Delapan
anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menolak
pembagian pin emas yang harus disematkan pada waktu pelantikan nanti. Hal ini
terungkap dari gerutu Wakil Ketua DPRD Mohamad Taufik dari Partai Gerindra yang
menyesalkannya karena itu sudah diprogramkan dan dianggarkan dalam ABPD.
Katanya, PSI hanya mau mencari sensasi sebagai partai baru.
Kedelapan
anggota DPRD yang menolak tersebut menganggap penggunaan pin mas yang
menghabiskan anggaran Rp 1,3 milyar itu
hanya merupakan penghamburan dan pemborosan uang rakyat. Penghormatan terhadap
anggota Dewan bukan pada pin yang mereka pakai tetapi pada pengabdian mereka
pada masyarakat. Mereka minta supaya pin
itu diganti saja dengan bahan yang lebih murah, misalnya dari kuningan.
Rupa-rupanya
para wakil rakyat dari PSI di Provinsi DKI Jakarta ini mulai melaksanakan “ancaman” Grace Natalie Ketua Umum PSI dalam kampanye
dahulu, bahwa kehadiran mereka di Parlemen nanti akan mengganggu kenyamanan
bagi para anggota Dewan. Maksudnya, akan
menjadi penghalang dan pengeritik terhadap
mereka yang selama ini terbiasa dengan perilaku kurang terpuji di lingkungan lembaga perwakilan
rakyat itu seperti pemborosan anggaran, kemalasan mengikuti sidang dan
lain-lainnya. Sayangnya, pada Pemilu
pertamanya ini, PSI belum berhasil meloloskan wakilnya di DPR Senayan. Namun
demikian, kehadiran mereka di DPRD di Ibukota Negara Jakarta ini gaung
sepak-terjang mereka bisa berdampak positif ke seluruh negeri.
Mudah-mudahan
tidak hanya sampai di masalah pin ini. Masih kita nantikan bagaimana sikap
mereka nanti dalam proses pembahasan RAPBD, kebiasaan sejumlah anggota Dewan ataupun
pejabat eksekutif yang doyan study banding ke luar negeri, kunjungan kerja
dan program lainnya yang memakan anggaran besar. ***
No comments:
Post a Comment