Saturday, March 13, 2021

JEJAK MENGIKUT KRISTUS : (5) .TEROR MIMPI DIWAKTU MALAM

Malam hari seperti aku diteror. Terlalu menakutkan. Datangnya malam , berarti akan datangnya saat-saat mencekam. Aku takut menghadapinya seorang diri. Aku merindukan sekali pada saat-saat seperti ini ada orang yang kupercayai mendampingiku agar aku dapat tidur dengan tenteram. Tetapi siapa ?

Selama dua bulan ini, hanya Siman dan kak Sepe , kedua sanak familiku di Jakarta, yang sekali-sekali datang membesukku. Itupun hanya sebentar. Kadang-kadang hanya sekali seminggu. Kak Sepe kabarnya sudah dapat pekerjaan di bengkel perusahaan bus milik orang Makasar, tidak berapa jauh dari rumah sakit ini. Waktu mereka datang, aku ingin sekali menceriterakan apa yang kurasakan setiap malam. Namun aku pikir percuma. Mereka toh tak dapat menungguiku malam hari. Lagi pula musuh-musuhku seperti ada di mana-mana. Dalam wujud perawat-perawat yang kini mulai kucurigai telah dipengaruhi dan bersekongkol dengan roh-roh jahat yang tak terlihat. Roh-roh ini seperti dapat mendengar, melihat dan mengawasi aku melalui kabel-kabel listrik yang menuju ke rumah sakit ini. Bahkan melalui jendela dan sela-sela lobang angin.

Mereka seakan mengancam,”awas kalau berani mengadu. Sebentar malam tunggu balasannya”. Pernah aku bertengkar dengan seorang perawat hanya karena persoalan garpu. Aku berpikir, tentu para perawat lainnya dan para dokter akan membela rekan mereka lalu semuanya membenciku. Aku benar-benar merasakan keterasingan.

Teman-teman sekantor maupun pimpinan, tak seorang pun yang pernah datang menjenguk. Demikian juga kakak dan isterinya tidak pernah menengokku. Aku sedih, mengapa mereka tidak datang menengokku sekali saja dalam keadaanku yang sekarat ini.

Semua kekalutan pikiran ini terbawa ketika akan tidur. Sering aku periksa sekeliling tempat tidurku, apakah ada suatu alat yang dipasang yang membuat aku tidak tenteram seperti ini malam hari. Tidak ada alat, tak ada kabel dan memang tidak ada apapun. Aku tidak mengerti, aku tidak melihat apa-apa, tetapi setiap malam aku seperti dicengkeram sesuatu yang mengandung arus listrik.

Dalam keadaan sepert itu, pernah seakan-akan aku mendengar suara Siman dan kak Sepe datang menengokku dengan motor Vespa. Tetapi petugas-petugas rumah sakit tidak mengijinkan mereka memasuki halaman rumah sakit. Kudengar mereka bertengkar hebat. Tentu saja membuat aku marah. Tetapi aku tidak berdaya, seperti disandera.

Pernah pula kudengar ibuku yang sudah sepuh hendak datang membesukku disertai kakakku yang perempuan. Mereka sudah masuk halaman rumah sakit, tetapi tidak diperkenankan masuk ke ruangan tempatku berada. Dari dalam jelas kudengar mereka memanggil-manggil aku sambil menangis. Mereka mengetok-ngetok jendela, memohon kepada para perawat untuk diperkenankan masuk menemuiku. Tetapi petugas-petugas rumah sakit tetap berkeras, tidak mau membukakan pintu.

Dari dalam akupun tidak tinggal diam. Aku memprotes. Karena tidak dikabulkan, aku mendesak minta pulang malam itu juga. Aku mengemasi barang-barangku ke dalam ransel. Sambil berkemas, aku mendengar banyak suara hiruk-pikuk seperti melalui pengeras suara. Diantara suara-suara itu seperti ada suara anak-anak yang memanggil namaku sambil mengejek. Pikiranku kacau. Benar-benar kacau. Hanya halusinasi ?

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *