Di Benteng Pa'ano, Tentara Belanda Kocar-kacir
D
|
alam benteng mereka membangun rumah-rumah tempat tinggal di kala perang. Sekelilingnya digali parit pertahanan yang dalam, lalu pagar dua lapis dari bulu tui (buluh batu). Di tengah-tengahnya diisi tanah dan pasir. Pada bagian luarnya dipasangi ranjau-ranjau dari bambu yang diruncing kedua ujungnya. Jumlahnya tak terhitung lagi, sehingga kalau dilihat dari luar tampak seperti duri-duri rotan karena banyaknya.
Di luar parit, masih ada lagi lobang-lobang tanah tersembunyi yang ditanami ranjau-ranjau kemudian ditutup tanah dan daun-daun yang sangat tipis sehingga tak terlihat oleh musuh. Di atas benteng pada bagian luarnya, ada keranjang-keranjang besar berisikan batu-batu besar, digantung dengan tali ijuk.
Apabila dilihat dari luar, tampak seperti sarang-sarang lebah madu. Bila ada musuh yang datang menyerang dalam jumlah banyak, batu-batu dalam keranjang itu akan diputuskan talinya sehingga akan terjadi tumpahan atau hujan batu yang menggelinding - menimpa musuh atau segala apa saja yang berada dibawahnya.
Pada bagian dinding pintu penteng, digantung dio-dio atau lonceng yang dibunyikan sebagai tanda bahaya atau alarm untuk siap-siaga. Di atas pintu itu dibuat pula titian yang melintasi parit benteng sebagai jalan keluar-masuk benteng. Apabila semua penghuni benteng sudah masuk ke dalam, titian itu ditarik masuk dan pintu ditutup rapat-rapat.
Dalam keadaan genting, pada setiap pintu
benteng ditempatkan penjaga dan pengintai yang selalu mengawasi keadaan di
sekeliling benteng. Benteng ini pernah diserang tentara penjajah Belanda tapi mereka mundur, kocar-kacir. ***
No comments:
Post a Comment