Ketika baru berpikir-pikir mau menulis,
bagaimana cara menghentikan pencurian ikan oleh kapal-kapal asing dari perairan
Nusantara, Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti sudah mendahului. Bukan
saja dengan menulis atau berwacana, tetapi sudah beraksi menangkap 4 kapal ikan
asing di lepas pantai Kalimantan dan bermaksud menenggelamkannya ke dasar laut.
Dan
ketika melapor kepada Presiden Jokowi, mungkin dengan was-was, barangkali
tindakannya akan dianggap melampaui
batas, sebaliknya Jokowi malah memujinya sambil bergurau “mengapa cuma 4 bukan 100”.” Dan kenapa tangkap-tangkap, langsung
saja bakar setelah awaknya dikeluarkan”.
Dalam
sejarah republik ini belum pernah terdengar perintah sekeras dan setegas ini
dari seorang Presidennya. Bahkan tidak dari seorang presiden mantan jendral
sekalipun.. Justru datang dari seorang Presiden dari orang sipil yang dahulu
banyak orang meragukan keberanian dan ketegasannya.
Menurut penulis, kalau mau memberikan
efek kapok kepada para kapal asing
pencuri ikan itu, barangkali perlu penindakannya dengan cara yang lebih seram
lagi, sepanjang hukum internasional dapat membenarkannya. Misalnya dengan
menjadikannya sebagai sasaran latihan tembak pesawat-pesawat tempur.
Biarlah pesawat-pesawat tempur dengan
bunyi menggelegar itu, sambil berputar-putar mengelilingi sasaran tembak
kemudian melepaskan rudal atau roket-roket yang hampir kedaluarsa dengan
melibatkan penerbang-penerbang muda. Daripada roket-roket atau rudal tua itu
hanya ditembakkan ke gunung-gunung atau pebukitan.
Tentu saja harus ada peliputan massmedia
termasuk media asing. Biar dunia heboh dan tahu kalau lautan Indonesia itu juga
ada penjaganya. ***
No comments:
Post a Comment