Sunday, July 27, 2014

JURNALIST SUKSES (4) :KODE ETIK JURNALISTIK

      Dalam proses pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2014 ini, baik pemilihan calon legislatif terlebih lagi pada tahap pemilihan calon presiden, massmedia diuji ketaatannya dalam melaksanakan kode etik jurnalistik dan undang-undang. 
      Hal ini disebabkan adanya kecenderungan para awak media pers untuk memihak pada calon atau partai di mana ia terhisap sebagai anggota atau pendukung. Padahal mestinya dalam penyajian informasinya kepada masyarakat harus netral dan benar-benar menyajikan sesuai fakta atau keadaan sebenarnya.
        Ada yang malahan tidak ada faktanya samasekali, bahkan malah bersifat fitnah. Orang yang masih segar diberitakan telah meninggal. Contohnya, selebaran gelap "Obor Rakyat" yang mengambil bentuk seperti suratkabar tabloid.
         Satu pelanggaran  kode etik jurnalistik yang mendasar adalah tidak dilaksanakannya azas  check and recheck  akan kebenaran suatu materi berita yang konroversial sebelum dipublikasikan. Ia seharusnya mengecek terlebih dahulu kebenaran informasi itu. 
          Setiap kali seseorang yang akan terjun dalam media pers, maka terlebih dahulu ia mesti menguasai kode etik jurnalistik yang sekarang telah ditopang oleh berbagai undang-undang. Ibarat orang mau turun ke jalan mengemudi kendaraan, ia terlebih dahulu harus tahu peraturan lalulintas disamping harus tahu tatacara mengemudi. Sebab kalau tidak, akan fatal akibatnya. Bukan hanya pada orang lain, kerusakan harta benda tetapi juga pada diri sendiri. Sanksi hukum pun siap menanti.
            Maka adalah sangat mengherankan dan sangat disesalkan bahwa kedua oknum yang menjadi tersangka pada kasus "Obor Rakyat" ini ternyata pernah lama menjadi jurnalist di Majalah terkemuka "Tempo" yang dahulu dirintis budayawan Goenawan Mohamad dan kawan-kawan.     
         Banyak jurnalist yang kemudian berhasil seperti Dahlan Iskan dan Karni Eliyas pernah berkiprah di majalah itu. Dan sebagai orang yang juga pernah aktif di majalah ini pada awal-awal pendiriannya,  sangat menyesalkan tindakan kedua tersangka yang telah mencederai citra majalah ini - yang kini masih tetap menjadi acuan tepercaya bagi para pembaca menengah ke atas. Padahal di sana selalu ditekankan adanya keharuskan untuk selalu mengecek dan mengecek lebih dahulu kebenaran setiap informasi sebelum dimuat.**
        
                 

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *