Tuesday, January 5, 2021

MENUAI BUAH-BUAH PERBUATAN

Ada subuah lagu yang lyriknya antara lain sebagai berikut :

Masing-masing orang nanti akan mengetam dari apa yang telah ditaburnya

Yang menabur duri-duri, onak, rumputan-rumputan  mengetam kepahitan.’

 

Masing-masing orang mengetam apa yang telah ditaburnya, ditaburnya.

Orang yang menaburkan yang baik                       mengetam kemanisan.

 

Siapapun tak akan dapat menyangkal adanya rumus tabur-tunai atau tabut-ketam ini. Lihat saja apa yang kita baca hari-hari lewat tayangan televisi :

 

Orang menabur dusta,  tak dihargai

Orang korupsi, mengetam kerangkeng besi

Orang maling, mengetam dihakimi massa.

Orang tawuran, mengetam besitan peluru.

Orang ugal-ugalan, menuai kecelakaan

Orang melawan hukum, menuai hukuman

Orang kikir,  menuai cemohan

Orang sombong digelar si songong.

Tapi orang jujur menyandang citra dapat dipercaya

Tapi orang dermawan menuai, doa orang banyak.

Tapi orang ramah menuai banyak teman

Tapi orang penyayang disayangi orang.

 

ANGIN SORGA ATAU ANGIN SEBAL

 Sebelum Ibu Tri Rismaharini diangkat menjadi Menteri Sosial, penulis sudah begitu masa bodoh dengan setiap gembar-gembor bantuan milyaran bahkan triliunan untuk menolong rakyat miskin yang makin terpuruk ekonominya sebagai dampak pandemicovid-19.

Lebih-lebih setelah menteri sosial sebelumnya yang belum lama menjabat tau-tau terperangkap jaringan siluman KPK karena korupsi. Mau tak mau sang menteri harus mengundurkan diri. Menyusul dua menteri sosial sebelumnya untuk masuk bui.

Masalahnya, penyaluran bantuan sosial yang luar biasa besarnya itu cukup ribet dan sulit dikontrol. Terbukti lagi, menjelang pelantikan Ibu Risma yang masih merangkap Walikota Surabaya itu,  polisi menemukan tumpukan besar paket-paket sembako berbungkus warna merah putih, warna keramat bangsa ini, - terlantar di sebuah gudang di kawasan Pulo Gadung Jakarta Timur. Kata penanggungjawabnya, barang-barang itu tak laku dijual dan sudah kedaluarsa. Tetapi menurut polisi masih bagus. Pantas saja.

Seorang teman, pensiunan PNS berusia diatas 70 tahun telah dua kali penulis bantu dengan susah payah mengajukan bantuan UKM untuk menyelamatkan warung kecilnya yang mendekati bangkrut oleh adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pemerintah guna menghambat penyebaran covid-19. Sekali melalui RT/RW sesuai petunjuk dan sekali melalui online. Semua persyaratan, seperti : ada usaha, bukan PNS/TNI-POLRI, belum menerima bantuan apapun, tanda tangan RT/RW, meterai dan sebagainya. Tapi tak ada tindak lanjutnya.

Tak ada informasi apapun. Padahal, saat mengajukan aplikasi ada notasi pendaftaran berhasil. Memang ada sebuah nomor telepon genggam untuk mendapatkan informasi. Namun berkali-kali dihubungi tak ada jawaban. Dicek ke web bank penyalur yang ditentukan, jawabannya “anda tak terdaftar sebagai penerima bantuan”.

Tidak ada penjelasan mengapa semua pengajuan itu tak ada umpan baliknya. Kalau ditolak apa kekurangannya. Atau diselewengkan untuk keuntungan pihak lain ?. Baiknya, pemohon diberi informasi. Termasuk kalau ditolak agar tidak terus menanti berkepanjangan. Mudah-mudahan dengan masuknya menteri wanita yang jujur, tegas dan pemberani ini semuanya dapat ditata kembali menjadi lebih baik.

Membaca sepintas tentang tata cara pendistribusian vaksin anti covid-19 yang kini tengah berlangsung serta tata cara penunjukkan penerima vaksinasi, nampaknya seperti akan mengikuti pola penyaluran bantuan sosial sekarang. Maka diharapkan, contoh kasus seperti di atas tak akan terjadi di sini. ***

 

Nah, AA Gym Kualat ??

 Masih terngiang ucapan AA Gym agar Presiden Jokowi menjadi orang pertama diberikan suntikan vaksin Covid-19, eh…. tak lama kemudian kyai muda kondang ini dikabarkan terpapar virus mematikan ini dan kabarnya sudah dirujuk ke RSPAD Gatotsubroto Jakarta. Mudah-mudahan saja beliau segera sembuh kembali. Hanya saja kisah ini menjadi pelajaran bagi siapa saja agar tidak dengan entengnya mengeluarkan ujaran yang dapat membuat orang lain terpojok. Bisa kualat.

Pangkal soalnya, ketika masih ramai-ramai diperbincangkan apakah vaksin anti virus covid-19 yang ketika itu baru didatangkan dari Cina  cukup aman, ampuh dan halal untuk digunakan, Aa Gym seperti dikutip dari CNN Indonesia menantang  agar petinggi-petinggi negara seperti Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, para menteri serta Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPRI Puan Maharani dan para jenderal yang pemberani itu berani menjadi peserta klaster pertama menerima suntikan vaksin baru ini. Aa Gym sendiri baru mau disuntikan bila vaksin itu benar-benar sudah teruji keandalan dan kehalalannya.

         Maka untuk menanggapi tantangan itu, Presiden Jokowi segera tampil dengan menyatakan kesediaannya menjadi orang pertama untuk mendapatkan penyuntikan vaksin covid-19.

Coba kalau AA Gym bersedia menjadi salah satu relawan mengikuti jejak Gubernur Ridwan Kamil yang menyediakan diri menjadi “kelinci percobaan” penggunaan vaksin anti covid-19 menjelang akhir tahun lalu. Mungkin sekarang tak kan terpapar. ***

Contact Form

Name

Email *

Message *