Saturday, November 9, 2019

PERANG SAMPAH PLASTIK


   Tumpukan sampah, khususmya sampah plastik sudah merupakan pandangan sehari-hari, terutama  di perkotaan. Sampah plastik berserakan di pinggir-pinggir jalan, bahkan juga di taman-taman dimana seharusnya menjadi tempat nyaman untuk kita bersantai bersama teman atau keluarga.

    Di beberapa pojok jalan sering juga kita lihat tumpukan sampah yang menggunung dan membusuk sehingga sangat menggaggu kenyamanan lingkungan.

       Ketika hujan turun, kantong-kantong plastik ini terbawa air memasuki got-got atau saluran air. Bercampur dengan lumpur kemudian menyumbat saluran-saluran air. Apa yang terjadi, muncullah genangan-genangan air. Dan bila hujannya lebat, dalam sekejap gotnya penuh  dan airnya naik masuk ke jalan mengalir seperti sungai lalu masuk menggenangi kawasan-kawasan pemukiman sampai ke dalam rumah-rumah warga. Entah berapa meter ketinggian sampah dari dasar sungai – yang mendesak air keatas, sehingga di kala hujan sungai-sungai cepat benar penuh dan airnya meluap keluar.

      Kendaraan, peralatan elektronik dan perabot-perabot di rumah tangga rusak terendam. Dan para penghuni rumah mungkin akan mengungsi.

    Demikian pula di tepi pantai dan tempat-tempat wisata lainnya, seperti di Bali dan Bunaken yang terkenal dengan wisata lautnya. Sampah-sampah plastik ini kabarnya mulai bertebaran. Bila tak cepat ditanggulangi maka pada akhirnya keindahannya akan hilang dan tak akan menarik lagi bagi para turis untuk datang berkunjung.

        MAKANYA, sekarang perlu dipikirkan dan diambil langkah nyata untuk menanggulangi masalah sampah plastik ini di manapun, sebelum menimbulkan kerusakan yang lebih besar.

Mengapa sampah plastik ?

Karena plastik tidak mudah hancur. Tidak dapat dimakan oleh bakteri-bakteri penghancur. sehingga bisa bertahan puluhan tahun.

      Idealnya produksi atau import kantong-kantong plastik ini harus dihentikan atau dilarang. Diganti dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Tetapi entah karena apa, mungkin karena keuntungannya demikian besar, sehingga produksi plastik tetapi dibiarkan. Dan oleh keuntungan itu maka   kerusakan lingkungan boleh dibiarkan ?

    OLEH KARENA ITU, sudah saatnya kita memulai perang melawan sampah plastik ! Mulai dari mana ? Mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita. RT. RW dan seterusnya. Dengan cara apa ? Dengan membakar sampah plastik kita sendiri di tempat yang aman.

      Mengapa sampah-sampah ini harus ditumpuk dulu dibak-bak sampah perumahan, kemudian diangkut dan dibongkar ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kemudian diangkut dan dibongkar lagi di tempat pembuangan  akhir ?. Para petugas kebersihan tak perlu lagi turun ketengah-tengah sungai yang sudah hitam membusuk, membongkar sampah yang sudah membaur dengan lumpur kemudian mengangkut ke atas truk.  Mengapa prosesnya harus menjadi panjang, memakan waktu, menambah banyak tenaga dan biaya. Padahal bila bisa dimusnahkan sejak dari tiap rumah tangga, penanganan sampah tak akan sampai serumit sekarang.

       Bahan-bahan plastik yang tak digunakan lagi, seperti kantong-kantong plastik kresek dari belanjaan di warung, pasar atau supermarket mestinya bisa dipisahkan tersendiri dalam kantong besar atau karung. Ternyata menurut pengamatan sampah plastik ini cukup banyak bisa sampai  60 % dari volume sampah dapur rumahtangga seminggunya. Sampah-sampah plastik itu kemudian dibakar di tempat yang aman, mungkin sekali seminggu tergantung volume sampahnya. Dan dalam sekejap, lenyaplah barang plastik yang menjadi cikal bakal penyebab bencana itu dan hanya meninggalkan sedikit  sisa berupa arang.

       Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemusnahan sampah plastik melalui pembakaran ini, yaitu :

1.   Pembakaran tidak dilakukan di pagi hari karena dapat mengurangi kenyamanan udara pagi yang segar yang memang kita butuhkan. Mungkin pula banyak warga yang sedang olah raga pagi. Sebaiknya dilakukan pada siang hari, ketika sebagian besar warga tidak di rumah karena pergi kerja atau sekolah.

2 Tempat pembakaran harus di tempat yang benar-benar aman. Tidak terlalu dekat dengan bangunan, apalagi tidak dekat dengan barang yang mudah terbakar.

3.   Tidak dilakukan pada waktu banyak angin, sebab khawatir akan ada bunga api beterbangan.

4.    Sampah plastik dibakar sedikit demi sedikit. Sebab kalau sekali banyak, nyala apa dapat membesar sehingga tak terkendali.

5.    Menyiapkan seember air bersama gayungnya. Siap- siap menyiramkan air untuk memperkecil nyala api bila tiba- tiba membesar dan mungkin bisa tak terkendali. Lebih baik lagi bila disitu ada juga kran dan slang air yang siap digunakan bila diperlukan.

6.   Sampah-sampah basah atau dedaunan yang belum kering di hindarkan karena akan menimbulkan banyak asap yang mengganggu lingkungan.

7.   Selama pembakaran harus selalu siap di tempat mengawasi sambil menambahkan sisa-sisa plastik lainnya ke tempat pembakaran.

8.   Bila pembakaran telah selesai sempurna, tempat pembakaran diguyur air sampai seluruhnya basah terutama bara api. Jangan tinggalkan pembakaran sebelum benar-benar yakin api sudah padam seluruhnya.



           Kalau setiap rumah tangga, lingkungan RT, RW, Kelurahan, petugas kebersihan bersedia melakukan hal serupa, maka  dapatlah kita berharap  lingkungan perkotaan kita, sungai-sungai kita, danau-danau kita dan pantai-pantai kita akhirnya akan bebas dari sampah plastik.

     Pemerintah hendaknya tegas memberlakukan larangan membuang sampah sembarangan dengan pemberian sanksi. Hukuman denda atau penahanan. Pemerintah juga hendaknya  rela menyisihkan anggaran untuk para relawan yang diberi tanggungjawab memunguti sampah-sampah plastik dan memusnahkannya. Dengan itu diharapkan bukan saja akan mempercepat terwujudnya Indonesia bebas sampah plastik, tetapi juga akan sangat membantu banyak saudara-saudara kita yang belum memperoleh lapangan kerja mendapatkan penghasilan. ***






No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *