Beberapa waktu lalu persebakbolaan di
Tanah Air sempat menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Itu terjadi
sesudah Polri mengobrak-abrik arsip-arsip kantor PSSI dan menangkapi beberapa
orang personilnya. Lembaga yang nyaris tak tersentuh karena ditamengi statuta
Fifa itu, akhirnya tak berkutik juga setelah terkuak adanya praktek suap untuk
merekayasa hasil pertandingn. Terbukti dari hasil operasi tangkap tangan (OTT)
dari beberapa tersangka bahkan kemudian sampai merembet ke Plt. Ketua Umum
PSSI.
Sementara proses hukum berjalan,
penyelenggaraan pertandingan sepakbola mulai melibatkan Pemerintah melalui
Kementerian Olah Raga dan Pemuda. Dalam laga Asian Games tahun lalu, dibawa
asuhan pelatih Luis Milla PSSI nampak menunjukan banyak peningkatan meskipun
tidak sampai lolos ke babak final.
Lebih membanggakan lagi ketika dalam
AFF 2018 Indonedia U19 berhasil mengalahkan juara bertahan Thailand 2-1 yang
memang dikenal kuat di Vetnam. Begitu sukacitanya penggemar bola di Indonesia
menyambut kemenangan itu sampai-sampai Pemerintah memberikah hadiah uang yang
tidak tanggung-tanggung ditambah janji
kemudahan untuk menjadi PNS atau TNI/Polri.
Namun sayang, kemudian kegembiraan
kemenangan ini dibuyarkan kembali oleh kekalahan U23 lawan Thaland 0-4 pada 22 Maret 2019 di Hanoi.
Kalah dan menang dalam laga sepakbola
memang hal biasa. Tetapi kasus pengaturan skor nampaknya belum berakhir tuntas
meskipun Tim anti suap dari Polri masih tetap terjadi. Terbukti dengan adanya
investigasi terhadap beberapa klub selama laga Piala Presiden yang lalu karena diduga terlibat kasus
pengatuan skor.
Satu hal lagi yang terkadang membuat
pencinta sepakbola di Tanah Air sering sebal menonton pertandingan sepakbola
kita, yaitu penampilan pemain-pemain yang kelewat sering melakukan pelanggaran.
Padahal penonton ingin melihat teknik permainan yang cantik. Bukan mau menonton
orang-orang yang suka menjegal kaki lawan hingga terjatuh dan membahayakan. Atau
menarik tubuh atau pakaian lawan.
Pelanggaran-pelanggaran ini sering
kali menyebabkan wasit memberikan kartu kuning bahkan kartu merah. Bila ini
terjadi dalam laga internasional, bukan saja akan memalukan, tetapi juga bisa
mendapatkan hukuman penalti karena biasanya pelanggaan ini terjadi di kotak
penalti. ***
No comments:
Post a Comment