R |
iwayat si Buduk berawal dari terjadinya kecelakaan lalulintas dekat depan rumah kami di Kecamatan Tamansari Bogor. Kisahnya cukup mengharukan. Seekor anak anjing berbulu hitam kecoklatan ditabrak mobil angkutan kota. Tergeletak di aspal dikelilingi banyak orang.
Makhluk
malang itu nampak sudah tergolek diam tak bergerak di
atas aspal. Oma Ingin tahu apakah masih hidup atau
sudah mati. Ia menggerak-gerakan punggung guk-guk itu dengan ujung kakinya. Tapi tiba-tiba hewan itu bangun berbalik dan menggigit kaki Oma. Darah mengucur keras. Oma
berlari pulang dan segera ditolong Opa.
Ternyata
bagian atas telapak kaki
Oma terluka. Opa segera membersihkannya dengan air hangat dan
kain lap yang bersih. Ia lalu mengisap
keluar darah yang masih terus mengalir keluar dan memuntahkannya. Khawatir
sudah ketularan bakteri penyakit, khususnya kuman rabies atau yang lainnya.
Apalagi anjing ini hewan liar yang tak terurus
Sesudah itu
Opa mengikat dengan kuat kaki Oma bagian atas luka itu dengan perban untuk
menahan arus keluarnya darah. Selain itu untuk mencegah darah yang mungkin sudah tercemar
agar tidak menjalar balik ke jantung.
Setelah itu Opa membawa Oma dengan mobil ke
kota mencari rumah sakit atau klinik yang dapat memberikan suntikan anti
rabies. Sungguh. Aneh. Kata Opa rumah-rumah
sakit di Bogor tak ada yang memiliki vaksin itu. Mereka menyarankan
supaya ke Bandung.
Akhirnya
Opa minta diberikan obat
antibiotik saja. Untunglah tidak terjadi
apa-apa. Luka Oma lekas sembuh. Nasib anak anjing itu ? ....
|
No comments:
Post a Comment