**Jatuhnya
korban jiwa sepuluh remaja siswa SMP akibat bencana banjir di Sleman Daerah Istimewa
Jogyakarta tanggal 21 Februari 2020 yang lalu membuat semua orang prihatin. Penulis lalu teringat
kembali seorang sahabat, aktivis dan ketua Dewan Mahasiwa IKIP Negeri Jakarta tahun 70-an(sekarang-UIN)
yang menjadi korban banjir. Teman ini sering datang ke kantor kami, redaksi
Harian KAMI (Kesatuan Mahasiswa Indonesia) dan sering pula bertemu di Gedung
Kebudayaan Cekoslovakia Jakarta.
Suatu hari
ia memimpin serombongan mahasiswa IKIP melakukan kegiatan di pinggir sungai
yang melewati Kebun Raya Bogor. Meski cuaca cerah, tiba-tiba saja datang banjir
bandang yang menyapu para mahasiswa tersebut. Banyak yang jadi korban,
termasuk teman ini.
Dari penyelidikan
kemudian diketahui, pihak pengelola pintu air di Katulampa Bogor agak di hulu saat itu
membuka semua pintu-pintu air dengan maksud mengelonsorkan atau membersihkan
sampah-sampah di sepanjang kali yang melewati tempat wisata itu. Sayangnya, tidak
terlintas dalam pikiran mereka akan kemungkinan adanya warga masyarakat atau
wisatawan yang sedang melakukan kegiatan di sepanjang pinggir sungai. Akibat
kelalaian mereka terjadilah bencana itu.
Belajar dari
kedua peristiwa tragis ini, agaknya perlu dilakukan evaluasi atas persiapan-persiapan
yang perlu dilakukan dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang di pinggir
kali. Terutama yang berpotensi banjir. Para mahasiswa, pelajar, calon taruna
militer, pramuka, olah raga arum jeram dsbnya perlu mempersiapkan diri dengan
sebaik-baiknya. Cukup tenaga pendamping yang kompeten, peralatan bantuan
darurat dan sebagainya. Perlu juga mengamati tanda-tanda alam di hulu sungai. Apakah
mendung dengan awan hitam, bahkan mungkin sudah ada tanda-tanda hujan lebat.
Lebih baik lagi bila ada instansi pemerintah, lembaga masyarakat atau
perorangan yang dapat diminta bantuannya untuk menginformasikan bila terjadi
hujan lebat di hulu. Atau yang sewaktu-waktu dapat dihubungi menanyakan keadaan
cuaca di kawasan hulu sungai.
Di sisi
lain, para pengelola yang diberi tanggungjawab mengatur aliran sungai, perlu
juga senantiasa menjaga keselamatan masyarakat di sepanjang aliran sungai. Bila
ada rencana pengelonsoran aliran air dengan membuka pintu-pintu air atau
mengalihkan aliran air di percabangan sungai, agar diinformasikan terlebih
dahulu ke perangkat-perangkat pemerintah desa sepanjang kali. Selanjutnya
diumumkan sebagai peringatan dini (alaram) kepada warga untuk waspada, Bahkan siap-siap untuk diungsikan bila dianggap
perlu. Misalnya dengan meminta bantuan para pengurus masjid yang memiliki
pengeras suara.
Sebelumnya, ratusan siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai, Jumat (21/2/2020) sekitar pukul 15.30 WIB. Kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi ini diikuti sekitar 257 siswa. Pada saat turun ke sungai di lokasi belum hujan, tetapi di hulu sudah hujan.***
Sebelumnya, ratusan siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai, Jumat (21/2/2020) sekitar pukul 15.30 WIB. Kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi ini diikuti sekitar 257 siswa. Pada saat turun ke sungai di lokasi belum hujan, tetapi di hulu sudah hujan.***
atusan siswa SMPN 1
Turi, Kabupaten Sleman terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan
Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta saat kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai, Jumat
(21/2/2020) sekitar pukul 15.30 WIB.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan
mengatakan kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi ini diikuti sekitar 257 siswa.
"Kegiatan yang dilakukan yakni susur Sungai Sempor, pada saat turun ke
sungai di lokasi belum hujan, tetapi di hulu sudah hujan," katanya
seperti ditulis Antara.
Baca juga: Susur Sungai Bagi-bagi Bendera Merah Putih ke Warga
Ia mengatakan, saat ini proses evakuasi dan pendataan anak-anak di
sekolah sedang dilakukan.
"Sedangkan tim SAR gabungan masih menyisir sepanjang aliran Sungai
Sempor," katanya.
Ia mengatakan, data sementara 257 siswa ikut Pramuka susur sungai, yang
sudah terdata di sekolah 154 anak.
"Ada yang langsung pulang, kondisi luka luka empat dibawa ke Klinik SWA,
empat dibawa ke Puskesmas Turi, satu dibawa ke Klinik Purihusada,"
katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Susur Sungai, Ratusan Siswa SMPN di Sleman Terseret Arus Banjir ", https://regional.kompas.com/read/2020/02/21/18194441/susur-sungai-ratusan-siswa-smpn-di-sleman-terseret-arus-banjir.
Editor : Khairina
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Susur Sungai, Ratusan Siswa SMPN di Sleman Terseret Arus Banjir ", https://regional.kompas.com/read/2020/02/21/18194441/susur-sungai-ratusan-siswa-smpn-di-sleman-terseret-arus-banjir.
Editor : Khairina
No comments:
Post a Comment