Ketika kami pindah rumah, hewan-hewan
piaraan kami semua ikut boyong. Nuvo, si Dalmesion palsu asal Menteng yang
sudah mulai pikun, si Doly dan Dogy yang dulu
diuber-uber orang kampung dengan kayu
untuk dibinasakan, juga ikut.
Sekarang, kalau mendengar suara azan menjelang subuh,
mereka suka ikut melolong berkepanjangan. Membuat kami agak risih dengan
tetangga yang mengelilingi kami. Jangan-jangan mengganggu menyamanan tidur
mereka. Apalagi mereka kami tempatkan di lantai 2.
Bukan saja ketiga hewan penjaga ini yang ikutan. Si Bule, di Pekiau keduanya jantan,
dan si Pang Pang si meong perempuan juga tak ketinggalan.
Tapi sayang si Bule, yang dilepas dari
kandang oleh anak sulung kami segera setelah kami pindah, pergi dan tidak kembali. Sudah dicari-cari sekeliling
kompleks tidak ketemu. Mungkin ia balik lagi dari Cimanggis ke Ciapus Bogor
tempat tinggal kami dahulu sejarak
sekitar hampir 100 km.
Biasanya kalau baru pindah tempat,
hewan-hewan peliharaan kami dikurung dulu untuk adaptasi tempat. Tetapi anak kami merasa
kasihan melihat kucing putih kesayangan yang selalu dibawanya ke tempat tidur
itu terkungkung dalam kurungan.
Ternyata tidak semua tetangga kami senang dengan kucing. Suatu ketika ada yang
memberi tahu seseorang membawa-bawa kayu, katanya untuk memukul kucing yang
berkeliaran. Dan pada suatu hari salah
seekor kucing baru yang datang menumpang bersama kucing-kucing kami, kami
temukan dalam keadaan sudah tak bernyawa
dalam got depan rumah kami.
Padahal, menurut eramuslim.com
, Nabi Muhammad sendiri adalah penyayang kucing. Salah satu kucing kesayangannya diberi nama Mueeza. Dan untuk hewan kesayangannya ini, beliau lebih memilih
memotong tangan jubahnya yang sedang ditiduri kucingnya itu daripada
membangunkan dari tidurnya yang lelap.
Dan syukurlah, ada juga rupanya tetangga
yang berkelakuan baik terhadap mahluk-mahluk
yang anti hama tikus ini. Selama beberapa hari si Pekiau si jantan bertampang monyet itu menghilang. Biasanya
kalau dipanggil untuk makan langsung mel. Tapi selang hari ketiga ia datang,
dan ......tercium bau wewangian. Rupanya anak tetangga yang penyayang binatang
telah “menyandra” di Pekiau sambil mendadaninya. Mulanya, kelinci kesayangannya lepas dan tidak pulang-pulang. Maka ketika Pekiau datang iapun ditahan, dan ketika kelincinya tiba-tiba muncul lagi Pekiaupun dibebaskan.***
No comments:
Post a Comment