Tuesday, July 29, 2014

5W + 1 H

Dalam ilmu Komunikasi, Jurnalistik dan Reporting (Pelaporan) senantiasa diajarkan hal yang sangat fundamental, yaitu bila menyampaikan suatu pesan, informasi, terlebih dalam laporan, minimal harus memuat unsur 5 W + 1 H. Kalau tidak, pesan, informasi atau laporan itu tidak sempurna alias tidak lengkap
           Ke enam unsur itu adalah : What ( masalah apa ) ; (Where ( di mana); When ( kapan), Who ( siapa-siapa yang terlibat) ; Why (mengapa terjadi) dan How (bagaimana hal itu bisa terjadi).
          Dalam kasus Bank Century dahulu, ke sembilan fraksi partai politik Pansus DPR nampaknya telah secara bulat 9 : 0 menyatakan terdapat indikasi pelanggaran (unsur What) . Hanya terdapat perbedaan dalam bentuk apa pelanggaran itu atapun dalam proses mana terjadi pelanggaran
      Ada yang menyatakan hanya pelanggatan prosedur, pelanggaran ketaatan atas peraturan, pelanggaran kebijakan tetapi ada juga yang tegas-tegas menyatakan tindak pidana korupsi.
          Sedang letak pelanggaran, semuanya sepakat menyatakan sudah dimulai sejak awal proses merger ketiga bank yang bermasalah menjadi Bank Century. Lalu sebagian menambahkan terjadi juga dalam pengambilan keputusan/kebijakan untuk menalangi bank yang gagal itu. Selanjutnya semua juga bersepakat bahwa ada pelanggaran dalam penyaluran dana talangan. Kapan kejadiannya juga cukup jelas.
         Jadi unsur What (apa), Where (di mana), When (kapan), Why (mengapa) dan How (bagaimana), nampaknya cukup jelas diuraikan ke sembilan wakil Fraksi. Namun ketika sampai pada Who (siapa) timbul kekisruhan. Ada yang secara tegas menyebutkan nama-nama, ada yang setengah hati dengan hanya menyebut inisial bahkan ada yang tidak menyebutkan sama sekali. Padahal unsur Who atau "Siapa" sangat penting dalam suatu kejadian sebagai Subyek atau Obyek peristiwa. Bagaimana suatu kasus mau ditangani kalau subyeknya hanya bayang-bayang.
       Pihak yang tidak mau mencantumkan sama sekali berdalih takut melanggar "asas praduga tak bersalah". Berarti mereka tidak konsekwen. Berani menyebut ada pelanggaran tetapi tidak berani menyebut siapa yang diduga melanggar. Tidak konsekwen dan ada kecenderungan mengkorup bagian informasi yang sepatutnya menjadi hak umum mendapatkannya.
            Sebenarnya ada cara untuk tetap dapat mencantumkan nama-nama yang bersangkutan tanpa harus dituduh melanggar asas praduga tak bersalah, yaitu dengan mencantumkan catatan kaki sebagai referensi daftar Jabatan dan nama-nama pejabatnya pada saat kasus itu terjadi ***

        

JURNALISTIK SUKSES (5) : MENGAWALI PROFESI JURNALIST

Dari penjualan koran gratis yang kudapatkan, aku dapat mencukupi biaya tansport ke tempat kerja dan biaya sehari-hari. Bahkan dapat membeli pakaian baru. Aku juga merasa sangat tertolong dengan adanya jaminan kesehatan yang diberikan perusahaan. Ada dokter perusahaan dan diberi penggantian harga obat-obatan. Malahan dokter mengabulkan untuk menambahkan dalam setiap recepnya beberapa kaleng susu fullcream sehingga kondisi tubuhku yang masih kurus dapat pulih lebih cepat. Setiap bulan gajiku kuterima penuh sehingga aku mulai dapat menabung.

Aku ingat kembali akan cita-citaku semula ke Jakarta yaitu untuk melanjutkan sekolah. Dan kondisinya sekarang sudah memungkinkan untuk mulai lagi. Karena itu pada tahun kuliah berikutnya aku mendaftar kembali ke Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Aku diperbolehkan tetapi harus mulai di tingkat I atau Persiapan lagi. Aku memang telah ketinggalan jauh dalam pelajaran dengan teman-teman kuliah seangkatanku. Untuk pelajaran teori mungkin masih dapat kukejar. Tetapi untuk praktek laboratorium kimia dan biology tak mungkin.

Semula semuanya bejalan baik.Tetapi kemudian aku berpikir ada ketidaksesuaian antara pendidikan yang sedang aku tempuh dengan pekejaan yang kini mulai kujalani dan telah mulai kurasakan manfaatnya. Masa depannyapun baik. Kupikir, mengapa segenap waktu dan perhatianku tidak kupusatkan saja pada pekerjaan ini tidak kukem-bangkan saja dengan lebih sungguh-sungguh. Baik dalam kemampuan dan ketrampilan maupun pengetahuan. Menyelesaikan studi di Fakultas Farmasi sampai menjadi Apotheker akan memakan waktu dan biaya lebih banyak.

Karena itu kuputuskan untuk kuliah di Peguruan Tinggi Publisistik Jakarta (sekarang Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik -IISIP Lenteng Agung Jakarta). Lembaga pendidikan tinggi ini memang didirikan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan para pengajarnyapun berasal dari kalangan paktisi pers.

Meski hanya sebentar kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, namun banyak sekali ilmu pengetahuan yang kudapatkan. Misalnya rumus "reaksi bolak balik" atau "aksi - reaksi" yang selalu seimbang. Bukan hanya dalam ilmu kimia saja rumus ini berlaku tetapi juga dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai hukum "sebab-akibat".

Melalui kimia analisa, dapat diketahui suatu zat terdiri dari unsur kimia apa. Lalu melalui Botani Sistematik dapat dikenali tanaman-tanaman yang berkhasiat. Ilmu lain yang berkaitan dan menarik adalah Receptur mengenai pembuatan resep obat.

Ketika mengamati berbagai preparat dalam praktek botani anatomi di bawah mikroskop dengan pembesaran lensa berpuluh-puluh kali, seperti layaknya menyaksikan pemandangan di dunia lain yang menakjubkan. Nampak sel-sel bak peta perkotaan yang hidup. Inti-inti sel nampak bergerak melaju dalam cairan sel seperti mobil-mobil di lalulintas ramai. Teratur dan tidak ada yang saling bertubrukan. Ternyata ada lagi dunia lain, yaitu dunia mikrobiology, karya agung dari yang Maha Pencipta !

Namun dengan peralihan kuliahku ke PTP, pengembangan ke ilmu-ilmu di atas jadi tak berlanjut. Aku selanjutnya lebih berkonsentrasi pada upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dibidang publisistik atau jurnalistik.

Disamping melalui perkuliahan, aku belajar menjadi wartawan. Mulai dengan mencari dan menulis berita kemudian menyampaikannya ke Redaksi. Waktuku yang seharusnya kugunakan untuk tidur istrahat setelah bekerja semalaman, sebagian kugunakan untuk meliput jalannya sidang di Pengadilan Negeri Jakarta. Kuliah sore hari. Berita-berita yang kubuat umumnya pendek-pendek dan hanya yang menarik perhatian (human interest).

Hampir seluruh berita-beritaku dimuat. Dan setiap kali aku melihat termuat aku senang. Pemimpin Redaksi kami, Pak Nono Anwar Makarim, tenyata tertarik dengan berita-beritaku. Pernah dua kali ia keluar dari ruang kerjanya dan menemui aku sambil tebahak-bahak. Ia mengomentari beritaku yang berjudul “Gara-gara bumbu masak, Direktur dipenjara”. Kedua, tentang berita seorang suami yang memperkarakan isterinya ke pengadilan karena memencet "alat vitalnya". Pasalnya, sang isteri marah setelah mengetahui suaminya beselingkuh dengan perempuan lain.

Tidak lama kemudian aku benar-benar ditarikdari tugas di percetakan ke Redaksi. Aku diberi Kartu Pers dan ditugaskan secara resmi sebagai reporter yang bertanggung jawab untuk menangani berita-berita pengadilan. Tidak saja meliput sidang-sidang di Pengadilan Negeri Jakarta di Jalan Gajah Mada, tetapi juga Pengadilan Tinggi, bahkan kemudian sidang-sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) di Gedung Bappenas depan Taman Surapati Menteng yang berlangsung siang dan malam. Mahkamah ini mengadili tokoh-tokoh bekas pelaku pecobaan perebutan kekuasaan oleh G30S/PKI tanggal 30 September 1965.

Pada suatu hari aku mengikuti pesidangan pekara seorang laki-laki yang ternyata sudah berulang-ulang keluar-masuk penjara. Dia ternyata bukan hanya pelaku biasa, tetapi seorang pemimpin dalam berbagai perampokan di Ibukota. Pembelanya adalah Mr. Yap Thiam Hien, pengacara terkemuka saat itu. Aku tertarik lalu mengumpulkan infomasi lebih banyak tentang orang ini termasuk mengadakan percakapan langsung di selnya. Hasilnya kemudian kurangkum menjadi suatu tulisan sebagai kisah nyata dan faktual. Ketika kuajukan ternyata dapat diterima untuk dimuat secara serial setiap hari.

Setelah seminggu pemuatannya, Bapak Ismid Hadad Wakil Pemimpin Umum menyatakan penghagaannya karena katanya tulisan itu disenangi banyak pembaca. Untuk itu pantas diberi penghargaan berupa honorarium untuk setiap seri pemuatan. Tulisan ini katanya sudah melebihi dari hasil yang diharapkan dari tanggung jawabku. Oh, alangkah beterima kasihnya aku. Bukan saja karena karyaku dihargai dan terbukti ada manfaatnya, tetapi juga oleh adanya tambahan rejeki.

Makin lama tanggung jawabku makin bertambah. Bukan hanya berita pengadilan, tetapi juga mencakup seluruh berita bidang hukum/kriminal. Berarti mencakup kegiatan lembaga Kejaksaan dan Kepolisian pada semua tingkatan dan wilayah. Aku juga mulai diberi tanggung jawab untuk peliputan dan berita-berita pertahanan-keamanan. Meliputi kegiatan-kegiatan Departemen Hankam/Keamanan dan ketiga Angkatan Perang.

Setiap hari bukan hanya meliput kegiatan-kegiatan dan menyusun berita, tetapi juga harus menyingkat atau menulis kembali berita-berita yang berasal dari sumber-sumber lain, seperti kantor-kantor berita dan koresponden daerah. Disamping itu aku juga kadang-kadang ditugaskan meliput berita- berita kegiatan bidang ekonomi dan olah Raga, khususnya pertandingan sepak bola, kegiatan kesenian di Taman Ismail Marzuki bahkan menulis resensi film.
(dari buku "{Biografiku" )

JK.TUMAKAKA DAN MASA KECILNYA

  Membaca buku “Teratai Bahono Berkembang”, menyegarkan ingatanku pada masa remajaku yang sangat indah (1940-1942) hidup  di  tengah  persekutuan yang  mesra penuh kasih dan sayang di antara Warga Jemaat GKST (Gereja Kristen Sulawesi Tengah)  di Uluanso, dikitari alam  Bahono yang indah  lestari. 

      Aku waktu itu  berdiam di rumah ayah  yang ketika itu menjadi Guru Jemaat GKST  di Uluanso, menunggu-nunggu kesempatan menambah ilmu  apa saja  dan di  sekolah mana  saja yang  bisa dimasuki, maklum zaman penjajahan Jepang yang serba  tidak menentu.

     Tetapi buku “Teratai Bahono Berkembang” ini, bukan  hanya sekedar pembangkit   kenangan indah  di  masa lampau. Buku  kecil ini juga  menggugah kita, khususnya  para pemuda Bahono,  generasi penerus Bangsa Indonesia, memandang ke depan, menambah pengetahuan kita tentang ke-“bhineka tunggal ika”-an Bangsa  Indonesia, mengintip  peluang di segala  bidang untuk menjadi lahan perjoangan  membangun Bahono dalam rangka pembangunan  Indonesia  yang jaya!

          Dari buku  kecil ini kita belajar mengenal daerah, suku bangsa, adat-istiadat, budaya, semangat patriotisme dan   heroisme  Rakyat   di  sebahagian   tanah  air   kita  Indonesia.  Dari buku kecil ini juga kita boleh mengetahui bahwa perlawanan Rakyat Indonesia terhadap kolonialisme, adalah suatu perlawanan  merata di seluruh Indonesia.  Juga  kita  boleh  mengetahui bahwa  politik divide et impera, politik  pecah-belah dan adu  domba  ituadalah politik kolonialisme mana-mana saja dan  di- waktu apa saja dan oleh karena  itu harus  diwaspadai selalu.
       Buku  kecil ini  semoga  menjadi pendorong generasi  penerus Bangsa Indonesia, khususnya Pemuda-Pemuda  Indonesia  dari  Bahono, untuk lebih mengenal dirinya dan harga dirinya sebagai bahagian Bangsa  Indonesia yang berjuang. Selamat Berjuang ! Tuhan  Beserta  Kita !

Jakarta  pada bulan Proklamasi
Kemerdekaan  Indonesia,  2002.
J.K. TUMAKAKA.
(Sambutan Bpk J.K.Tumakaka sebagai Komite Pengarah Panitia  Pembangunan Sintuwu  Bahono)

Catatan : Pak JK.Tumakaka yang akrab biasa disapa Pak Tom, adalah mantan pejuang mempertahankan kemerdekaan, mantan Jaksa, Menteri/Sekjen Front Nasonal, Dewan Pembina Universitas Pancasila Jakarta).




   


Sunday, July 27, 2014

JUNALIST SUKSES (1) : PRAKATA


Selamat Datang di folder kita : Jurnalist Sukses !  
Semoga tambah sukses.
    Anda mungkin sudah memahami sedikit mengenai seluk-beluk seorang Jurnalist atau yang populer juga sering disebut Wartawan, reporter. Atau malahan mungkin sudah menjadi jurnalist profesional  yang berhasil. Namun tak apalah. Kalau  demikian, anggap saja  apa-apa yang akan dipaparkan selanjutnya sebagai penyegaran. 
    Tapi bagi kawan-kawan yang baru terjun, bahkan yang baru tertarik dan ingin memasuki dunia profesi yang menarik dan penuh romantika ini, maka di sinilah tempatnya untuk dapat mengetahui semuanya. Mulai dari dasar-dasar jurnalistik, kode etik dan peraturan perundang-undangan yangperlu dketahui, syarat-syarat sebuah berita, cara penulisan, teknik dan taktik mewawancara dan bagaimana profesi kewartawanan dapat menghasilkan uang secara bermartabat.**


JURNALIST SUKSES (3) : SUMBER KEUANGAN JURNALIST



      Apabila Anda bekerja di sebuah perusahaan media massa, misalnya suratkabar atau majalah dan kerapkali Anda dapat menghasilkan berita-berita yang menarik, maka hanya menunggu waktu saja karier Anda akan tambah meningkat. Mengikuti posisi status Anda yang menanjak, aliran keuanganpun otomatis akan mengikuti. Jaminan kesejahteraan keluargapun tentunya lebih terjamin. Dan masa depan menjanjikan !!
         Kalau Anda sudah menjadi pegawai tetap, tentunya Anda akan mendapatkan gaji tetap dan mungkin pula dengan tambahan berbagai bonus, insentif, jaminan kesehatan, Tunjangan Hari Raya dan sebagainya. Seperti yang pernah dialami penulis, selama sebulan, di luar tugas rutin, penulis menurunkan tulisan berseri mengenai kisah nyata seorang gembong perampok sejak masa kecilnya sampai masuk penjara. 
          Oleh salah seorang boss, dianggap itu sebagai prestasi yang melebihi tugas dan kewajiban yang diharapkan dari seorang karyawan. Dan untuk itu katanya harus diberi penghargaan berupa bonus. Bonusnya dihitung per-hari penerbitan. Jadi, tulisan yang semula kupikir hanya untuk melengkapi berita-berita rutin yang kudapatkan, tapi kemudian tak kusangka dapat bonus lumayan besaaar.
             Contoh lain, dalam suatu perjalanan keluarga, penulis secara kebetulan satu pesawat dengan pemain bola nasional Yohanes Auri. Maka ceritera kisah suka-duka pemain "kuda hitam" kesebelasan nasional itu di sepanjang penerbangan Makasar - Kemayoran itupun kemudian kutorehkan di suratkabar kami. Karena itupun dianggap prestasi diluar tugas rutin sebagai wartawan bidang Pertahanan Keamanan dan Hukum, maka kembali penulis dianggap layak mendapat insentif. Enak kan ??
           Satu contoh lain : Suatu subuh, sebuah pesawat penuh penupang jatuh terbakar ketika akan mendarat di Lapangan Terbang Kemayoran. Semua akses ke tempat bencana itu ditutup aparat keamanan. Hanya penulis yang berhasil masuk dan pagi itu hanya koran kami yang memuat berita itu sebagai berita utama di halaman muka dengan gambar-gambar mencolok. Orang pers menyebut berita itu berita "ekslusif" dan untuk itu untuk kesekian kalinya kebagian rezeki insentif lagi.
            Lalu sejalan dengan itu, status pun ikut menanjak. Dari  reporter pemula jadi wartawan senior, lalu Desk Editor, bahkan sampai dipercaya menjadi Pemimpin Perusahaan.
        Namun demikian, profesi jurnalistik tidaklah harus selalu menjadi karyawan dalam sebuah perusahaan media. Bisa juga sebagai profesional independet, freelance atau wartawan lepas. Sistem perhitungan jasanya sesuai nilai berita, tulisan atau gambar yang dimuat atau telah ditayangkan sesuai standard pada masing-masing media.
    

JURNALIST SUKSES (2) : KURANG LENGKAP NIH...


       Pernahkah Anda membaca atau mendengar suatu berita besar yang menggemparkan banyak orang tapi penasaran karena banyak hal yang Anda masih ingin tahu tapi tak terpuaskan ????  Katakan misalnya berita"Pemain andalan Brazil, Neymar,  yang patah tulang belakang". Kalau hanya itu informasinya Anda kecewa dan penasaran bukan ? Tentu anda ingin tahu lebih banyak. Mengapa, kapan, di mana, bagaimana terjadinya.
     Nah, penasaran semacam ini  bukan sedikit kita rasakan ketika mengaksikan tayangan  berita di media Ibarat makanan tanpa garam, hambar. Hal ini bisa jadi karena mungkin jurnalistnya kurang kreatif mengembangkannya atau malas. Akibatnya kita akan segera beralih ke saluran TV lain atau media lain yang kita ketahui biasanya penyajian beritanya lebih lengkap dan menarik penyajiannya.
         Dan supaya Anda tidak ikut-ikutan membuat pengecewaan serupa di masa mendatang, maka Anda juga mesti tahu rumus hafalan yang sama diamini para jurnalist di seantero bumi ini sejak jaman dahul kala, yaitu (meminjam bahasa orang luar) : 5 W + 1 H. W pertama What ( Apa yang terjadi), W kedua Who (Siapa-siapa yang telibat/mengalami); W ketiga When (kapan terjadinya), W keempat  Where (Dimana terjadinya), W kelima Why (Mengapa terjadi ). Dan H dari  How (Bagaimana terjadinya. ).

JURNALIST SUKSES (4) :KODE ETIK JURNALISTIK

      Dalam proses pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2014 ini, baik pemilihan calon legislatif terlebih lagi pada tahap pemilihan calon presiden, massmedia diuji ketaatannya dalam melaksanakan kode etik jurnalistik dan undang-undang. 
      Hal ini disebabkan adanya kecenderungan para awak media pers untuk memihak pada calon atau partai di mana ia terhisap sebagai anggota atau pendukung. Padahal mestinya dalam penyajian informasinya kepada masyarakat harus netral dan benar-benar menyajikan sesuai fakta atau keadaan sebenarnya.
        Ada yang malahan tidak ada faktanya samasekali, bahkan malah bersifat fitnah. Orang yang masih segar diberitakan telah meninggal. Contohnya, selebaran gelap "Obor Rakyat" yang mengambil bentuk seperti suratkabar tabloid.
         Satu pelanggaran  kode etik jurnalistik yang mendasar adalah tidak dilaksanakannya azas  check and recheck  akan kebenaran suatu materi berita yang konroversial sebelum dipublikasikan. Ia seharusnya mengecek terlebih dahulu kebenaran informasi itu. 
          Setiap kali seseorang yang akan terjun dalam media pers, maka terlebih dahulu ia mesti menguasai kode etik jurnalistik yang sekarang telah ditopang oleh berbagai undang-undang. Ibarat orang mau turun ke jalan mengemudi kendaraan, ia terlebih dahulu harus tahu peraturan lalulintas disamping harus tahu tatacara mengemudi. Sebab kalau tidak, akan fatal akibatnya. Bukan hanya pada orang lain, kerusakan harta benda tetapi juga pada diri sendiri. Sanksi hukum pun siap menanti.
            Maka adalah sangat mengherankan dan sangat disesalkan bahwa kedua oknum yang menjadi tersangka pada kasus "Obor Rakyat" ini ternyata pernah lama menjadi jurnalist di Majalah terkemuka "Tempo" yang dahulu dirintis budayawan Goenawan Mohamad dan kawan-kawan.     
         Banyak jurnalist yang kemudian berhasil seperti Dahlan Iskan dan Karni Eliyas pernah berkiprah di majalah itu. Dan sebagai orang yang juga pernah aktif di majalah ini pada awal-awal pendiriannya,  sangat menyesalkan tindakan kedua tersangka yang telah mencederai citra majalah ini - yang kini masih tetap menjadi acuan tepercaya bagi para pembaca menengah ke atas. Padahal di sana selalu ditekankan adanya keharuskan untuk selalu mengecek dan mengecek lebih dahulu kebenaran setiap informasi sebelum dimuat.**
        
                 

Contact Form

Name

Email *

Message *