Thursday, October 21, 2021

DARI DEBAT ANTAR IMAN DI YOU TUBE: (1). CATATAN SAYA

 Menarik juga mengikuti  berbagai dialog atau perdebatan antar iman selama ini di You Tube. Tetapi selama itu pula saya hanya mendengar, melihat dan menyimak. Dan belum terdorong ikut melibatkan diri. Namun ada beberapa catatan yang dapat kutarik dari berbagai dialog dan perdebatan ini, khususnya antara apologet Kristen versus apologet Islam.

1.          Dialog antar iman antara apologet Islam dan apologet Kristen memang tak dapat dihindarkan. Karena pemeluk kedua agama ini terbilang terbanyak di negeri ini.Dan faktanya isi kedua kitab suci kedua agama tersebut terdapat persinggungan bahkan tumpang tindih ayat-ayatnya.  Ada yang selaras tetapi ada juga yang bahkan seperti bertentangan. Dan pada yang terakhir inilah umumnya terjadi debat. Dikatakan “seperti”, karena ada yang perbedaannya sebenarnya hanya pada penafsirannya. Dan bila ditela’a lebih mendalam, sebetulnya ada titik temu.

2.          Adanya ruang diskusi di You Tube ini, di mana segala hal bisa dibukakan kepada umum tanpa batas, mengingatkan saya pada nats Alkitab Markus 4: 22 yang menyatakan, “tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. ”Apa-apa, atau ayat-ayat yang oleh satu pihak dituduhkan kepada pihak lain dan demikian pula sebaliknya, sebagai disembunyikan, kini mulai diungkap satu persatu. Sehigga bagi penulis, semua ini bisa dianggap sebagai “second opinion” atau pembanding yang berharga. Disatu pihak, secara internal sebagai bahan introspeksi dan dari eksternal sebagai tambahan referensi untuk lebih mengernal ajaran Islam.

3.          Mencermati jalannya sejumlah dialog atau perdebatan selama ini, ada yang cukup santun, saling menghargai pendapat dan menghormati privasi partner dialog. Tetapi sayangnya banyak juga yang berlangsung memanas, saling memaki, merendahkan dan meyudutkan.

          Dari sisi Kristen, penulis berdiri pada posisi tidak setuju dengan cara-cara mendebat atau ngotot bahkan ikut-ikutan memaki dengan suara tinggi. Pernah, ketika menyaksikan suatu debat yang sudah seperti arena debat kusir, seperti mau menang-menangan, penulis dua kali menulis komentar, untuk berhenti mendebat dengan mengingatkan pesan Alkitab pada Matius 7 : 6 yang mengatakan, “janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu berbalik mengoyak kamu”. Maksudnya, kalau firman Tuhan yang disampaikan tidak mau diterima, jangan dipaksakan.

       Dalam soal tutur kata dan sikap, perlu pula selalu dijaga agar kita tidak menjadi sasaran teguran Tuhan dalam Roma 2 : 24 yang menyatakan,” seperti ada tertulis :” Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa”. Lagi Amsal 26:4 menasehatkan,”Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia”.

4.          Menurut penulis, orang Kristen hanya diperintahkan memberitakan Injil dan tidak memaksakan untuk diterima. Bila belum jelas dan minta dijelaskan, jelaskan. Kalau ada yang menolak atau membantah, tak perlu didebat, kita menghormati pendapatnya, dan perlu didoakan semoga Roh Kudus membukakan hatinya. Kesaksian lebih baik dialihkan kepada para pemirsa yang mungkin ratusan atau ribuan yang mengikuti diskusi. Diarahkan kepada mereka yang benar-benar haus dan ingin mendengar Injil keselamatan.

5.          Perihal kasus Mohamad Kece (MKC) yang dipersangkakan melakukan penistaan agama dan kini sedang berproses menuju sidang Pengadilan, memang sungguh memprihatinkan. Dalam beberapa hal, penulis juga kurang setuju dengan tutur kata MKC yang rupanya ikut terpancing dalam bereaksi terhadap perilaku dan ujaran beberapa oknum ulama yang juga dianggapnya telah melakukan penistaan terhadap agamanya. Namun, dilain pihak dari kesaksian MKC, penulis merasa memperoleh banyak tambahan pengetahuan baru mengenai ajaran Islam. Khususnya mengenai ajaran-ajaran yang banyak dipertanyakan para apologet Kristen seperti ajaran dari beberapa aliran Islam yang membolehkan membunuh penganut-penganut agama lain. Semua ini telah melengkapi pengetahuan penulis mengenai ajaran-ajaran Islam. Termasuk tentang kebaikan yang sebelumnya telah banyak juga kupelajari. Dengan demikian dapatlah dipahami mengapa seringkali terjadi aksi-aksi teror di negeri ini.

6.          Satu hal yang sungguh disesalkan adalah terjadinya penyiksaan luar biasa terhadap MKC sebagai tahanan di Badan Reserse Kriminil Markas Besar Kepolisian RI !!  Sebagai wartawan anggota PWI Seksi Polri dahulu, dari masa sebelum Kapolri Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso sampai Kapolri Widodo Budidarmo, hampir setiap hari penulis bersama rekan-rekan wartawan lainnya memasuki kompleks itu yang dipasangi monumen Patih Gajah Mada, Bhayangkari negara Kerajaan Majapahit yang terkenal. Kami dibekali berbagai hal mengenai kepolisian RI, mulai dari doktrin Tribrata, tupoksi Kepolisian, dipersenjatai dan ikut dalam operasi-operasi memberantas kriminalitas serta aktivitas lainnya. Sungguh tak terbayangkan sebelumnya, seorang Jenderal Polisi aktif bintang dua melakukan tindakan kriminal brutal. Sampai-sampai memasukan kotoran manusia ke mulut tersangka yang adalah tokoh agama. Perbuatan kiriminal yang belum pernah kita dengar terjadi di manapun di muka bumi ini. Dan ini terjadi di Markas Besar Kepolisian RI ! Sungguh perbuatan yang benar-benar merusak citra Kepolisian yang “love humanity, help delinquency dan fight crime”. Kakak tertua penulis adalah purnawirawan Mobrig yang mendapat penghargaan sebagai perintis kemerdekaan. Saudara-saudara sepupu, sampai kemanakan-kemanakan dan anak-anak mereka banyak yang memilih profesi menjadi anggota Polri. Mendengar perbuatan bejat oknum petinggi mereka ini, rasa bangga diri mereka sekonyong-konyong melorot. Tapi kita berharap, mereka tak akan terpengaruh mengikuti perbuatan tercela ini. Sebaliknya bersama teman-teman anggota Polri lainnya, akan tetap menjadi bayangkari sejati yang akan dapat memulihkan kembali citra Polri yang kini jatuh ke titik nadir.

7.          Dari sisi hukum, perlakuan terhadap MKC saat ini, oleh sebagian orang secara hukum tidak adil . Karena pihak-pihak lain yang juga mereka nilai sebagai penista agama yang menyebabkan MKC bereaksi, tidak diperlakukan tindakan hukum yang sama. Sehingga mereka menganggap selayaknya MKC dibebaskan. Namun dari sudut iman Kristen, apa yang dialami MKC ini merupakan suatu pengorbanan besar di mata Tuhan sehingga kelak layak pula mendapatkan upah (pahala) yang besar. Makanya setiap orang Kristen yang teraniaya, sekalipun menderita secara lahiriah tetapi bersukacita secara bathiniah.

8.          Apabila kasus MKC ini benar-benar nanti sampai ke pengadilan, maka persidangan ini bagi MKC, tidak saja menjadi forum untuk mendapatkan keadilan, tetapi juga sekaligus menjadi forum kesaksian. Pada saat sidang terbuka untuk membacakan pembelaannya, MKC dapat memaparkan secara sistematis tentang Injil yang dipercayanya. Dan karena kasus ini sudah menjadi perhatian dunia, maka sudah pasti akan diliput massmedia lokal, nasional maupun internasinal. Maka tak heran seorang apologet Kristen seperti tak sabar menantikan momen kesaksian itu. Seperti halnya Paulus ketika bersaksi di depan penguasa-penguasa Romawi.***

 

 

 

Contact Form

Name

Email *

Message *