Tim
Gerak cepat KPK dalam operasi tangkap tangan di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) Sukamiskin
Bandung Jumat tanggal 20 Juli 2018 tengah malam jam
2.15 menerobos masuk penjara Sukamiskin. Dan tentu saja segera mengemparkan seluruh jajaran Kementerian Hukum dan HAM. Kementerian
pimpinan Menteri Yasonna Hamonangan
Laoly itu kalangkabut.
Bagaimana
tidak. Wahid Husen, Ka Lapas Sukamiskin,
seorang stafnya, dua napi setempat langsung digiring KPK memakai jaket oranye
khas KPK berikut seorang artis terkenal Inneke
Koesherawati yang konon juga pemilik hotel terkenal yang pernah kesohor
sebagai Menara miring “Saidah”di Jakarta. Sementara isteri terpidana korupsi
kasus Bakamla ini masih sebagai saksi.
Beberapa
gepok uang senilai Rp20.505.00
tambah US $ 410 disita sebagai bukti awal dalam operasi
tangkap tangan itu. Baru sebagai bukti awal, karena sesudah itu ketemu lagi
ratusan juta lainnya disamping dua mobil mewah yang diduga juga berkaitan
dengan suap-menyuap.
Informasi
menyusul mengabarkan sudah dua truk penuh barang bukti yang diangkut ke KPK dari
Lapas yang dihuni banyak terpidana korupsi itu.
Menteri
Laoly yang merasa mendapat tamparan keras oleh kejadian itu, langsung naik
pitam.Mengaku tidak saatnya lagi untuk membela diri. Ia langsung memerintahkan
pemeriksaan mendadak (sidak) malam itu juga. Ia memerintahkan para jajarannya
apel lalu memasuki semua sel-sel lapas di seluruh kota besar di dareah-daerah.
Ia
sendiri mulai dituntut mengundurkan diri oleh beberapa politisi
dari partai oposisi. Tapi Laoly hanya menjawab itu tergantung Presiden.
Maka
Minggu malam sesudah peristiwa Jumat menggemparkan itu, ia memimpin langsung
sidak di Lapas Kelas I Porong Surabaya. Ia sedikit lega, karena di Lapas terbesar itu ia hanya menemukan
beberapa pelanggaran kecil. Seperti penemuan beberapa barang di antaranya colokan listrik,
kipas angin, obat-obatan, obat nyamuk, pemanas air, korek, pisau, rokok,
parfum, minyak angin, sendok, garpu, gunting, alat cukur. Tidak ditemukan yang
aneh-aneh. Hak-hak napi juga dipenuhi.
Ada fasilitas yang diberikan sesuai dengan protap yang ada," kata Yasonna
usai melakukan penggeledahan. Dia juga
masih menunggu hasul sidak di daerah-aerah lainnya.
Di Provinsi Jambi sidak dipimpin oleh jajaran Kakanwil Kemenkumham
Jambi. Tapi ironisnya,konon Kalapas Klas II A Jambi Bambang Palasara hanya
melakukan sidak ke dalam Lapas hanya dengan timnya saja. Sementara puluhan awak
media yang sejak sore diundangnya untuk peliputan justru dilarang masuk. Maka
dapatlah diperkiakan bagaimana obyetivitasnya.
****
****
Langkah mengejutkan PK ini patut diapresiasi. Suatu terobosan yang
selama ini sulit dilakukan oleh pejabat dan instansi manapun. Bahkan oleh
presiden-presiden sebelumnya yang juga selalu berusaha untuk menanggulangi kasus
yang terus berulang ini. Karena
menyangkut oknum-oknum tak tersentuh (untouchable)
. Menurut Laoly, ia sudah lima kali mengganti Kalapas, tapi belum satu pun
yang mampu membereskan carut-marut di lapas tsb. Baik menyangkut sewa-menyewa
fasilitas, ijin keluar lapas, lebih-lebih lagi masalah bandar narkoba.
Sampai-sampai Budi Waseso mantan Kepala BNN yang sekarang jadi Ketua Bulog, pernah
frustrasi. Minta agar para terpidana bandar Narkoba ditempatkan di lapas yang
dikelilingi buaya-buaya ganas.
Tapi mengherankan juga. Masih ada
saja poliTIKUS yang masih menganggap, KPK dengan OTT di Lapas Sukamiskin ini hanya
car-cari kerjaan untuk menggagalkan RKUHP. Masih ada poliTIKUS yang menganggap
prestasi briliant KPK ini hanya ecek-ecek !!.
Sangat disayangkan poliTIKUS ini datang
dari seorang Taifuqulhadi dari Partai Nasdem asuhan Surya Paloh yang selama ini
dikenal idealis.
Ketika Partai Nasdem saat ini sedang laku
pasar dengan membanjirkan para selebriti berduyun-duyun mendaftar jadi kader
Nasdem, maka barangkali saatnya pula partai ini mengevaluasi kembali
kader-kadernya yang suaranya bernama miring.
Namun gembira juga kita mendengar Komisi
III DPR Bidang Hukum yang selama ini dicitrakan ingin membubarkan KPK atau setidak-tidaknya
mau mengamputasi beberapa kewenangan KPK, sekarang jadi berubah mengapresisasi
KPK . Bahkan menawarkan untuk menambah sejumlah besar anggaran operasioanl untuki KPK di APBN. ***
No comments:
Post a Comment