Pada masa kampanye Pilpres/Legislatif 2019 saat ini, dalam Tim Pemenangan
kedua kubu yang bersaing, yaitu 01
Jokowi-Ma’ruf Amin di satu pihak dan kubu 02 Prabowo Subyanto di lain pihak,
sama-sama terdapat mantan-mantan tokoh militer kawakan disamping tokoh-tokoh
politik senior. Bahkan diantara mantan perwira tinggi itu, ada yang pernah
menjabat sebagai pimpinan tertinggi TNI di bawah Presiden sebagai Panglima
tertinggi.
Maka dapat dipahamilah kalau dalam kampanye Pilpres sekarang terjadi
kolaborasi atau perpaduan taktik militer dan strategi politik dalam upaya
memperoleh kemenangan. Tentu saja minus perang. Semuanya harus dalam koridor
konstitusi dan peraturan perundang-undangan.
Pada masa perang mempertahankan kemerdekaan dahulu, Panglima Besar
Jendral Sudirman kerap mengeluarkan Perintah Siasat. Perintah Siasat 1, PS 2
dan seterusnya dalam menghadapi kekuatan agresor Belanda. Dari sisi politik,
mantan Gubernur Ali Sadikin alm. menganggap politik itu adalah bagaimana
mengubah lawan menjadi kawan.
Dan rupanya itulah strategi politik yang sudah, sedang dan terus akan
dilaksanakan kedua kubu pada masa kampanye ini. Hasilnya, TGB, La Nyalla
Mattalitti dll. serta pimpinan beberapa cabang partai dari kubu 02 hengkang beralih ke
kubu 01. Hal yang sama juga ada terjadi dari pendukung 01 beralih ke 02.
Petanda masuknya siasat gaya militer itu nampak dari penggunaan
istilah-istilah militer seperti ‘markas besar’ yang dipindahkan ke Solo atau
pembentukan Koppasandi ( Komando Ulama Pemenangan Prabowo-Sandi).
Pemindahan markas tim pemenangan kubu 02 ke Jawa Tengah yang merupakan
lumbung suara utama bagi kubu 01 lebih-lebih lagi di Solo sebagai kota asal
Capres 01, oleh sementara pengamat dianggap sebagai upaya mengganggu
konsentrasi tim pemenangan 01 bahkan sebagai upaya untuk mengalahkan saingan
dari basisnya.
Di lain pihak, di pihak kubu 01 juga mulai menggunakan istilah ‘menyerang’ yang lazim digunakan
di kalangan militer. Hanya menurut Erick Thohir yang memunculkan istilah itu,
yang dimaksudkannya dalam arti baik, seperti dalam pertandingan sepakbola.
Kalau diserang lawan, kita harus balik menyerang, kata mantan pemilik klub
sepakbola di Italia itu.***
No comments:
Post a Comment