Pada suatu
perayaan Natal tahun 90-an, kami dari Paduan Suara Jemaat GPIB Marturia Jakarta Timur saat itu diundang
ikut dalam perayaan Natal Partai Golkar
di Kantor DPP di kawasan Slipi Jakarta.
Di tempat itu beberapa waktu lalu para pemuda Golkar baku jotos, untuk
memperebutkan kantor ini oleh pihak yang pro Munas Bali dan kelompok yang pro Munas
Ancol Jakarta. Lalu, di tempat itu pula hari ini (23/12/14) juru runding dari
kedua kubu yang berseteru ini bertemu untuk mencoba mencari upaya perdamaian
dan penyatuan kembali.
Kedua peristiwa
inilah yang menginspirasi penulis mengisahkan kembali kenangan pada perayaan
Natal Golkar ini. Ketika itu sedang hangat-hangatnya masa kampanye pemilihan
umum, di mana seperti biasanya terjadi saling menonjol-nonjolkan kelebihan
figur-figur partainya dan pada saat yang sama membuka-buka kekurangan bahkan
aib pihak pesaingnya. Dan akibatnya di beberapa tempat nyaris terjadi konflik
fisik.
Maka dalam suasana Natal
namun situasi politik yang memanas saat itulah , maka kami bawakan Kidung Pujian-Pujian dari Mazmur 133,
suatu kidung yang indah ciptaan Raja
(Nabi) Daud yang yang menganjurkan perdamaian dengan judul “Persaudaraan Yang Rukun”.
Bait-baitnya seperti di bawah
ini :
Sungguh, alangkah baik,
Alangkah baik dan alangkah indah
Alangkah baik, alangkah baik.
Sungguh, alangkah baik,
alangkah baik dan alangkah indah
Bila saudara diam bersama,
Bila bersama saudara hidup rukun
Diam bersama dengan rukun,
Alangkah indah hidup rukun
Seperti minyak di atas kepala
Tebarkan harum basahi leher jubah
Bagai embun sejuk di puncak
gunung,
Alirkan subur tanah di lembah
Alangkah baik, ya sungguh baik
Alangkah baik, oh sungguh baik
Oh karena ke sana TUHAN
memerintahkan,
Karena ke sana TUHAN
memerintahkan
Berkat kehidupan selama-lamanya,
Berkat kehidupan selama-lamanya.
Alangkah baik, alangkah baik.
Ya, alangkah baik pesan kidung yang indah ini direnungkan
kembali oleh setiap insan Golkar !! Andai Golkar cepat rukun kembali dan menyeleggarakan
lagi perayaan Natal serta bermaksud menikmati kembali kidung rohani ini, maka
dapat saja mengundang Paduan Suara salah satu Jemaat Gereja. Karena kidung ini
begitu indahnya maka sering dinyanyikan, khususnya di kalangan Jemaat
Kristen Protestan.
No comments:
Post a Comment