Friday, January 12, 2018

UNDRI DAPRI PILKADA !

Dalam strategi mengawali proses pendaftaran para Cagub/Cawagub untuk Pilkada yang lalu, PDIP nampaknya menempuh saat-saat terakhir. Maksudnya, setelah parpol-parpol lain selesai mendaftar, barulah ikut daftar.
Strategi ini mirip dengan strategi kami anak-anak saat main gundu di kala usia sekolah dahulu. Kami berebut cepat mengucapkan kata "undri dapri" ato "dapriku" untuk melempar "pombua" paling akhir.
Aku tak tahu mantra apa lagi nih. Tapi pombua adalah kelereng, gundu ato kemiri yang sdh diasah sedemikian rupa sehingga dapat jadi andalan untuk dapat menembak dengan tepat tumpukan gundu taruhan yg ditaruh di pusat sebuah lingkaran.
Dari jarak yg disepakati , masing-masing peserta menggulirkan pombuanya ke arah lingkaran taruhan. Peserta terdekat nanti akan da pat kesempatan menembak terakhir taruhan kalau masih ada tersisa.
Penembak pertama adalah yg terjauh. Kalau ia berhasil menembak keluar satu atau lebih gundu taruhan keluar serta pombuanya màsih dalam area lingkaran, maka ia berhak mengantongi semua pasangan pesaingnya tanpa menyisakan satupun buat mereka. Kalau pombuanya ikut keluar lingkaran, maka iapun harus menembak gundu pasangan lainnya dengan berhasil.
Dengan hak menggulirkan pombua terakhir, maka si perebut "undri dapri" dapat memperhitungkan keberhasilannya untuk dapat merebut semua gundu pasangan.
Kalau pombuanya ditempatkan lebih jauh dari pombua pendahulunya, apakah ia masih mampu menembak sasaran dengan tapat ? Kalau tidak mungkin lebih baik memilih kesempatan kedua atau ketiga.
Jadi ada kalkulasi untung rugi juga. Sama saja dengan pilihan PDIP untuk Cagub/Cawagub Jawa Timur dan Sumut. Ada juga erornya. Sampai-sampai para pembesarnya menangis segala. Kalo masih ada Gus Dur, mungkin beliau akan bilang : "Gitu aja kok nangis".

SAYANG MENJADI PILKADA DAGELAN



      Pilkada yg kini mulai ramai berproses, makin dijangkiti penyakit nepotisme. Anak, ponakan, isteri, mantu, tanpa
malu-malu kasak-kusuk ngantri mendaftar jadi Cagub/cawagub melanggengkan posisi petahana sebelumnya yg masih mempunyai hubungan keluarga.
Mirip-mirip di negara monarkhi. Putra mahkota harus dari para pangeran, tanpa terutama memperhatikan kemampuannya.
      Ini gara-gara dikabulkannya oleh Mahkamah Konstitusi permohonan penghapusan ketentuan Undang-undang yg melarang seseorang yg mempunyai hubungan keluarga petahana ikut menjadi calon.
      Alasannya melanggar hak konstitusional warganegara dan tidak demokratis. Dari sisi demokrasi liberal mungkin benar. Tapi dari sisi demokrasi terpimpin yg dianut Indonesia, agaknya keputusan ini kurang bijak. Jadinya menjadi seperti ini. Pilkada bisa jadi arena dagelan yg menertawakan.
       Ditambah lagi dengan ikut- ikutnya arti-artis yg diragukan kapabilitasnya. Terbukti banyak artis yg sebelumnya masuk ke dunia politik seperti DPR, ternyata gagal, tak ada sesuatu yg signifikan mereka hasilkan. Pelanggaran hak cipta masih kerap terjadi. Ketika produk-produk budaya asli kita diklaim negara asing, suara mereka tidak atau kurang terdengar.Jadinya kontes Pilkada ini kurang menarik....***

Thursday, January 11, 2018

FITNAH, FITNAH DAN FITNAH....



       Memasuki Pilkada serentak 2018 ini dan Pilpres 2019 nampaknya segala cara mulai digunakan untuk menjatuhkan calon atau yg potensial jadi lawan saing di laga pemilihan nanti.
       Kalau Jokowi saja bisa difitnah PKI, tidak heran kalau Azwar Anas difitnah dari sisi moral. Akibatnya cawagub PDIP untuk Jatim ini jadi ngambeg lalu mundur.
Sekarang lagi heboh di media sosial, kabar yg Ahok sedang menggugat cerai isterinya,
Veronika Tan. Sulit dipercaya hal ini bisa terjadi mengingat kepribadian Ahok.
      Tapi kalau itupun benar , patutlah ditelusuri penyebabnya. Boleh jadi itupun disebabkan ceritera-cerita rekayasa orang2 yg tak suka Ahok dan tak dapat dikonfirmasi sendiri oleh Ahok karena keterbatasan ruang geraknya. Akibatnya ia termakan, sehingga dalam keadaan emosional, tokoh temperamental tapi jujur itu spontan mengambil keputusan. Mudah-mudahan dalam ketenangan dan oleh bimbingan Roh Kudus ia dapat menimbang-nimbang kembali keputusannya.
       Kalau ini memang kerjaan pihak-pihak yg takut dengan pengaruh Ahok yg tak pernah surut, maka untuk melengkapi ketakutan mereka itu, barangkali dari sekarang dapat disiapkan Panitia Penyambutan Ahok bila bebas nanti. Karena waktu 2 tahun, potong remisi dan remisi, tidaklah terlalu lama.***

HUSS...PASAR GELAP CARI DUKUNGAN !!


Pada masa kritis keterbatasan waktu pendaftaran Cagub/Cawagub saat ini, bursa tawar-menawar cari dukungan kian sradak-sruduk.
Kalau perlu malam2 datang kulo nuwun, berbasa-basi, bersantun-santun, kalo perlu mohon belas kasihan, mohooooon kiranya dapat ikutan dukung saya, masih kurangan sekian kursi nihhhh !
Pinginnya sih, mau beli "cash" seperti kata iklan properti. Tapi orang-orang KPK pada ngintip nih. Jadi, pake kode ajalah seperti dipake para penilep semasa jadul sampai jaman now. Apel Amerika, apel Malang, durian dan undangan sdh kepake.
Cara ATM jadi-jadian sdh kebongkar KPK. Kpk, kpk. Susah jadinya nih. Dulu aturan memang ikut kurekayasa supaya waktu daftar mepet. Tapi saat mau panen, sikonnya jadi gini nih ! Bagi parpol atau calon kepepet, ya tst sajalah. Ha ha ha .....

HIDUP BERSAMA TUHAN DAN HIDUP TANPA TUHAN



Bagaimana rasanya berjalan dan hidup bersama Tuhan dan hidup tanpa Tuhan !                       Tanpa Dia, kupikir aku akan dapat hidup sebebas-bebasku tanpa batas, bermewah-mewah tanpa peduli sekitar, merasa berkuasa sendiri, merasa sdh memiliki semua dan aku tak membutuhkan bantuan apapun dan dari siapapun. Juga tak perlu nasehat. Pendidikanku sdh paling tinggi. Aku sdh kaya dan mau lebih kaya lagi, kalau bisa terkaya didunia.
        Aku sdh punya jabatan tinggi, dan aku mau yg lebih tinggi lagi, dan kalau bisa jadi penguasa tertinggi, bagaimanapun caranya
Segala makanan dan minuman paling enak sdh kunikmati, dan aku terus mencari kalay ada lyg lebih enak lagi.
      Sudah punya isteri cantik. Tapi mau lihat-lihat mungkin ada yg lebih cantik lagi. Dan kalau bisa terus nambah dan nambah. Dan bila terasa belum cukup dapat kutambah yg tak resmi atau setengah resmi.

Tapi benarkah pilihanku ini ?

         Ketika kanker ganas atau semacamnya menggorogoti tubuhku dari dalam, ketika aku kesepian dalam kesendirian karena sahabat2 meninggalkanku bahkan membenciku oleh ulahku sendiri dan ketika seluruh hartaku lenyap oleh bencana dan ketika aku dicopot dari posisiku.
        Aku heran, banyak tokoh-tokoh sangat populer, artis/aktor penghibur disanjung2, pengusaha kaya-raya, tiba-tiba mengakhiri hidupnya dengan terjun dari gedung tinggi, ada yg minum racun.....

Ternyata, nampak di mata berkelimpahan, tetapi di hati yg ada hanyalah : KEHAMPAAN
Lalu apakah yang harus kuperbuat ?

PERINGATAN DI MINGGU I TH.2018:


ALLAH MENYESAL
:"Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hatiNya.

Berfirmanlah TUHAN, " Aku akan menghapuskan manusia yg telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka. Tetapi Nuh
mendapat kasih karunia di mata TUHAN". (Kej.6:5-8).
-Nats khotbah minggu I/2018 seluruh jemaat Kristen Prorestan Indonesia bag. Barat.

Saturday, January 6, 2018

Fire and Fury: Tillerson 'never questioned' Trump mental health



        Media captionDozens queued for the midnight release of Fire and Fury.
US Secretary of State Rex Tillerson says he has never doubted President Trump's mental health after a new book claimed staff saw him as a child.

      Author Michael Wolff said White House employees believed Mr Trump's "mental powers were slipping".

His book, Fire and Fury: Inside the Trump White House, went on sale early despite the president's attempts to block its publication.

Mr Trump says the book is "boring and untruthful" and Wolff a "total loser".

He said it was being pushed by the media and others to hurt him. He added in a tweet: "They should try winning an election. Sad!"

     Mr Tillerson - who is alleged to have called Mr Trump a moron last year - told CNN: "I have no reason to question his mental fitness."


"I think that's well recognised. That's also though why the American people chose him," he said.



What are the questions on Trump's mental health?

       In a television interview on Friday, Wolff said "100% of the people" around Mr Trump questioned his fitness for office.

His book alleges that Mr Trump failed to recognise close friends, and was prone to repeating comments.

      Wolff said that White House staff described the president as childlike because "he has the need for immediate gratification. It's all about him... This man does not read, does not listen. He's like a pinball just shooting off the sides."

The president said he had not given Wolff access to the White House nor spoken to him for the book.

      But Wolff responded: "What was I doing there if he didn't want me to be there? I absolutely spoke to the president... It was not off the record."

He said he had spent a total of three hours with Mr Trump, both during the election campaign and after the inauguration.



What else is in the book?

     It cites former top aide Steve Bannon as describing a meeting between a Russian lawyer and Trump election campaign officials, including Mr Trump's son Donald Jr, as "treasonous".

Both Mr Trump Jr and his father deny that any collusion with Russians to win the election took place. However Mr Bannon is quoted in the book as saying: "They're going to crack Don Junior like an egg on national TV."




The meeting is being investigated by Special Counsel Robert Mueller as part of his inquiry into possible collusion between Trump campaign officials and Russia.

The book makes many other claims, including that:

  • The Trump team was shocked and horrified by his election win
  • His wife, Melania, was in tears of sadness on election night
  • His daughter, Ivanka, had a plan with her husband, Jared Kushner, that she would be "the first woman president"
  • Ivanka mocked her dad's "comb-over" hairstyle and "often described the mechanics behind it to friends"

       The accuracy of some excerpts has been criticised and questioned in US media.

Still, even if only half of what the book contains is true, it paints a damning portrait of a paranoid president and a chaotic White House, says BBC North America editor Jon Sopel.



Will it actually hurt Trump?

      BBC North America reporter Anthony Zurcher reported, Donald Trump's supporters have seen many a media storm over the past few years, and somehow their man always emerges (relatively) unscathed. The book may be generating considerable heat among the chattering class, but there's little to indicate that its lasting impact will be much more than confirming long-held suspicions of Trump critics and re-enforcing the bunker mentality in the White House.

       Outside Washington, in places where people don't devoutly follow every permutation of the presidential Twitter feed, the Trump administration is compiling a boast-worthy economic record.

Despite some doom-and-gloom predictions following the 2016 election, the stock market has soared. Unemployment remains low. Major corporations are making high-profile moves to at least temporarily boost their workers' paycheques. And the president can start pointing to his party's tax bill as a tangible reason why the economy is humming along.

      If the current trajectory continues, Mr Trump and his fellow Republicans will be positioned to make the case to voters in the months and years ahead that despite all the drama - the often self-inflicted fire and fury - their agenda is to help Americans where it counts the most, in their pockets.

That's the kind of message that can win.



What will happen to Steve Bannon?

       Media captionTrump harsher on Bannon than he is on his "worst enemies"

Mr Trump said Mr Bannon - who was sacked in August - had "lost his mind" after losing his White House position, adding in a tweet that Mr Bannon had cried when he lost his job.

Reports suggest that more conservative factions in the Republican party are rallying around Mr Trump.

        Billionaire conservative donor Rebekah Mercer, who had backed Mr Bannon financially and invested in the right-wing Breitbart news website that he heads, cut ties with the former strategist, and reiterated her support for the president.



 What else is happening at the White House?

Despite the storm over the book, the Trump administration has been pressing ahead with its agenda.                                                                                                                                                              On Friday, Mr Trump refused to answer questions about the book as he departed for Camp David from the White House. Mr Trump will spend two days meeting top Republicans at the retreat to discuss his legislative priorities for the year ahead.  (Quoted from BBC World News, Jan 5, 2018, reported by Anthony Zurcher).




Contact Form

Name

Email *

Message *