Menteri
Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
yang sejak pelantikan para menteri
nampak sangat antusias dengan tugas barunya, tiba-tiba lemas saat rapat bersama DPD-RI tanggal 5 Nopember lalu. Ia mengaku
otaknya jadi “dead lock”
alias mandeg . Pikirannya terasa menjadi buntu sejak ia menerima laporan tidak menyenangkan dari TNI
pagi sebelumnya, soal armada patroli di perairan Indonesia.
"Angkatan
Laut punya kapal patroli ada 70, tetapi yang bisa jalan hanya 10.” "Itu
pun satu hari hanya beroperasi 30 persen saja dari yang jalan itu,. Sedangkan
dari Polri, dari 490 kapal patroli, yang
beroperasi hanya separuhnya. Itu pun hanya beroperasi dua jam sehari, dan hanya
10 hari dalam satu bulannya.
Padahal, sebelumnya Susi sudah mencanangkan
untuk memberantas pencurian ikan oleh kapal-kapal asing dari perairan Indonesia. Kapal yang membandel akan ditenggelamkan. Untuk itu,
bila perlu akan menambah kapal-kapal
patroli.
Rupanya
ada masalah dengan biaya operasional, khususnya BBM. Pantas saja Susi
tiba-tiba pikirannya buntu. Namun
dengan itu ia juga menjadi paham mengapa selama ini kapal-kapal asing itu dapat
seenaknya merampok kekayaan laut Indnesia.
Kondisi ini sangat kontras dengan pamer kekuatan
peralatan pertahanan TNI Oktober lalu di
Surabaya. Nampak mengagumkan. Demikian juga dengan pameran alusista di
Kemayoran Jakarta yang baru saja usai. Rupanya hanya dalam pamer saja kita jaya.
Di lapangan memble. Apakah akan terus demikian ? Bagaimana kita
bisa jaya di lautan. Tentu perlu dukungan semua pihak. Tantangan bagi
pemerintahan Jokowi-JK***
No comments:
Post a Comment