Wednesday, February 11, 2015

SAKSI AHLI ATAU SAKSI KEPENTINGAN ???



Para ahli  biasanya ditampilkan pada sidang pengadilan atau suatu forum diskusi untuk memperjelas sesuatu masalah dari segi keilmuan.
Keterangan para ahli tersebut memang cukup bermanfaat bagi para peminat awam dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun tidak jarang ada pula profesor yang keterangannya bukannya membuat  orang atau pendengar jadi tambah pintar, malah pikirannya jadi tambah mumet.  Masalahnya, para pendengarnya bukanlah orang yang “bodoh-bodoh amat”. Mereka juga sudah memiliki sedikit banyak referensi pengetahuan, hanya saja mereka masih ingin menambah pengetahuan.
Para ahli yang pembuat kebingungan itu biasanya orang-orang yang mempunyai kepentingan tertentu, seperti keberpihakan politik, kepentingan sebagai pengacara, kepentingan kekuasaan atau kepentingan ekonomi.
Maka tak usah heran, seseorang yang sudah diketahui kecenderungan politiknya atau kedudukannya, sebelum ngomong  sudah dapat ditebak apa yang akan dikemukakannya. Biasanya mereka hanya akan mengemukakan dalil-dalil yang mendukung kepentingannya, tetapi mengubur dalam-dalam fakta atau dalil yang tidak mendukung kepentingannya.
Bahkan dibalik kedok keahliannya itu ada pula yang nampaknya dengan liciknya mencoba merekomendasinya solusi jebakan kepada lawan-lawan politiknya. Apabila dilaksanakan, malahan akan menimbulkan masalah baru.
Maka tidaklah heran bila dalam banyak diskusi Professor Sahetapy sering mengecam sebagian doktor dan professor koleganya yang disebutnya berpendidikan “S-lilin”.
lmuwan sejati akan mengemukakan dalil atau fakta yang berkaitan dengan masalah secara obyektif dan berimbang, kemudian baru membuat kesimpulan atau rekomendasinya. Nah, ahli yang semacam inilah yang dibutuhkan.
Karena itu janganlah terpukau dengan gelar-gelar dalam memilih orang yang dapat dimintai nasehatnya. Harus pula diperhatikan integritasnya. ***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *