Tersebutlah dalam sahibul hikayat,
ada seorang yang tampil di televisi berlagak seorang intelektual. Ia memberi fatwa agar para menteri Kabinet Kerja
tak perlu blusukan. Mereka cukup duduk saja di meja bebenah surat-surat. Entah
dari sekolah mana atau buku mana ilmu aneh ini bisa muncul di hari-hari yang
maju ini.
Dulu pun ketika penulis masih di Inspektorat Wilarat Propinsi DKI Jakarta,
ada boss dari Aparat Pengawasan
Fungsional Pemda itu yang menggagas,
pemeriksaan fisik langsung ke unit-unit
kerja Pemda tak perlu dilakukan lagi. Cukup dengan menerima laporan tertulis saja dari
pimpinan Unit-unit kerja itu.. Alasannya sih, untuk mencegah
terjadinya kongkalingkong antara petugas
pemeriksa dengan pimpinan unit kerja untuk menghilangkan atau melunakan sebuah
temuan negatif bila ada. Tentu dengan transaksinya
Untunglah gagasan itu tidak sampai
terwujud. Sebab apalah jadinya kalau semua isi laporan yang baik-baik saja, ABS
saja, apalagi bila ingin mendapatkan promosi ke kedudukan lebih tinggi.
Pada jaman dahulu, Maharaja Harun al
Rasyid saja sering blusukan malam-malam menyamar di tengah-tengah rakyatnya di
Bagdad. Demikian juga (nabi) Yusuf yang
menjadi orang kedua di bawah Firaun di Mesir. Apa yang dilakukannya pertama
kali sesudah diangkat menjadi Perdana Menteri , ia berjalan menjelajahi seluruh
kerajaan Mesir. Melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri keadaan alamiah
tanah Mesir dan kondisi ril rakyat.
Bagaimana mungkin Menteri Kabinet
Jokowi dapat mengetahui kondisi rakyat korban bencana alam di gubuk-gubuk penampungan,
rakyat miskin yang kurus kering di perumahan-perumahan kumuh, dst.dstnya. Apakah
semua itu dapat tergambar cukup dari sebuah laporan di atas kertas saja ?? Pelapor mana yang dapat memaparkannya secara
lengkap ?? Dan penerima laporan siapa
yang akan tahan membaca laporan panjang bertele-tele ??
Melalui blusukan atau kunjungan on the spot memungkinkan
para menteri melihat, mendengar dan merasakan langsung dari sumber pertama dari
apa yang ingin diketahuinya. Dia dapat melihat dan merasakan langsung melalui bahasa
tubuh, keluhan-keluhan rakyat dan apa yang sesungguhnya mereka butuhkan.
Hal-hal seperti ini tak mungkin didapatkan secara utuh dalam laporan dinas
tertulis. Dengan blusukan langsung oleh
para pemimpin, apalagi yang berwenang mengambil keputusan, banyak
masalah yang dapat langsung diambilkan solusinya ditempat.
Karena itu instruksi Presiden Jokowi kepada menteri-menterinya
dan para pejabat-pejabat eksekutif lainnya untuk memperbanyak blusukan patut
diapresisasi. ***
No comments:
Post a Comment