dunia termasuk di Indonesia menyambut Natal dengan berbagai cara. Karena libur terkait Natal ini dekat bahkan nyambung  dengan libur Tahun baru, sehingga menjadi lumayan panjang, maka bukan umat Kristiani saja yang ikut menikmatinya. Entah bertamasya, mengunjungi keluarga dan lain sebagainya.
Nyatanya, menjelang Natal, semua tiket-tiket perjalanan, kereta api, bus, pesawat terbang bahkan kapa laut habis sebelum waktunya. Semua orang tanpa lihat agamanya ikut memanfaatkan masa libur ini dengan sebaik-baiknya. Ada sukacita di dalamnya.
Hanya saja di Indonesia,  karena siklus musimnya , yaitu pada bulan-bulan berakhiran ber sampai bulan-bulan awal tahun berikutnya merupakan musim penghujan, menyebabkan sering terjadi musibah banjir dan longsor. Dan entah mengapa, berbarengan dengan itu terjadi juga letupan-letupan gunung berapi di  sejumlah tempat. Semua ini menimbulkan bencana yang membawa kergian banyak korban jiwa, harta benda dan lingkungan.
Tidak cukup dengan itu bulan Desember tahun ini kita dikejutkan pula oleh berbagai tindak kriminal yang sadis. Pembantaian 141 anak-anak sekolah beserta guru-guru mereka di Pakistan, penyekapan dan penyiksaan para majikan pada pembantu rumah tangga mereka. Ada anak membunuh ibu bapanya, memperkarakan ibunya, janda lanjut usia, dan ada ibu yang dikabarkan menghabisi nyawa lima anaknya tanpa jelas penyebabnya.
Pada perayaan Natal tahun inipun, umat Kristiani bahkan juga aparat keamanan masih ada yang mengkhawatirkan terjaminnya kenyamanan mereka dalam ibadah Natal ini. Masih belum lenyap dari ingatan akan pengeboman gereja-gereja pada waktu-waktu yang lalu. Sampai-sampai polisi dan aparat keamanan lainnya bahkan salah satu ormas Islam, Banser, menyiapkan diri ikut mengamankan.
Begitu gelapkah masa depan bangsa ini ? Agaknya tidak. Dengan pemerintahan baru pimpinan Jokowi-JK, yang kini bertekad untuk memperbaiki kehidupan bangsa ini ke depan, ada harapan akan menjadikannya semua jadi lebih baik.

ALANGKAH INDAH GOLKAR HIDUP RUKUN

 


    Pada suatu perayaan Natal tahun 90-an, kami dari Paduan Suara Jemaat  GPIB Marturia Jakarta Timur saat itu diundang ikut dalam perayaan Natal  Partai Golkar di Kantor DPP di kawasan Slipi Jakarta.
    Di tempat itu  beberapa waktu lalu  para pemuda Golkar baku jotos, untuk memperebutkan kantor ini oleh pihak yang pro Munas Bali dan kelompok yang pro Munas Ancol Jakarta. Lalu, di tempat itu pula hari ini (23/12/14) juru runding dari kedua kubu yang berseteru ini bertemu untuk mencoba mencari upaya perdamaian dan penyatuan kembali.
     Kedua peristiwa inilah yang menginspirasi penulis mengisahkan kembali kenangan pada perayaan Natal Golkar ini. Ketika itu sedang hangat-hangatnya masa kampanye pemilihan umum, di mana seperti biasanya terjadi saling menonjol-nonjolkan kelebihan figur-figur partainya dan pada saat yang sama membuka-buka kekurangan bahkan aib pihak pesaingnya. Dan akibatnya di beberapa tempat nyaris terjadi konflik fisik.
Maka dalam suasana Natal namun  situasi politik yang memanas saat  itulah , maka  kami bawakan Kidung Pujian-Pujian dari Mazmur 133, suatu kidung yang indah   ciptaan Raja (Nabi) Daud yang yang menganjurkan perdamaian dengan judul “Persaudaraan Yang Rukun”.
Bait-baitnya seperti di bawah ini :

 Sungguh, alangkah baik,
Alangkah baik dan alangkah indah
Alangkah baik, alangkah baik.

Sungguh, alangkah baik,
alangkah baik dan alangkah indah
Bila saudara diam bersama,
Bila  bersama saudara hidup rukun
Diam bersama dengan rukun,
Alangkah indah hidup rukun

Seperti minyak di atas kepala
Tebarkan harum basahi leher jubah
Bagai embun sejuk di puncak gunung,
Alirkan subur tanah di lembah
Alangkah baik, ya sungguh baik
Alangkah baik, oh sungguh baik

Oh karena ke sana TUHAN memerintahkan,
Karena ke sana TUHAN memerintahkan
Berkat kehidupan selama-lamanya,
Berkat kehidupan selama-lamanya.
Alangkah baik, alangkah baik.

Ya, alangkah baik  pesan kidung yang indah ini direnungkan kembali oleh setiap insan Golkar !! Andai Golkar cepat rukun kembali dan menyeleggarakan lagi perayaan Natal serta bermaksud menikmati kembali kidung rohani ini, maka dapat saja mengundang Paduan Suara salah satu Jemaat Gereja. Karena kidung ini begitu indahnya  maka sering  dinyanyikan, khususnya di kalangan Jemaat Kristen Protestan.

Wednesday, December 23, 2009

MENYONGSONG NATAL 2009

Setiap menyongsong kedatangan hari Natal, rasanya seperti bersiap-siap menonton sebuah
film super kolosal yang disutradarai oleh Sutradara Maha Agung. Bayangkan, pelaku-pelakunya saja siapa :
1. Malaikat Gabriel, yang menjumpai Maria dan Imam Zakaria, membawa berita akan lahirnya
Yesus dan Yohanes sebagai pendahuluNya.
2. Sejumlah besar tentara sorga pemuji di angkasa Padang Effrata : "Kemuliaan bagi Allah di
tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di antara manusia yang berkenan kepadaNya."
3. Kaisar Agustus. ("....Daftarkan semua orang di dunia....." ).
4. Raja Herodes. ( ".... bunuh semua anak-anak Betlehem 2 tahun ke bawah....!"
5. Imam Zakaria. (Gabriel : "...Aku membawa kabar baik bagimu..."
6. Yohanes Pembabtis : "..... akan datang seorang yang lebih besar dari pada aku..."
7. Para gembala Effrata : ( Malaikat : ".. aku memberitakan kabar kesukaan besar bagi seluruh bangsa : hari ini telah lahir bagimu Kristus, Tuhan, di Kota Daud..."
8. Orang Majus dari Timur : "... di manakah raja yang baru dilahirkan itu ?"
9. Bintang Timur yang menuntun di langit.
10. Elizabeth: "... diberkatilah engkau (Maria) dan bayi dalam rahimmu....!"
11. Maria : (Gabriel : "Engkau akan mengandung dan melahirkan bayi laki-laki yang harus
engkau namai Yesus...."
12. Yusuf .( Malaikat :"...jangan ceraikan Maria, ia mengandung dari Roh Kudus dan akan
melahirkan anak laki-laki yang akan engkau namakan Yesus.."
13. Bintang Utama : Bayi YESUS.

Lokasi ??
1. Taman Firdaus.
2. Bait Allah di Yerusalem.
3. Istana Kaisar di Roma.
4. Istana Herodes di Yerusalem.
5. Padang Effrata.
6. Kandang Betlehem.

Pelaku Pra Kelahiran :
1. Adam dan Hawa (jatuh ke dalam dosa).
2. Iblis (ular jadi-jadian).
3. Para nabi yang menubuatkan janji Allah akan menyelamatkan manusia dari dosa melalui
Messias yang akan dilahiran "anak dara".
a. Nabi Yesaya. 800 th SM ( ".... Anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dinamai Imanuel".
b. Nabi Micha : 800 th. SM ( "... akan lahir di Betlehem tanah Yehuda..."
c. Nabi Yermia : 627 th. SM ( :.... "akan ada pembunuhan anak-anak di Betlehem" (untuk
membunuh bayi Yesus).
d. Nabi Hosea . ( "...dari Mesir Kupanggil AnakKu").
e. Yohanes Pembabtis . ( " Yang akan datang Seorang yang lebih besar dari pada aku..."
f. dan banyak nabi lagi....

Bayangkan bila kita berdiri di kemuncak gunung atau gedung tinggi pada malam tak berawan dengan bintang-bintang gemerlapan. Tiba-tiba muncul sepasukan besar bala tentara surga (siapa panglimanya ? . Mikhail ) memuji Tuhan, menyambut kelahiran Yesus (Isa) Almasih seperti di angkasa Effrata itu. Lalu ada pula sebuah bintang cemerlang melintas dari Timur dan berhenti di atas Betlehem !.

Tapi episode yang lebih dahsyat lagi adalah yang berikutnya : Bila IA datang kembali sebagaimana dilukiskan kitab Wahyu. Semua lutut akan menyembah. Inilah Hari Besar yang selalu dinanti-nantikan orang-orang berdosa yang telah ditebus dan "diasuransikan" jiwanya dengan "polis" yang telah dibayar sekali lunas dengan korban "Anak Domba Allah". Ahli warisnya bukan isteri/suami, ibu/ayah, anak-cucu, saudara atau sahabat karib tetapi diri pribadi sendiri ! Marilah, nantikanlah Hari Besar yang dirindukan itu !!

TUHANKU SEG'RA 'KAN KEMBALI (KJ.277)
1 3 2 1 5 . 6 5 3 2 1 3 2 .
Tuhanku seg'ra 'kan kembali ke dunia
Tak satu pun tahu akan waktu tibaNya.
Di pagi cerlang, pada saat buana
ditinggalkan sang malam pekat
Ref :
Masih lamakah Tuhanku ?

UmatMu berseru menyanyikan Kristus Datang
Haleluya ! Amin. Haleluya ! Amin.

Dan mungkin datangnya 'kan di tengah hari
Dan mungkin di saat menurun mentari,
Di malam gelap, waktu orang tak nyana
Kristus datang ke dunia. Ref :...

Contact Form

Name

Email *

Message *