Menonton sidang DPR tanggal 25
September 2014 sampai subuh tgl 26 di layar televisi, layaknya menonton kisah pertikaian Kaum Kurawa dari Astina Pura
dengan para Pandawa dari Amarta. Siasat tipu dan kelicikan nampak dipertontonkan
kepada seluruh rakyat negeri ini, bahkan hampir terjadi “brata yuda” di atas
panggung pimpinan.
Kalau kubu KMP dan
Demokrat yang diwakili kaum Kurawa yang terkenal licik dalam hal memperdaya lawannya,
maka yang kubu PDIP, Hanura dan PKB yang merasa seperti tertipu dan dipermainkan,
dapatlah diibaratkan kaum Pandawa yang berhasil diperdaya Kurawa melalui arena “judi”.
Dalam “permainan” ini,
nampaknya memang sudah ada skenario dari pihak kubu KMP, terlihat dari adanya
komunikasi khusus antara jubir Demokrat dan Ketua Sidang yang juga dari kubu
KMP yang nampaknya tidak disadari kebanyakan peserta sidang..
Sebab kalau tidak,
mengapa Ketua Sidang Priyo Budi Santoso yang juga Ketua DPP Golkar itu
beberapa kali menawarkan kesempatan pertama kepada Jubir fraksi Demokrat Benny
K.Hartman berbicara sebelum mereka angkat kaki !!
Ada dugaan, Demokrat
sengaja mengajukan usul alternatif ketiga yang mengajukan 10 syarat mutlak
ditambah harus diterima secara musyawarah/mufakat oleh seluruh anggota kl. 560
orang itu, yang nyaris impossible itu, - hanya
sandiwara belaka.
Ketua
sidang diatur supaya “pura-pura” menolak alternatif ketiga ini, lalu di
pengusul “pura-pura” ngambeg dan dan mengeluh usul mereka tidak diperdulikan dan
ditolak mentah-mentah. Dan dengan itu mereka ada alasan untuk abstain atau walkout.
Sandiwara ini baru disadari ketika, Benny
K.Hartman menginstruksikan lebih dari 100
anggotanya Walkout, justru
setelah kubu PDIP, Hanura dan PKB memberikan
dukungan kuat sambil memperjuangkan kepada Pimpinan Sidang agar usul ketiga itu
ditampung !!
Ibarat orang tua calon
pengantin laki-laki berjuang mendapatkan persetujuan calon besan atas lamaran anak
mereka dan hampir disetujui, tiba-tiba anak mereka sendiri balik membatalkan.
Akibatnya kubu PDIP,
HANURA dan PKB yang semula berpengharapan dapat ikut memenangkan voting jadi
kecewa berat. Dengan komposisi suara
yang timpang itu, mereka tahu pasti akan kalah. Demikian pula Demokrat pasti
tahu itu, dan mungkin memang itulah tujuan rekayasa mereka.
Sebetulnya
kalau mau, PDIP, Hanura dan PKB bisa menggagalkan pelaksanaan voting dengan
ikut walkout yang menyebabkan quorum tidak tercapai sehingga voting tak dapat
dilanjutkan.
Berarti pengambilan
keputusan tertunda dan pembahasan dapat dilanjutkan oleh DPR hasil Pemilu
Legislatif 2014 yang memang lebih kababel.
Mereka juga akan mendapat tambahan kekuatan baru dari kawan anggota DPR
dari partai pendatang baru, Nasdem.
Mungkin kubu PDIP
sengaja mengambil langkah itu sekalipun tahu akan kalah, tetapi kalah dalam
memperjuangkan kedaulatan rakyat. Daripada ikut angkat kaki keluar dari arena
perjuangan itu yang sungguh tidak elok. Kalah di DPR, tapi menang di hati rakyat***
2 comments:
Kembali lagi ke Orde Baru nih......tikus licik tikus bertingkah tengik....
Ya, tokoh-tokoh populer dicintai rakyat seperti Ali Sadikin, Kemal Idris, Jend. Hidayat , Sarwo Edi Wibowo, Jed. Hugeng dll yang dulu dipinggirkan. Kini Jokowi, Ahok, Ridwan Kamil, Ibu Rismarini sebentar lagi akan disingkirkan, kepada rakyat akan mereka sodorkan pemimpin-peminpin misterius bayaran. Sesudah UUMD3 dan Pilkada, kini sudah mulai diutik-utik UU KPK.
Post a Comment