Sunday, July 27, 2014

JURNALIST SUKSES (3) : SUMBER KEUANGAN JURNALIST



      Apabila Anda bekerja di sebuah perusahaan media massa, misalnya suratkabar atau majalah dan kerapkali Anda dapat menghasilkan berita-berita yang menarik, maka hanya menunggu waktu saja karier Anda akan tambah meningkat. Mengikuti posisi status Anda yang menanjak, aliran keuanganpun otomatis akan mengikuti. Jaminan kesejahteraan keluargapun tentunya lebih terjamin. Dan masa depan menjanjikan !!
         Kalau Anda sudah menjadi pegawai tetap, tentunya Anda akan mendapatkan gaji tetap dan mungkin pula dengan tambahan berbagai bonus, insentif, jaminan kesehatan, Tunjangan Hari Raya dan sebagainya. Seperti yang pernah dialami penulis, selama sebulan, di luar tugas rutin, penulis menurunkan tulisan berseri mengenai kisah nyata seorang gembong perampok sejak masa kecilnya sampai masuk penjara. 
          Oleh salah seorang boss, dianggap itu sebagai prestasi yang melebihi tugas dan kewajiban yang diharapkan dari seorang karyawan. Dan untuk itu katanya harus diberi penghargaan berupa bonus. Bonusnya dihitung per-hari penerbitan. Jadi, tulisan yang semula kupikir hanya untuk melengkapi berita-berita rutin yang kudapatkan, tapi kemudian tak kusangka dapat bonus lumayan besaaar.
             Contoh lain, dalam suatu perjalanan keluarga, penulis secara kebetulan satu pesawat dengan pemain bola nasional Yohanes Auri. Maka ceritera kisah suka-duka pemain "kuda hitam" kesebelasan nasional itu di sepanjang penerbangan Makasar - Kemayoran itupun kemudian kutorehkan di suratkabar kami. Karena itupun dianggap prestasi diluar tugas rutin sebagai wartawan bidang Pertahanan Keamanan dan Hukum, maka kembali penulis dianggap layak mendapat insentif. Enak kan ??
           Satu contoh lain : Suatu subuh, sebuah pesawat penuh penupang jatuh terbakar ketika akan mendarat di Lapangan Terbang Kemayoran. Semua akses ke tempat bencana itu ditutup aparat keamanan. Hanya penulis yang berhasil masuk dan pagi itu hanya koran kami yang memuat berita itu sebagai berita utama di halaman muka dengan gambar-gambar mencolok. Orang pers menyebut berita itu berita "ekslusif" dan untuk itu untuk kesekian kalinya kebagian rezeki insentif lagi.
            Lalu sejalan dengan itu, status pun ikut menanjak. Dari  reporter pemula jadi wartawan senior, lalu Desk Editor, bahkan sampai dipercaya menjadi Pemimpin Perusahaan.
        Namun demikian, profesi jurnalistik tidaklah harus selalu menjadi karyawan dalam sebuah perusahaan media. Bisa juga sebagai profesional independet, freelance atau wartawan lepas. Sistem perhitungan jasanya sesuai nilai berita, tulisan atau gambar yang dimuat atau telah ditayangkan sesuai standard pada masing-masing media.
    

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *