Saturday, June 4, 2022

KALAU INDONESIA DIPERLAKUKAN RUSIA SEPERTI UKRAINA…….

 Kalau Ukraina hingga kini - sudah lebih dari seratus hari tak pernah berhenti berjuang dengan segala pengorbanan melawan invasi Rusia sangatlah dimengerti. Karena yang dipertahankan adalah kemerdekaan, kebebasan, harga diri, hak milik mereka yang sah bahkan hak hidup.

Coba kalau bangsa dan rakyat Indonesia diperlakukan seperti terhadap Ukraina saat ini ! Tentu akan berjuang mati-matian seperti Ukraina. Dan Indonesia telah kenyang dengan pengalaman melawan bekas-bekas pemerintah kolonial seperti kompeni Belanda yang dilanjutkan pemerintahnya sejak abad 18, Jepang, Inggeris bahkan Perancis dibawah pemerintahan Napoleon Bonaparte dengan menggunakan sosok Daendels. Masih ingatkah pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan yang banyak memeras tenaga rakyat itu – yang hanya untuk membendung balatentara Inggeris ?

Taman-taman pahlawan dan tugu-tugu peringatan kisah perjuangan heroik para  pendahulu kita -  dapat kita saksikan di mana-mana. Semua itu bisa terjadi tak lain hanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan seperti apa yang dipertahankan bangsa Ukraina saat ini : kemerdekaan, kebebasan, harga diri, hak milik yang sah bahkan hak hidup !

Maka itu, aneh rasanya kalau kita tidak ikut bersimpati dengan rakyat dan bangsa Ukraina saat ini. Dan sungguh tak bisa dimengerti kalau masih ada saja yang bersimpati kepada Rusia dan malah memuji-muji dan menghasut Vladimir Putin untuk terus menghujani rakyat dan tanah tumpah darah orang Ukraina dengan berbagai bom dan peluru kendali. Adalah tidak adil kalau selama ini hanya negara-negara Barat saja yang sering digembar-gemborkan sebagai negara imperialis, kolonialis dan ekspansionis – tetapi Rusia tidak.

Buat apa mereka ke Surya. Buat apa mereka ke Afganistan untuk kemudian angkat kaki karena tak tahan dengan perlawanan rakyat negeri bertebing-tebing itu. Sejarah terbentuknya Pakta Warsawa juga membuktikan itu. Bagaimana negara-negara tetangga seperti Rumania, Cekoslowakia yang tanpa daya  tiba-tiba malam hari  diserbu ratusan tank dan mobil-mobil labis baja  oleh Angkatan Darat Uni Sovyet.

Cara berperang Rusia yang brutal selama ini juga patut disorot. Menghujani kota besar yang padat penduduk dengan peluru-peluru kendali dan bom-bom penghancur massal yang banyak menimbulkan kehancuran besar dan korban ribuan termasuk anak-anak, perempuan dan orang-orang lanjut usia. Sungguh menyentuh rasa kemanusiaan. Maka sudah sepantasnyalah kalau Rusia kini diproses oleh Pengadilan Hak-hak Azasi manusia Internasional.

Lebih terhormat para tokoh keluarga Pandawa dan Kurawa dalam ceritera Mahabrata yang memilih medan laga padang Kurukshetra ketimbang berperang di pusat kekuasaan di kota Hastinapura. Atau lebih terhormat OPM atau KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Papua yang menantang TNI untuk berlaga di suatu tempat di luar kota untuk menghindari korban sipil dan kerusakan sarana kota. Tapi TNI tidak mau melayani karena menganggap rakyat Papua adalah saudara sendiri dan setiap perbedaan tetap diupayakan melalui jalan damai. Nah, sama dengan keluarga Pandawa dan Kurawa, sesungguhnya rakyat Rusia dan rakyat Ukraina masih bersaudara. Rusia sebagai saudara tua mestinya menopang saudara-saudara mudanya negara-negara ex. Pakta Warsawa. ***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *