Friday, January 12, 2018

SAYANG MENJADI PILKADA DAGELAN



      Pilkada yg kini mulai ramai berproses, makin dijangkiti penyakit nepotisme. Anak, ponakan, isteri, mantu, tanpa
malu-malu kasak-kusuk ngantri mendaftar jadi Cagub/cawagub melanggengkan posisi petahana sebelumnya yg masih mempunyai hubungan keluarga.
Mirip-mirip di negara monarkhi. Putra mahkota harus dari para pangeran, tanpa terutama memperhatikan kemampuannya.
      Ini gara-gara dikabulkannya oleh Mahkamah Konstitusi permohonan penghapusan ketentuan Undang-undang yg melarang seseorang yg mempunyai hubungan keluarga petahana ikut menjadi calon.
      Alasannya melanggar hak konstitusional warganegara dan tidak demokratis. Dari sisi demokrasi liberal mungkin benar. Tapi dari sisi demokrasi terpimpin yg dianut Indonesia, agaknya keputusan ini kurang bijak. Jadinya menjadi seperti ini. Pilkada bisa jadi arena dagelan yg menertawakan.
       Ditambah lagi dengan ikut- ikutnya arti-artis yg diragukan kapabilitasnya. Terbukti banyak artis yg sebelumnya masuk ke dunia politik seperti DPR, ternyata gagal, tak ada sesuatu yg signifikan mereka hasilkan. Pelanggaran hak cipta masih kerap terjadi. Ketika produk-produk budaya asli kita diklaim negara asing, suara mereka tidak atau kurang terdengar.Jadinya kontes Pilkada ini kurang menarik....***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *