Tuesday, January 26, 2010

DEBAT KUSIR DI LAYAR TELEVISI

Berdebat di layar televisi nampaknya kini lagi trend. Baik tokoh-tokoh yang dianggap "tahu banyak" maupun pembawa acara, nampak penuh semangat.

Hanya sayang, kerapkali diskusi menjadi seperti layaknya debat kusir di warung kopi. Menjadi menyebalkan pemirsa televisi. Lebih-lebih menyaksikan ulah pendebat yang nampaknya tak mempunyai dasar debat yang kuat.

Untuk menutupi kelemahannya, kerap kali mereka mencoba mengalihkan pembicaraan ke masalah yang "remeh teme", menghindar dari topik yang sedang dibahas dengan mengarang sendiri motivasi lawan debatnya, atau merendahkan pendapatnya.

Sering kali pula mereka memotong-motong pembicaraan lawan diskusinya yang sedang serius menguraikan pendapatnya , membuat "berisik", sehingga mengganggu konsentrasi para pemirsa.

Dalam ilmu komunikasi, hal ini memang dimaksudkan untuk mengganggu komunikasi agar buah pikiran lawan bicaranya tidak terserap oleh akal pikiran para pemirsa. Cara ini tergolong curang, perbuatan hanya mementingkan diri sendiri dan mengurangi hak orang banyak memperoleh informasi yang baik dan lengkap.

TEBAR PESONA MILIK SIAPA ?

Pada kampanye Pemilu Presiden 2009 yang lalu setiap calon menciptakan motto-motto atau
yel yang selalu diteriakan bersahut-sahutan pada saat-saat kampanye. SBY-Boediono misalnya mengusung motto "Bersama Kita Bisa", mirip=mirip " Yes We Can"-nya Partai Demokrat Amerika Serikat.

Dari pihak Ibu Mega-Prabowo populer kata "Tebar Pesona", yang nampaknya dipakai bukan untuk menyemangati konstituennya, tapi lebih cenderung menyindir calon Presiden SBY di kala itu. Hal ini nampaknya memang sempat membuat SBY agak serba salah. Kalau tampil mau berbuat atau mengucapkan kata-kata yang menyenangkan rakyat di bilang mau tebar pesona.

Rupanya rangkaian kata ini dirasakan kubu SBY-Boediono cukup effektif, karena sadar atau tidak, mereka juga acapkali coba menggunakannya untuk serangan balik. Tapi Ibu Mega dengan cepat mengingatkan, janganlah menjiplak ciptaan orang lain. "Itu kan ciptaan saya.....!". katanya. "Kalau sudah tak sanggup mencipta, cari saja di kamus, he he he..." dia menganjurkan.

Dari kubu JK-Wiranso, Jusuf Kalla memasarkan motto "Lebih cepat lebih baik", sebuah motto ibarat pisau bermata dua. Di satu pihak memang dapat memotivasi setiap orang maju dan kreatif, tetapi dilain pihak sekali gus juga menyindir SBY yang oleh banyak kalangan dianggap terlalu lamban mengambil keputusan dan bertindak.

Sindiran ini lebih dipertajam lagi oleh Wiranto ketika mengatakan, "gaya Pak JK seperti layaknya komandan militer yang harus cepat mengambil keputusan dan bertindak". Dan "ini sangat cocok dengan saya", mantan Panglima TNI itu menambahkan.

Agaknya motto JK ini tetap awet berlaku di masyarakat. Baik di kalangan pejabat-pejabat pemerintah maupun politisi. Bahkan ketika diperiksa Pansus DPR pun, dalam kasus Bank Century beberaoa waktu lalu, JK masih sempat menampilkan motto ini, ketika kepadanya dimintakan persetujuannya mengenai perpanjangan waktu sidang. "Lebih Cepat Lebih Baik !", katanya disambut tepuk tangan peserta sidang.

KALAU GUS DUR MENGIBARATKAN PARA KOLEGANYA

Gus Dur tak pernah lepas dari guyonan. Pada suatu acara televisi ia dimintakan kesannya mengenai beberapa bekas presiden pendahulu dan yang menggantikannya. Ibu Megawati disebutnya seperti "kuda Nil" yang lamban gerakannya.

Tentang mantan presiden BJ. Habibie, dikatakannya "kecil-kecil nekat". Mungkin karena perawakan mantan presiden ini yang memang relatif kecil, dan karena kekecewaan atas kebijaksanaannya yang berakibat lepasnya Timor Timur dari NKRI.

Tentang dirinya sendiri, sebaliknya ia menyalahkan para pemilihnya yang disebutnya "gila", karena memilih dirinya yang tidak dapat melihat sebagai presiden. Ya, ada juga benarnya, bukan ?

KALAU PAK AMIEN RAIS MENGUTIP INJIL

Pak Amien Rais, selain dikenal sebagai ilmuwan yang handal, ia juga disenangi karena humor-humornya yangsegar dan bekelas tinggi. Ketika ikut mencalonkan diri sebagai calon Presiden tahun 2004 (namun sayang gagal), masih segar dalam ingatan ketika ia mempermalukan calon lainnya Yusril Izha Mahendra.

Dalam debat terbuka ia mengomentari Yusril, : "calon Presiden koq, bahasa Inggerisnya saja masih belepotan....." Tapi Yusril mampu membalas sehingga posisinya menjadi 1 : 1 ketika ia menanggapi komentar Amien berikutnya, dengan menjawab "calon Presiden begini koq tak tahu hukum Tata Negara...?"

Komentar-komentar seperti ini lalu ditangkap dengan jitu oleh kubu PDI Perjuangan ketika itu sebagai alasan untuk tidak ikut dalam perdebatan terbuka. Alasannya, ogah ikut perdebatan yang "tak bermutu". Padahal, ketika itu memang banyak orang yang meragukan kemampuan Ibu Mega mengingat pendidikannya tidak sampai tamat perguruan tinggi.

Menjelang muktamar pemilihan calon Ketua Umum PAN di Riau yang lalu dengan gaya mengelitik Amien menertawakan hasil Pemilu perolehan PAN yang hanya "setalenan", Ia minta supaya PAN tahu diri dalam menempatkan posisinya ke depan. Pemisalan seperti ini tentu saja membuat Ketua Umum saat itu, Sutrisno Bachrir tidak nyaman.

Belum lama ini ia juga mengomentari berbagai usulan agar almarhum Gus Dur diberi gelar Pahlawan Nasional. Orang mengira Amien Rais akan keberatan, mengingat ketika di bawa pimpinannyalah, MPR melengserkan Gus Dur sebagai presiden.

Apalagi pada hari-hari itu sebuah stasion televisi sering menayangkan acara Kick Andy yang di dalamnya terang-terangan Gus Dur menuduh yang paling bertanggungjawab melengserkannya adalah Amies Rais dan Megawati.

Ternyata dugaan itu meleset. Amien ternyata memihak orang-orang setuju. Ia mengakui sering berbeda pendapat dengan Gus Dur, tapi beliau adalah tokoh yang berjasa.

Ia mengutip kisah dalam Injil (Injil Yohanes 8 :2-11 pen) mengenai wanita yang tertangkap basah sedang berzinah, dan ketika itu Isa atau Yesus menantang para tokoh agama Yahudi agar siapa yang merasa tidak berdosa, biarlah ia memulai melempari. Tetapi tak ada seorangpun yang berani. Lalu tentang Gus Dur, "salah-salah sedikit tidak apalah...., dapat dimaafkan", katanya.

Ya, benar Pak Amien. Tetapi hati-hatilah kalau mengutip ayat-ayat Injil untuk pembenaran suatu pendapat. Karena iblispun berbuat demikian. Ketika mencobai Yesus, ia meminta Dia menyembahnya, menyuruh menjadikan batu menjadi roti bahkan terjun dari bubungan Bait Allah di Yerusalem karena katanya "ada tertulis, ada tertulis, dst.." (Injil Matius 4 : 1-11).

POLISI PASANG CCTV, OK. TAPI APA CUKUP ....?

— Untuk meminimalkan atau bahkan memberantas mafia kasus serta pelanggaran-pelanggaran lain yang kerap dilakukan oleh oknum penyidik Polri, semua kantor polisi, termasuk di ruang penyidik diminta dipasangi kamera pemantau atau televisi sirkuit tertutup (CCTV). Akan direkam semua aktivitas di Bareskrim sehingga akan ada data untuk melakukan pengusutan. Begitu kata Kabag Reskrim Mabes Polri, Komjen Ito Sumardi dikutip para wartawan.

Memasang CCTV memang baik. Tapi akan lebih baik lagi kalau dilakukan penertiban pelaksanaan prosedur ke dalam. Jangan hanya di Bagian Reskrim tapi terlebih lagi di tempat yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat seperti di kantor-kantor bersama pengurusan SIM dan surat-surat kendaraan.

Praktek percaloan oleh oknum berseragam di beberapa tempat kini tidak lagi terang-terangan. Oknum-oknum yang duduk di meja depan loket dapat juga berpraktek seperti calo, tetapi tidak nampak seperti calo.

Cara praktek mereka biasanya adalah ketika ia menerima formulir berkas permohonan, ia akan menangani sendiri semua prosesnya sampai selesai. Ketika ditanyakan berapa jumlah yang harus dibayar, misalnya untuk pembuatan STNK, Ia akan memberikan jumlah menurut perhitungannya sendiri dan meminta uangnya.

Padahal mestinya harus dibayar sesuai yang tertera pada copy bakal STNK. Pemohon baru akan tahu berapa banyak ia terkena pungutan liar, ketika menerima STNK baru dan melihat jumlah yang seharusnya dibayar. Jumlahnya umumnya mencapai pululan ribu sampai ratusan ribu rupiah !

Pemohon akan sulit menghindar karena mereka memang berada di loket yang benar. Kalau tidak mengikuti, takut urusannya tidak diproses, dan kalau protes malu menjadi perhatian orang. Biasanya memang ada terpampang tulisan :"Harap tidak melalui calo" atau "bayarlah pada kasir". Tapi bagaimana kalau oknum orang dalam sendiri yang memaksakan orang melanggarnya.

Adapun tanda-tanda terjadinya percaloan demikian, biasanya nampak oknum-oknum tsb. sibuk berkesliweran berganti-ganti dari suatu kursi ke kursi yang lain, dari ruangan ke ruangan sambil sering tertawa-tawa.

Umumnya masyarakat yang menjadi korban, takut melapor, khawatir praktek ini sudah menjadi jaringan dan akibatnya malah akan dapat kesulitan. Untuk memberantas percaloan terselubung ini akan dapat dilakukan melalui sidak rahasia (penyamaran) oleh aparat pengawasan Polri untuk menemukan para pelakunya. Di setiap loket cukup satu orang saja yang bertanggung jawab dan semua prosedur benar-benar dilakukan menurut ban berjalan.

Monday, January 25, 2010

KALAU PARA PROFESOR BERDEBAT SOAL UANG NEGARA

Menyaksikan para profesor dan doktor-doktor berdebat sebagai saksi dalam rapat Pansus Angket DPR dalam kasus Bank Century malah membingungkan. Para anggota Pansus mengaku malah tambah bingung. Memang membingungkan.

Bayangkan para profesor, banyak diantaranya sudah bertahun-tahun menguliahi mahasiswa dan para sarjana, bahkan bertahun-tahun menjadi praktisi dalam mengelola keuangan negara ada yang tak berani merumuskan definisi "keuangan negara...!" Kalau begitu mereka tidak mengerti apa yang mereka kuliahkan sendiri selama ini ? Dan para profesor dan doktor yang mengelola uang negara selama ini tak tahu uang siapa yang mereka kelola ?

Ketika kakak saya mempertahankan disertasi untuk promosi doktornya di depan sidang guru besar UI di Depok, ada pertanyaan, "bila anda diperhadapkan dengan dua pilihan yang berbeda tentang suatu kasus dari sudut pandang sebagai ilmuwan dan dan sudut pandang sebagai birokrat, Anda akan memilih yang mana ?" Kakak saya menjawab "Pendapat sebagai ilmuwan."

Tetapi apa yang disaksikan dalam debat sidang Pansus DPR ini, nampaknya tidak semua berpegang teguh pada prinsip ini. Seperti ada pemerosotan kewibawaan intelektual. Para doktor dan profesor banyak yang seperti orang bodoh, mengaku "tidak tahu". Ada yang mengingkari keilmuannya karena kepentingan politiknya atau untuk menyelamatkan posisinya.

Karena itu para anggota Pansus DPR perlu menilai kelayakan keterangan para saksi yang nampak kurang selaras dengan logika keilmuannya, sekalipun ia profesor atau doktor. Adakah ia independent, tak ada keterikatan dengan kepentingan politik atau profesinya.?

Dapatlah dipahami kalau mantan Wapres Jusuf Kalla menolak tawaran gelar doktor HC dari sebuah lembaga pendidikan tinggi, karena katanya, kalau ia berbuat kekeliruan, nanti dia cukup menjawab : " Salah-salah sedikit tidak apa-apa, cuma sarjana S-1 ini.....". Malu kaaaan...................

Pantas juga kalau Bung Karno dahulu sering mengecam para ilmuwan yang hanya terpaku pada "text book", "text book thinking", padahal beliau sendiri seorang ilmuwan. Begitulah, para profesor dan doktor di Pansus DPR juga lebih banyak berteori seperti di forum akademis atau ketika merancang sebuah undang-undang. Padahal yang perlu ditela'a adalah undang-undang atau aturan-aturan yang positif, yang berlaku ketika kasus itu terjadi. Sebagai acuan untuk menilai ada pelanggaran atau tidak. Gitu aja kok repot.....

JENDERAL TERNYATA TAKUT JUGA....

Ini pengalaman ketika masih jadi wartawan. Suatu ketika saya mencari seorang teman wartawan di daerah elit Menteng dengan mengendarai sepeda motor. Saya menggunakan jaket agar tak masuk angin, dan didalamnya aku menyandang tustel. Teman ini hanya memberi tahu nama jalan dan nomor alamat kantornya.

Sambil meluncur lambat-lambat, aku perhatikan setiap rumah di kiri dan kanan jalan mencari alamat kantor teman tersebut, dan memang tidak sulit menemukannya.

Ketika kembali ke kantor, aku terkejut karena diberi tahu seorang perwira polisi dari Bagian Reserse Kriminil Kramat Jakarta Pusat meminta saya menghadap ke kantornya. Apa salahku ?

Setibanya di sana, perwira polisi yang memanggil berdiri dari kursinya menyalami saya sambil tertawa geli :" Oh.....ente..., kirain siapa.....", katanya dalam logat Betawi. Perwira ini memang sudah kukenal baik, karena sebagai wartawan aku sering mengikuti kegiatan-kegiatan kepolisian.

Ia lalu menceriterakan, rupanya ada seorang jenderal di kawasan Menteng yang memperhatikan dan mencurigai saya. Ia menelpon polisi minta diselidiki siapa pemilik motor yang nomornya telah dicatatnya. Setelah diteliti ternyata pemiliknya Kantor kami. Dan ketika pimpinan kantor kami meneliti siapa pemakai motor dengan nomor misterius tersebut, ternyata saya.

"Jenderal siapa itu, nanti kujelaskan.", kataku. "Disangkanya mungkin aku penembak jitu", Periwa ini tak mau menyebutkan. "Ya, sudah", katanya. "boleh pulang", sambil kami tertawa lalu saya pulang.

Peristiwa kedua :
Ketika naik pesawat dari Makasar kembali ke Jakarta. Namanya wartawan, selalu mengamati kalau-kalau ada sesuatu yang dapat dijadikan berita. Nah, pada jarak beberapa kursi samping kanan depan aku kenal seorang jenderal yang ketika itu menjabat sebagai salah seorang Panglima Komando Wilayah (Kowilhan) yang membawahi beberapa Komando Daerah Militer (Kodam).

Saya mendekati sang jenderal ini dan menyapanya, maksudnya untuk sekedar wawancara. Eh, ia nampak terperanjat. "Saudara siapa......", ia bertanya dengan wajah curiga. Mungkin ia menduga aku pembajak pesawat. Maklum ketika itu masih hangat berita pembajakan pesawat Indonesia "Woyla" yang digagalkan pasukan RPKAD di Bangkok. "Saya wartawan Pak", sambil menunjukkan kartu pers yang ditandatangani Jendral HSS, Komandan Mabes ABRI. Barulah ia tenang. Namun karena suasananya terasa tidak nyaman lagi, maka wawancara saya batalkan.

Untunglah di situ ada Yohanes Auri, bintang lapangan kesebelasan nasional PSSI yang ketika itu sedang memuncak pamornya. Senang mendapat julukan "si Kuda Hitam dari Timur" ia kelihatan sangat antusias diwawancarai. Ia berceritera bagaimana ketika kakinya cedera diinjak pemain kesebelasan Dinamo-Moskwa, diangkat sebagai pegawai PN. Pertamina dan..... pernikahannya yang baru saja berlangsung. "Oh.... rupanya sedang bulan madu ya......", kataku ketika kami sudah siap-siap mendarat di Kemayoran.

Sunday, January 24, 2010

RELAWAN DI HAITI : "KAMI PULANG UNTUK MENANGIS"

Seperti orang-orang lainnya yang telah memberikan waktunya menolong para korban gempa di Haiti, Gary Garner membutuhkan saat-saat yang baik untuk menangis sepuas-puasnyanya. Di kepala ahli medis dari Salt Lake City, Utah ini selalu terbayang tubuh-tubuh tak bernyawa yang diangkat dengan tangannya sendiri atau kaki-kaki, tangan dan jari-jari yang diamputasinya. Sekarang ia butuh istrahat.

Jumat lalu ia ditemui sedang termenung di lapangan terbang Port-au-Prince, berpikir untuk dapat kembali hidup normal. "Kami akan kembali ke rumah dan menangis", kata Garner dengan suara lemah. Dari raut mukanya, ia nampak tertekan, sangat menderita. Dan diam-diam ia mulai menangis. Kesedihan mendalam itu tak dapat dilupakannya sampai di rumah.

Demikian juga Elizabeth Bellino tak sabar menunggu. Dokter anak dari New Orleans, Lousiana ini ditemukan sedang menangis Jumat lalu di sebuah mobil. Ia sedih karena dokter-dokter dari rumah sakit negara lain tak mau menerima satu truk sumbangan makanan dan air yang dibawanya. Mereka juga tidak mengijinkan menumpangkan pasien-pasiennya ke rumah sakit lapangan tempatnya bertugas sebagai relawan. "Ini membuat frustasi:, katanya. "Sampai hati mereka begitu".

Ya, memang masih banyak tangisan terdengar di Haiti. Tapi para penolong mulai pulang ke negara asalnya. Padahal masih banyak pekerjaan yang perlu dilanjutkan.

Rumah sakit tempat Bellino bertugas terus dijejali pasien baru. Terletak di sebuah lapangan yang berdebu dekat lapangan terbang internasional Toussaint L'Ouverture. Gempa susulan yang berkekuatan 5,9 pada skala Richter yang menimbulkan kepanikan Rabu lalu menambah pasiennya.

Meskipun Garner tengah berpikir-pikir untuk pulang, namun ia masih tetap merawat para korban yang diturunkan di tempat pendaratan oleh tiga helikopter pribadi. Heli-heli itu milik pengusaha Utah, Jeremy Johnson, yang telah menawarkan sebuah tim kesehatan ke Haiti setelah terjadinya gempa berkekuatan 7.0 skala Richter yang telah menewaskan puluhan ribu jiwa dan ribuan lainnya luka-luka. Garner termasuk dalam tim itu bersama Craig Nelson tetangganya, seorang konsultan keuangan di Utah.

Nelson sudah berada di Haiti dalam missi gereja Hormon 20 tahun lalu bersama Steve Hansen dan Chuck Peterson, kedua-duanya kini menjadi dokter. Ketika Garner mendengar terjadi bencana, ia mengajak mereka ke Haiti dan mereka siap berangkat. Mereka diturunkan di Leogane, kota pantai hampir 30 km sebelah barat kota Port-au-Prince. Kota itu kemudian menjadi pusat gempa susulan dan menurut laporan, 90 persen bangunannya rusak atau hancur.

Dokter-dokter Amerika termasuk tim penolong pertama yang tiba di Haiti dan kemudian disusul tim dari Cuba, Jerman, Kanada dan negara-negara lainnya. Tidak seperti yang dialami Bellino di Port-au-Prince, semua orang bekeja baik di Leogane. " Bekerja seperti tim dokter PBB", kata Garner. Mereka merawat sekitar 300 korban. Obat-obatan kerap menjadi masalah karena keterlambatan pasokan. Seorang dokter menggunakan kulit dalam mengamputasi kaki bagian bawah seorang korban. Dokter-dokter juga menggunakan rangka bagian belakang sepeda dan memasang mur pada tulang tangan pasien.

Hari- hari terasa begitu panjang, sepanjang malam banyak yang mengalami pendarahan hebat. Tidur hanya tiga atau empat jam. "Kami bekerja sampai lampu di kepala kami kehabisan arus batere untuk digantikan yang baru." kata Garner. Engkau baru dapat tidur ketika kau mati", katanya. "Saya akan punya cukup waktu tidur pada akhir minggu ini".
( Dikutip dan diterjemahkan dari CNN, dilaporkan Arthur Brice, Jan.22,2010).



Friday, January 22, 2010

MENILAI KINERJA PANSUS BANK CENTURY ( 2 )

Catatan :
Dalam bagian I tulisan sebelumnya dinyatakan, bahwa apa yang tengah dilakukan Pansus DPR untuk kasus Bank Century sesungguhnya adalah Management Audit. Hanya sayangnya belum ada ahli management yang dimintakan pandangannya oleh Pansus . Oleh karena itu, baiklah setiap orang dapat menilai kejadian-kejadian dalam kasus tsb, tahap demi tahap dengan mengacu pada prinsip-prinsip managemen yang akan diuraikan selanjutnya

Mengapa ada masalah ?
Setiap orang yang menjadi bagian dari suatu organisasi, perusahaan, perkumpulan ataupun Program kegiatan, apakah ia seorang pemimpin, pengurus atau anggota biasa,tentu menginginkan agar pengelolaan orgnisasinya berjalan lancar dan sukses mencapai tujuannya. Namun harapan itu dalam prakteknya tidak selalu terwujud akibat berbagai sebab. Di mana letak kelemahannya ? Dengan metode penelusuran melalui jalur sistim pengendalian managemen (SPM), maka anda akan dapat menemukan jawabannya. Ibarat lampu listrik tidak menyala, kita menelusuri alur penghantar listrik dari bohlam, kabel-kabel, sambungan kabel atau stop kontak. Mungkin ada yang putus atau tidak berfungsi. Pengendalian adalah tindakan pengawasan yang diikuti dengan langkah perbaikan. Penelusuran menurut alur sistim pengendalian managemen (SPM) adalah suatu metode pendekatan dalam mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional organisasi atau kegiatan dalam mencapai tujuannya, apakah cukup ekonomis, efisien, efektif (3E). SPM meliputi : pengorganisasian, kebijaksanaan, prosedur, personalia, perencanaan, pencatatan /akuntansi, pelaporan dan pengawasan. ***

Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses dalam merangcang dan mengalokasikan pekerjaan, kewenangan dan sumber daya diantara masing-masing anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk dapat menjabarkan secara jelas misi dan tujuan organisasi tersebut adalah :
a. Mengidentifikasikan tugas pokok dan fungsi organisasi yang akan dibentuk.
b. Mengindentifikasikan sasaran dan target yang ingin dicapai.
c Mengidentifikasikan potensi dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi pada saat pelaksanaannya.
d. Menentukan sasaran-sasaran dan target.
e. Menentukan prioritas pencapaian sasaran dan target.
f. Menentukan strategi, tata cara/metode untuk merealisasikan sasaran dan target.
g. Menentukan batasan-batasan antara lain yang berkaitan dengan waktu, biaya serta mutu hasil yang hendak dicapai.

Dalam pengorganisasian ada tiga aspek yang berperanan penting, yaitu :
a. seluruh rincian pekerjaan harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan;
b. beban pekerjaan dibagi menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang/bagian, dan
c. penciptaan suatu mekanisme untuk mengkoor-dinasikan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

Berikut ini adalah prinsip dan faktor-faktor yang wajib dipenuhi dalam suatu organisasi yang baik :
1). Wewenang dan tanggung jawab telah dibagi sehingga tidak terjadi hanya satu orang saja yang mengendalikan semua kegiatan.
2). Setiap petugas pelaksana telah ditetapkan kewenangannya untuk mengambil tindakan yang diperlukan dengan segera yang bersifat keputusan dalam pelayanan atau kegiatan masyarakat.
3). Tanggung jawab masing-masing telah ditetapkan sejelas-jelasnya sehingga tidak terjadi penyimpangan dan pelemparan tanggung jawab kepada orang lain.
4). Setiap pejabat yang melimpahkan kewenangannya kepada bawahannya telah mempunyai sistim tindak lanjut yang efektif untuk menentukan apakah penugasannya telah dilaksanakan semestinya.
5). Tiap orang telah mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada atasannya.
6). Setiap orang memahami undang-undang dan peraturan yang memberi kewenangan kepada setiap orang dalam organisasinya.
7). Dalam pembagian fungsi, tugas dan tanggung jawab tidak ada tumpang tindih, duplikasi atau pertikaian.
8). Ada uraian tugas yang memadai yang akan membantu setiap orang lebih memahami tugas dan tanggung jawabnya.
9). Organisasi fleksibel sehingga memungkinkan dila-kukan sinkronisasi bilamana terjadi perubahan dalam perencanaan, kebijaksanaan dan tujuan organisasi.
10). Stuktur organisasi cukup sederhana, tidak terlalu terperinci yang akan menghambat kemajuan, tidak mengadakan posisi yang tidak perlu sehingga mengakibatkan ketidakberdayaan organisasi secara keseluruhan.***

Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah suatu ketentuan yang mengharuskan, membimbing atau membatasi tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan kebijaksanaan terpaut erat dengan kemampuan atau dedikasi personal pengambil kebijaksanaan. Sering kali ada kebijaksanaan yang ternyata kemudian bertentangan dengan undang-undang bahkan lebih banyak merugikan.

Managemen sering diperhadapkan dengan beberapa tindakan alternatif dalam upayanya mencapai tujuan. Dalam pengambilan keputusan managemen diperhadapkan kepada berbagai pilihan antara lain manfaat jangka pendek dan jangka panjang, keterbatasan sumber daya dan hilangnya kesempatan antara lain karena memilih alternatif, pertentangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi dan berbagai pembatasan serta kendala lainnya. Karena itu dalam organisasi, kebijaksaanaan merupakan alat bantu untuk memilih tindakan terbaik dari berbagai alternatif yang ada.

Ada beberapa aspek yang merupakan karakteristik kebijaksanaan yang sangat penting agar dalam operasionalnya dapat menimbulkan efek seperti yang diinginkan. Aspek-aspek ini mengkondisikan lingkungan tempat kebijaksanaan untuk menjadi faktor pendorong pencapaian tujuan organisasi, berupa :
a. Kebijaksanaan ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan dan bukan merupakan tujuan. Konsekwensinya harus diperhitungkan untung ruginya.
b. Materi kebijaksanaan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang ada di sekitarnya. Karena keterkaitan dan ketergantungan dengan komponen luar selalu ada sampai pada tingkat tertentu.
c. Kebijaksanaan sederhana dan dapat dilaksanakan.

Secara umum suatu kebijaksanaan dikatakan baik, bila memenuhi prinsip-prinsip :
1. Dinyatakan dengan jelas secara tertulis dan disusun secara sistematis dalam pedoman atau publikasi lainnya. Perumusan kebijaksanaan yang kurang jelas dapat menimbulkan salah pengertian yang serius serta penafsiran yang tidak cocok atau tidak seragam dalam organisasi.
2. Dikomunikasikan secara sistematis pada semua petugas yang berkepentingan dengan kebijaksanaan tersebut.
3. Selaras dengan kebijaksanaan atasan organisasi dan kebijaksanaan umum yang ditentukan pada tingkat yang lebih tinggi.
4. Disusun sedemikian rupa agar dapat mendorong pelaksanaan kegiatan berjalan efektif, efisien dan ekonomis.
5. Selalu ditinjau kembali secara periodik dan disesuaikan apabila perlu. ***

Prosedur
Prosedur berbeda dengan kebijaksanaan. Prosedur adalah rangkaian langkah yang dipakai guna melaksanakan kegiatan, selaras dengan kebijaksanaan yang ditentukan. Acap kali prosedur sengaja dipermainkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan membuat prosedur yang menyediakan celah untuk melakukan tindak pidana korupsi dan pungutan liar. Entah dengan membuat prosedur yang berbelit-belit, macam-macam persyaratan, pengurusan dibuat di tempat terpisah-pisah dan waktu pengurusan yang lama serta berlarut-larut.

Maksudnya agar pemohon enggan mengurus sendiri sehingga terpaksa menggunakan calo, baik orang dalam, orang luar atau kedua-duanya. Hal ini mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. Terkenallah pemeo : ”kalau dapat dipersulit mengapa dipermudah.”

Dalam organisasi sebaiknya ada prosedur pelaksaanaan kegiatan (standard operating procedures - SOP). Dengan SOP ini akan lebih jelas lagi prosedur yang harus ditempuh / dijalankan dari suaatu kegiatan. Para pelaksana kegiatan akan dengan mudah mengikuti alur suatu kegiatan dengan melihat /membaca SOP-nya.

SOP dan uraian tugas tidak hanya akan memudahkan pelaksana kegiatan tetapi juga akan membantu petugas baru yang akan melaksanakan kegiatan sama dengan mempelajari SOP tugasnya yang baru.

Beberapa contoh di dalam kegiatan sehari-hari adalah prosedur pelelangan, prosedur kenaikan pangkat pegawai, prosedur pembuatan dan pengiriman surat dan prosedur pembuatan laporan.
Tanpa prosedur yang jelas, suatu pekerjaan mungkin akan terlaksana secara tumpang tindih antara satu unit organisasi dengan unit organisasi yang lain karena keduanya merasa berhak untuk melaksana-kannya.

Secara umum, prinsip untuk kebijaksanaan berlaku juga untuk prosedur, dengan tambahan :
1). Prosedur harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga hasil pekerjaan seseorang secara otomatis dicek oleh orang lain.
2). Prosedur kegiatan yang tidak bersifat mekanis, tidak terlalu terinci agar tidak menghambat penggunaaan pertimbangan dalam menghadapi situasi yang tidak lazim.
3). Prosedur ditetapkan sederhana dan murah.
4). Prosedur tidak tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi dengan prosedur lainnya. Di lain pihak mungkin ada pekerjaan yang tidak atau terlambat dikerjakan karena tidak satupun dari unit organisasi yang merasa berkewajiban melaksanakannya.**

Personalia
Personalia merupakan sub sistem dalam organisasi yang diciptakan sebagai upaya agar pegawai dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan organisasi termasuk usaha untuk meningkatkan kemampuan, semangat dan gairah kerja serta disiplin setiap pegawai dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Pengelolaan personalia yang baik mencakup :
1). Formasi pegawai telah ditentukan dengan tepat, baik jumlah maupun kualitas pegawai yang diperlukan. Formasi pegawai adalah jumlah dan susunan pangkat pegawai yang diperlukan yang
berkaitan dengan kuantitas dan kualitas atau syarat-syarat yang harus dimiliki pegawai dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi atau untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
2). Penerimaan dan penempatan pegawai harus selalu didasarkan pada formasi yang lowong serta penempatan pegawai disesuaikan dengan pengeta-huan, kemampuan, keahlian, dan ketrampilannya, moralitas serta ada pola mutasi yang ditetapkan secara konsisten.
3). Pendidikan dan pelatihan pegawai untuk mening-katklan kemampuan, keahlian, ketrampilan dan pengembangan kariernya.
4). Ada perencanaan dan pengembangan karier pega-wai agar pegawai dapat mengetahui arah perkembangan kariernya.
5). Ada sistem penghargaan pegawai untuk memo-tivasi pegawai agar lebih berprestasi dan pemberian sanksi bagi yang melakukan pelanggaran. Penghargaan perlu diberikan kepada pegawai yang telah menunjukkan prestasi kerja yang sangat baik. Penghargaan yang diberikan dapat berupa piagam, bintang, lencana, kenaikan pangkat, uang atau dalam bentuk lainnya.
6). Pegawai dihargai harkatnya sebagai manusia. Kedudukan pegawai dalam organisasi sangat strategis. Mereka tidak boleh diperlakukan sebagai faktor produksi tetapi harus dihargai harkatnya sebagai manusia, yaitu merupakan aset organisasi yang dinamis.
7). Lingkungan kerja yang baik yang memungkinkan para pegawai untuk berkembang. Para pegawai diberi kesempatan meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta keahliannya, dan didorong untuk menggunakan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin dalam melaksanakan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi.
8). Ada tatacara pemberhentian pegawai yang dilaksanakan secara konsisten.***

Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses penetapan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan pada masa datang dengan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan pencapaian tujuan organisasi. Berdasar-kan pengertian tersebut, maka beberapa pedoman utama ketika akan membuat perencanaan adalah :
1). Perencanaan dibuat dalam satu wadah organisasi.
2). Tujuan organisasi harus jelas. Tujuan strategis organisasi biasanya ditetapkan oleh pimpinan tertinggi. Pada tingkat menengah ditetapkan tujuan taktis yang merupakan penjabaran tujuan strategis. Kemudian pada tingkat organisasi pelaksana, tujuan taktis tersebut dirinci ke dalam tujuan-tujuan operasional.
3). Perencanaan mempertimbangkan sumber daya.
4). Perencanaan selalu berorientasi masa depan yang batasnya jelas.
5). Perencanaan harus menunjuk jenis kegiatan secara spesifik.
6). Perencanaan mencakup siapa yang melaksana-kannya. Untuk ini perlu ditetapkan pembagian kewenangan dan tanggung jawab, siapa yang melaksanakannya, serta yang diberi tanggung jawab untukmengawasi dan mengevaluasinya. Acapkali istilah “tanggung jawab bersama” digunakan oleh beberapa orang dengan mengharapkan semua orang atau semua pihak bertanggung jawab atas suatu kegiatan atau kondisi. Ini berarti tidak ada yang bertanggung jawab secara jelas dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Hal seperti ini harus dihindari dalam pengendalian organisasi.
7). Perencanaan mencakup metode pengukuran Tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana hanya dapat dinilai apabila fakta yang terjadi dapat dibandingkan dengan rencana itu sendiri.

Dengan demikian rencana harus mencakup paling tidak secara tersirat, standar dan ukuran yang dapat digunakan untuk menilai masing-masing kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana. Dimensi waktu, jumlah biaya, jumlah masyarakat yang dapat dilayani, atau besarnya target pendapatan yang dicapai, adalah contoh-contoh ukuran yang lazim digunakan dalam perencanaan.

Tanpa tolok ukur, akan sukar dinilai apakah suatu rencana berhasil atau tidak. Dipandang dari sudut pengendalian, perencanaan memberikan tolok ukur bagi pencapaian tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan yang kurang mantap seringkali menyebabkan bukan hanya keterlambatan pelak-sanaan kegiatan tetapi juga pemborosan. Seperti jadwal pelaksanaan proyek yang tidak selaras dengan musim, pencairan anggaran atau kegiatan instansi terkait.

Syarat-syarat perencanaan yang baik :
a. Perencanaan itu merupakan penjabaran dari tujuan pokok organisasi.
b. Unsur pimpinan dan bawahan dilibatkan dalam proses perencanaan agar dalam pelaksanaannya nanti semua akan bekerja maksimal.
c. Dibuat serealistis mungkin dengan memperhatikan waktu, sumber daya dan dana.
d. Mempertimbangkan prinsip ekonomi. Lazimnya dipertimbangkan pilihan yang terbaik dari beberapa alternatif ditinjau dari segi biaya dan manfaat.
e. Dikomunikasikan dengan baik dan dapat dimengerti dengan mudah. Seringkali rencana tidak diko-munikasikan dengan baik kepada semua pelaksana maupun pihak-pihak terkait sehingga pelaksanaannya kacau.
f. Digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan. Rencana yang telah dijabarkan dalam angka akan lebih mudah dipahami dan dilaksanakan. Selain itu akan dapat dijadikan pengukur sejauh mana rencana telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
g. Keberhasilan rencana dapat diukur. Perlu ditetapkan pembagian kewenangan dan tanggung jawab serta sistem pemantauan untuk menilai sejauh mana rencana telah dilaksanakan.***

Pelaporan
Pelaporan adalah suatu bentuk penyampaian infomasi tertulis dari unit kerja lebih rendah kepada unit kerja lebih tinggi atau dari bawahan kepada atasan. Laporan dapat digunakan untuk menyajikan informasi mengenai apa (What) yang terjadi, di mana (where) kejadiannya, bilamana (when), mengapa (why) terjadi, siapa (Who) yang bertanggung jawab atas kejadian itu dan bagaimana (How) kejadiannya.

Pelaporan yang dirancang dengan baik dapat memberikan informasi tentang adanya penyimpangan atau deviasi sehingga memungkinkan penerima laporan segera melakukan tindakan koreksi. Pelaporan yang tepat, benar dan cepat sungguh penting bagi atasan. Karena laporan itu akan menjadi dasar bagi atasan melakukan langkah atau tidak mengambil kebijaksanaan tindak lanjut. Namun demikian dalam oganisasi pelaporanpun kerap kali menemui hambatan.

Ada sejumlah penyebabnya, misalnya :
1). Kebiasaan membuat laporan asal bapak senang (ABS). Yang dilaporkan yang baik-baik saja agar mendapat pujian atau promosi. Sebaliknya yang kurang baik tidak dilaporkan, takut ditegur atau dianggap tidak mampu.
2). Sikap sungkan melaporkan informasi pelanggaran yang dilakukan pejabat atau tokoh tertentu yang mempunyai pengaruh politis, kemasyarakatan, atau mempunyai kewenangan melakukan tindakan atas diri pelapor.
3). Kebalikannya, laporan telah disampaikan dengan baik tetapi penerima laporan kurang memper-hatikan atau lambat menanggapinya. Akibatnya akan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi.

Agar laporan dapat memberikan nilai yang sebesar-besarnya, maka isi laporan itu harus menginformasikan sesuatu yang bernilai berkaitan dengan kegiatan organisasi, meyakinkan dengan dukungan bukti-bukti, dan mampu menggerakkan penerimanya untuk mengambil tindakan perbaikan.

Pelaporan dikatakan baik, bila :
1). Mengandung kebenaran, obyektif dan dapat dibuktikan. Untuk ini diperlukan sifat kehati-hatian (due proces).
2). Laporan jelas dan cermat. Harus dibedakan mana informasi penting dan mana yang hanya perlu untuk diketahui. Kata atau istilah yang tidak lazim agar dihindarkan. Dan bila terdapat banyak data dan angka sebaiknya dibuat sebagai lampiran.
3). Laporan agar langsung ke sasaran. Untuk ini perlu mendiskusikannya secara periodik dengan penerima laporan informasi apa yang paling diharapkan.
4). Laporan harus lengkap tetapi singkat, padat dan jelas yang mencakup semua segi masalah yang dilaporkan.
5). Laporan harus tegas dan konsisten. Tidak ada yang bertentangan antara bagian yang satu dengan yang lain.
6). Laporan harus tepat waktu. Laporan yang terlambat disampaikan akan berkurang manfaatnya. Akibat lebih lanjut adalah kerugian akibat koreksi tidak dilakukan segera. Untuk ini dapat dikembangkan kebijaksanaan yang membedakan laporan yang bersifat “sangat penting”, yang hanya memuat informasi sangat penting dan memerlukan dilakukan tindakan segera untuk mencegah organisasi menderita kerugian.
7). Laporan harus ditujukan kepada penerima yang tepat.
8). Laporan mengenai penyimpangan, agar memuat juga dampak negatif yang mungkin terjadi bila penyimpangan tidak dihentikan.
9). Dalam pembuatan laporan harus mempertimbang-kan biaya dan manfaatnya.
10).Laporan harus dibuat oleh pihak yang kompeten.***

Pengawasan
Pengawasan adalah kegiatan penilaian terhadap suatu organisasi/kegiatan dengan tujuan agar organisasi/kegiatan itu melaksanakan fungsinya dengan baik dan dapat mencapai tujuannya.

Pengawasan dapat dibedakan dalam tiga jenis :
a). Pengawasan oleh atasan langsung/pengawasan melekat (waskat). Disebutkan demikian karena pengawasan merupakan fungsi yang melekat pada setiap pimpinan langsung terhadap bawahannya.
b). Reviu intern, yang dilakukan oleh staf atasan yang lebih tinggi.
c). Pengecekan intern (internal chek), yaitu yang tejadi dalam suatu rangkaian prosedur kerja, di mana pekerjaan seseorang secara otomatis dicek oleh orang lain. ***

Thursday, January 21, 2010

MENILAI KINERJA PANSUS BANK CENTURY ( 1 )



Terbentuknya Pansus DPR untuk menyelidiki kasus Bank Century mendapat perhatian sangat besar dari berbagai lapisan masyarakat, karena dari pansus ini diharapkan dapat terungkap segala hal yang selama ini menjadi tanda tanya besar dalam kasus yang ikut menentukan nasib bangsa ini.

Namun setelah mengamati berlangsungnya pemeriksaan oleh Pansus terhadap saksi-saksi yang terkait serta para saksi ahli, optimisme akan tercapainya harapan itu mulai mengendur. Mengapa ? Karena kurang :efektif, effisien dan ekonomis.

Fakta-fakta yang ada adalah :

1. Pansus nampaknya tidak mempunyai pola pemeriksaan yang sistematis. Tidak terpola. Materi-materi pertanyaan tidak disusun bagian-bagiannya terlebih dahulu untuk dibahas tahap demi tahap secara mendalam. Pertanyaan melompat-lompat dari satu permasalahan ke lain permasalahan, kemudian balik lagi ke masalah semula sejalan dengan pokok perhatian anggota pansus masing-masing. Ngalor-ngidul, jadi tidak fokus dan mendalam. Akibatnya akan sulit mengambil kesimpulan.

2. Dari segi personal, anggota Pansus terdiri dari orang-orang yang berlatar belakang pendidikan/keahlian dan pengalaman yang berbeda-beda. Belum lagi mereka berasal dari berbagai partai politik berbeda yang sangat sarat dengan berbagai kepentingan pula. Padahal yang ingin didapatkan adalah kebenaran.

Sesungguhnya Pansus ini sedang menjalankan fungsi Management Audit. Namun anehnya belum seorangpun saksi ahli bidang manegent yang dimintakan pandangannya. Demikian pula belum ada anggota pansus yang coba menela’a setiap apa yang terjadi dari prinsip-prinsip sistim pengendalian management (SPM).

Apakah unsure SPM itu ? : Pengorganisasian, pengorganisasian, personalia, perencanaan, kebijaksanaan, prosedur, pelaporan dan pengawasan internal. Sudahkah prinsip-prinsip yang benar dari unsur-unsur ini dipenuhi oleh setiap lembaga yang terkait dengan kasus tersebut ? Kalau ada yang salah dan perlu diperbaiki yang mana ? Acuan yang muncul selama pemeriksaan Pansus sejauh ini umumnya acuan hukum dan ekonomi, sedang management hanya tersirat saja.

3. Kelembagaan. Berkaitan dengan kedua hal di atas, Pansus tidak memiliki pendamping tetap yang ahli di bidang management, khususnya yang berlatar belakang pengalaman sebagai managemen auditor. Sebenarnya Pansus dapat membentuk Tim Auditor independent yang ditugaskan mendalami lebih lanjut setiap kasus yang berpotensi pelanggaran yang ditemukan dalam pemeriksaan Pansus. Mereka juga dapat menjadi pemberi pokok-pokok pertanyaan kepada anggota Pansus, dan bila perlu atas kuasa Pansus, mereka diperbolehkan mengajukan pertanyaan.
Berdasarkan pengalaman, Tim Auditor ini, seyogyanya sudah dapat memberikan kesimpulan dan rekomendasi kepada Pansus dalam tempo dua minggu,, setidaknya rekomendasi pendahuluan. Dengan demikian akan lebih meningkatkan effektifitas, effisiensi dan nilai ekonomis pelaksanaan tugas Pansus.

Seyogyanya penggunaan tenaga Pansus yang begitu melelahkan, waktu dan anggaran yang begitu besar dapat ditekan dengan melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Tim Auditor independent dimaksud, tetapi tetap dalam kendali Pansus. (Bandingkan dengan efektifitas hasil Tim 8 dalam kasus penahanan dua pimpinan KPK.)

Adalah suatu ironi., bahwa masalah pengendalian management dalam tatanan hukum ketatanegaraan kita belum mendapatkan tempat yang pantas. Memang menjelang akhir pemerintahan Orde Baru dahulu telah ada yang dikenal dengan “Sistim Pengawasan Melekat” atau Pengawasan Atasan Langsung yang mengandung SPM tersebut, namun dalam prinsip-prinsipnya tidak dijalankan sepenuhnya sehingga tidak efektif.

Pada saat yang sama juga telah dibentuk lembaga Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang merupakan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah yang melakukan pengarahan, pengendalian dan koordinasi lembaga-lembaga pengawasan pemerintah seperti Inspektorat Jendral Departemen/non departemen, BUMN/D dan Badan Pengawasan Daerah (BAWASDA) disamping melakukan tugas pengawasan sendiri. Namun lembaga inipun nampaknya belum efektif, Terbukti kasus-kasus korupsi masih banyak, malahan makin meningkat. Hal ini pun dapat diumungkinkan karena pelaksanaan yang kurang konsisten.

Mengingat besarnya manfaat dari Sistim Pengendalian Management (SIM) ini apabila dilaksanakan sebagaimana mestinya, perlulah dipikirkan dibentuknya lembaga Pengawasan Management dalam konstitusi, sebagai lembaga tinggi Negara yang independent, setingkat dengan BPK. Atau BPK sekarang, yang hanya fokus pada lingkup keuangan Negara, - ditingkatkan menjadi Badan Audit Negara yang tidak hanya bertugas mengaudit keuangan Negara tetapi juga managemen negara yang belum ditangani lembaga-lembaga tinggi Negara lain seperti Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

Bukankah korupsi berawal dari missmanagemen ? Bukankah pungutan-pungutan liar bemula dari missmanagen ? Missmanagemen itu dapat berupa pelanggaran kebijaksanaan, pelanggaran prosedur, kelemahan pengawan.
(Uraian lebih lanjut SPM, menyusul pada Bagian 2 )







Friday, January 8, 2010

DI DALAM PANGGIL PAPA, OM YA..?

Humor 21: Ceritera seorang teman, orang Timor.

Suatu hari kawan teman ini, seorang anak laki-laki yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar diajak bapaknya makan di restoran. Sang ayah, yang pelaut dan memang agak mata keranjang ini, melihat ada beberapa gadis sedang ikut makan di situ.

Nah, sebelum masuk, sang ayah berbisik pada anaknya : "Nanti kalau di dalam jangan panggil Papa dengan "Papa", ya ? Panggil saja Om !" Ya, jawab anaknya. Untuk sesaat semua berjalan lancar. Dan sang Om mulai mencoba berkomunkiasi dengan para gadis.

Tetapi tiba, sang anak berteriak : " Papa, Mama datang......."

SUDAH MENING'AN, TAHU........!

Humor 18: Dari teman orang Magetan (Jawa):

Teman ini baru bertemu kembali dengan kawannya, seorang Betawi, yang seminggu lalu ijin pulang menjenguk mertuanya yang dikabarkan sakit keras di Magetan.

Kawannya ini yang memiliki cacat tubuh di bibir menjawab, yang kedengaran oleh teman ini "sudah mening'an". Lalu dijawabnya : "Syukur deh kalau sudah mendingan (lebih sehat-pen) " Kontan dijawab dengan suara tinggi dan marah oleh kawannya, "sudah mening'an, tahu...!" "Oh..... sudah meninggal......., ma'af....", kata teman sambil merangkul kawannya.

GUS DUR : TAK MENGERTI YANG DIBICARAKAN DI ISTANA

Humor 17: Masih kutipan dari Gideon Rachman's Blog

Dalam perjalanan dalam mobil atas undangan melihat Al Q'uran yang diklaim terbesar di dunia di suatu desa di Jawa Tengah itu juga, Gus Dur berceritera: "Saya baru saja diundang Presiden Suharto ke Istananya dan kami menghabiskan waktu berjam- jam di sana.

Presiden yang lebih tua dari saya itu dikelilingi berbagai pembantunya. " Apa yang mereka bicarakan ? " Saya tidak ingat. Tak sepatah katapun saya pernah mengerti apa yang mereka bicarakan.."

GUS DUR : CARA YAHUDI, KRISTEN DAN MUSLIM BERDO'A

Humor 16 Kutipan dari Gideon Rachman's Blog

Dalam perjalanan atas undangan melihat Al Q'uran yang diklaim terbesar di dunia di suatu desa di Jawa Tengah, Gus Dur berucap: "Coba perhatikan : Orang Yahudi kalau berdoa mereka berdiri di depan sebuah tembok dan menangis. Dan umat Kristen kalau berdoa berlutut dan berbicara dengan suara sangat lembut. Tetapi kita umat Muslim kalau berdo'a berdiri di atas menara dan berteriak melalui pengeras suara !".

Lalu ditambahkan sambil tertawa, "Ini akan membuat anda lalu berpikir-pikir, siapa sesungguhnya yang lebih dekat dengan Tuhan..."

Tuesday, January 5, 2010

GUS DUR PAHLAWAN BHINEKA TUNGGAL IKA

Almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dengan kepribadiannya yang khas adalah tokoh yang jarang atau sulit ditemukan bandingannya. Seorang intelektual, ulama besar, demokrat tulen, suka mengayomi, melindungi dan membela mereka yang lemah serta berwawasan luas. Ia juga seorang politikus yang handal, buktinya ia sempat mampu menduduki kursi terhormat yang paling bergengsi di negeri ini sebagai Presiden. Predikatnya sebagai ulama sekaligus sebagai politikus, kadang kala memang rada-rada membingkan orang. Sehingga ada yang akhirnya yang tadinya simpati menjadi antipati.

Suatu waktu pernah terbaca di koran Gus Dur menyebut langsung nama seorang cukong mendanai perjudian gelap di sebuah kapal di lepas pantai Jakarta. Keesokan harinya, juga di koran, beliau membantah ia tidak mengatakan demikian. Tidak jelas apakah wartawan salah mengutip atau ini memang suatu taktik Gus Dur untuk menghentikan perbuatan tercela itu. Nyatanya, tak ada gugatan hukum dari yang bersangkutan maupun koran yang memuatnya.

Ketika menjadi Presiden dan bepergian ke luar negeri, dari sana secara gencar ia mengecam sikap politik militer di Indonesia khususnya Panglimanya ketika itu. Banyak dikutip media internasional, seperti terkesan mempermalukan negeri sendiri diluar negeri. Tetapi apabila dikaji lebih mendalam, hal ini dapat dipahami. Mengingat dominasi militer dalam segala bidang ketika itu demikian besar, sehingga diperlukan tekanan yang lebih kuat dan lebih luas. Dilakukan dari luar negeri dengan ditunjang opini dunia efeknya akan lebih besar dan lebih cepat ketimbang hanya dilakukan di dalam negeri.

Nyatanya sekarang peran TNI telah berhasil dikembalikan pada fungsinya semula sebagai unsur pertahanan dan pembelaan negara yang utama. TNI tidak lagi sering dicercah seperti dahulu. Dan patut dicatat juga almahum telah diberi tanda penghormatan tertinggi dari semua unsur TNI sebagai pengakuan atas jasa-jasanya pada TNI.

Jadi pandangan yang mengatakan Gus Dur kadang-kadang kurang konsisten, perlu dipikirkan kembali. Beliau konsiten pada prinsip dan tujuan tetapi dalam taktik politik bisa beragam. Kita percaya Gus Dur menguasai ilmu propaganda atau ilmu perang urat syaraf.

Hal yang sama mungkin dapat coba dipahami alasan beliau "berani" mengambil langkah kontroversial yang ingin membangun perdamaian bahkan hubungan diplomatik dengan Israel. Pandangannya jauh ke depan. Memang kalau diperhatikan, banyaknya pertikaian sampai-sampai tindakan teror berkedok agama di seluruh dunia saat ini awalnya bersumber dari sengketa Israel - Palestina ini.

Karena Amerika dan sekutunya selalu memihak pada Israel, maka Amerika dimusuhi di kebanyakan negara-negara yang mayoritasnya Muslim. Andaikata perjanjian damai Palestina - Israel dapat terwujud, maka sumber sengketa akan dapat sangat berkurang. Dan perdamaian dunia akan lebih terjamin, tak perlu lagi penduduk bumi ini selalu cemas oleh ancaman bom teroris.

Sekarang baru terungkap sejumlah jasa-jasa dan amal Gus Dur yang sebelumnya tidak diketahui, khususnya ketika ia menjabat sebagai Presiden. Tokoh-tokoh Papua berterima kasih, tokoh-tokoh Aceh berterima kasih, pemuka-pemuka agama minoritas, lebih-lebih Konghucu berterima kasih. Kita tersentak ketika dibacakan daftar penghargaan tertinggi yang diberikan kepada almarhum. Baik dari dalam negeri maupun dari dunia internasional ! Bayangkan apabila semua itu digantungkan di dada beliau ! Betapa penuhnya. Tetapi beliau, tokoh yang rendah hati dan sederhana ini, tak pernah memajang itu semua.

Pengakuan atas ketokohan dan kecintaan terhadap Gus Dur lebih nyata lagi ketika pemakamannya. Ribuan peziarah dan jutaan penonton televisi dari segala lapisan masyarakat mengikuti upacara itu dengan perasaan kehilangan. Mungkin hanya upacara pemakaman Paus Paulus II saja yang menyamainya.

Andaikata saja Gus Dur dapat memimpin Republik ini lebih lama lagi, mungkin negeri ini akan lebih baik lagi dari yang sekarang. Karena itu pantaslah Gus Dur diberi gelar Pahlawan Nasional atau pahlawan Bhineka Tungga Ika mengacu istilah pada Konstitusi.

IN MEMORIUM BAPAK FRANS SEDA

Ketika mendengar tokoh Frans Seda meninggal dunia, banyak orang bersedih hati mengenang tokoh Nasional yang baik dan pandasi bergaul ini. Setidaknya ada tiga tokoh menteri atau mantan menteri yang menangis mengenangnya.

Ia dikatakan dapat dipercaya dan mempunyangi hubungan baik dengan lima Presiden RI, mulai dari Bung Karno dan yang berikutnya. Ia dapat mengertik dengan pedas tanpa orang marah karena caranya yang santun.

Dari semua komentar-komentar ini dapatlah disimpulkan almarhum juga adalah seorang yang beriman dan benar-benar menjalankan ajaran agamanya dalam praktek kehidupan sehari-hari, yaitu mengasihi dan "kalau itu bergantung kepadamu, sedapat-dapatnya berdamailah dengan semua orang".

"YES, I SHOLAT FIVE TIMES A DAY...."

Humor 15 : Ini guyonan Gus Dur seperti dituturkan sendiri di layar televisi :

" Suatu waktu ada rombongan dari Indonesia ke Amerika diundang makan di sebuah restoran. Selesai makan, pelayan menanyakan kepada seorang ibu : "Do you like salad...?". Si Ibu menjawab, " Yes, of course, I sholat five times every day....". ( ha ha ha..., namun ibu ini tentunya sangat taat beribadah - pen).

GITU AJA KOQ REPOT.......

Humor 14 : Komentar

Rangkaian kata-kata diatas sudah umum diketahui sebagai miliknya almarhum KH.Abdurrahman Wahid yang lebih akrab disapa Gus Dur.

Meski kita bersepakat kata-kata diatas hanya guyonan, dan sering dipinjam oleh banyak orang (tanpa ijin tentunya), namun sesungguhnya mempunyai makna yang lebih dalam dari itu.

Setidaknya pada dua hal :
Pertama, ia merupakan pepatah, yang apabila diucapkan kepada orang-orang yang sedang bertengkar, akan mampu mendiamkan mereka. Bahkan mungkin berubah menjadi tertawa, yang berarti memulihkan kembali suasana damai dan kerukunan.

Kedua, mampu membangkitkan kembali semangat atau optimisme orang-orang yang sedang bingung, merasa kurang mampu menemukan jalan keluar atas suatu masalah yang dibayangkannya demikian besar dan rumit.

Ketika mendengar ucapan "segitu aja koq repot...", orang lalu berpikir sebetulnya masalahnya tidaklah begitu besar, sederhana, hanya perkara mudah. Asalkan orang yang bersangkutan tetap tenang, tidak kalut, percaya diri, serta mampu meyakinkan diri bahwa ia mestinya lebih besar dan dan atas dari pada masalah itu.

Dialah sebagai subyek yang memegang kekuasaan memikirkan, mempertimbangkan, memutuskan dan menetapkan dan melakukan tindakan penyelesaian atas masalah itu. Sedangkan masalah hanyalah obyek.

Contact Form

Name

Email *

Message *