Adalah Fachri Hamzah politikus PKS yang kini
menjadi Wakil Ketua MPR yang mengangkat kata “menakuti” dalam kancah hiruk-pikuk politik kita menjelang pelantikan Presiden/Wakil Presiden terpilih
Jokow-SK.
Menanggapi adanya desas-desus akan adanya
upaya penjegalan upacara pelantikan tanggal 20 Oktober 2014 dari pihak kubu
KMP, sejumlah besar relawan secara spontan mulai mengorganisir diri untuk
menghadapi upaya penjegalan itu. Lebih-lebih ketika tersebar kabar acara
pelantikan akan dilakukan pada malam hari, suatu hal aneh karena belum pernah
terjadi sebelumnya. Sebagian orang menafsirkan, itu sebagai upaya menghindari
unjuk-rasa massa pendukung Jokowi-SK, karena sesuai peraturan, unjuk rasa hanya
diperbolehkan sampai jam 16.00.
Pihak Kepolisian pun agaknya ikut
“was-was”, karena untuk pengamanan acara pelantikan itu mereka perlu
mengerahkan 22 ribu anggotanya dengan menarik sebagian kesatuan dari
daerah-daerah.
Para relawan Jokowi-JK pun tak kehilangan
akal. Para penginisiasi pengumpulan massa pendukung yang diperkirakan akan
mencapai 100 ribu orang itu mengklaim
diri hanya untuk menyelenggarakan pesta rakyat sebagai ungkapan syukur atas pelantikan Pemimpin baru negara. Tidak ada undang-undang yang melarang
pesta rakyat.
Pesta rakyat akan dimeriakan band populer
Slank serta musisi-musisi terkenal lainnya. Seuasi pelantikan Jokowi-JK, mereka
akan menjemput dan mengarak Presiden dan Wakil Presiden baru itu dari Jembatan Semanggi ke Pesta Rakyat di Monumen
Nasional yang berhadapan dengan Istana
Merdeka.
Tapi siapa yang dapat menyamin kalau acara pesta rakyat dengan massa sebesar itu tidak akan tiba-tiba
berubah menjadi unjuk rasa bila ada hal-hal
memancing kemarahan mereka ?
Maka itulah mungkin para pimpinan MPR, DPR
dan DPD segera melakukan pendekatan dengan Presiden terpilih untuk menjamin tak
akan terjadi penjegalan. Pelantikan jadi dilaksanakan siang hari. Demikian pula
Wakil Dewan Pimpinan Partai Gerindra yang sebelumnya diberitakan media luar negeri
mengancam untuk menghambat pelantikan itu,
ikut membantahnya.
Begitu pula Fachri Hamzah meminta agar tidak
ada lagi yang “menakut-nakuti” Pak Jokowi akan terjadi penjegalan sehingga para
pendukungnya bereaksi. Jadi, siapa
sesungguhnya yang menakut-nakuti dan siapa yang takut ?? ***
No comments:
Post a Comment