Wednesday, June 1, 2022

BILA PUTIN MEMECUT PERANG NUKLIR

 Gempuran membabi buta Rusia terhadap negeri dan rakyat Ukraina yang dimulai 24 Febrari 2022 lalu belum juga berakhir. Sudah tak terbilang lagi berapa korban jiwa yang jatuh. Baik personil militer dari kedua pihak, maupun dari kalangan sipil yang tak mengerti apa-apa soal politik. Anak-anak, perempuan, orang lanjut usia dan orang-orang sakit. Tak usah diceriterakan lagi kerugian materi berupa sarana sosial seperti rumahsakir, sekolah, gedung ibadah, pasar, apartemen, jembatan dan banyak lagi. Sehingga boleh dikatakan, perang ini bukan lagi perang biasa, melainkan sudah perang terhadap kemanusiaan.

Bayangkan, peluru-peluru kendali dengan daya ledak tinggi, oleh tangan-tangan dingin dengan perintah orang-orang tak berotak seperti robot besi begitu tega-teganya dilepaskan begitu saja ke tengah-tengah kerumunan manusia. Dan ini terjadi di abad modern ini. Sungguh biadab. Maka sangat tepatlah penegasan Presiden Jokowi dalam pertemuan tingkat tinggi AS-ASEAN di Amerika belum lama ini - agar Rusia segera menghentikan perang ini.

Tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin tak juga bergeming. Bahkan himbauan Paus Fransiskus pimpinan tertinggi gereja Katolik – agama yang juga dianut Putin, tak juga didengar. Maka penulis sependapat bahwa Putin perlu segera dilengserkan dari kepemimpinan Rusia di Kremlin. Apalagi, sesungguhnya banyak pemimpin Rusia, para perwira tinggi, pasukan khusus dan rakyat Rusia menentang perang brutal ini. Berapa banyak perwira tingginya yang masih berpikiran jernih dipecat. Berapa banyak para pendemo yang dijebloskan dalam penjara. Maka sekali lagi, orang ini harus segera dihentikan. Terlebih ketika Putin kini dikabarkan menderita berbagai penyakit kronis. Baik fisik maupun menyangkut kejiwaan. Dia sewaktu-waktu bisa memencet lampu hijau penembakan rudal berhulu ledak nuklir. Dan bila ini terjadi, seperti diingatkan pihak Nato, dalam detik kedua setelah Rusia dideteksi menembakan rudal nuklir – entah ke London atau Washington atau ke kota-kota lainnya, Nato pun secera serempak akan meluncurkan senjata-senjata nuklir mereka dari segala penjuru kearah  Moskwa dan kota-kota besar Rusia lainnya.

Kita tahu Amerika memiliki Armada ke 6 dan Samudra Atlantik dan Armada KE 7 di Samutra Pacifik yang memiliki kapal-kapal induk dan kapal-kapal selam yang mungkin sudah dilengkapi dengan senjata nuklir. Belum lagi dari pangkalan mereka yang ada di mana-mana seperti Jepang, Korea, Timur Tengah dan lain-lain. Belum lagi dari negara-negara anggota Nato lainnya yang sudah memiliki senjata nuklir seperti Perancis, Inggeris, Belanda,Italia, Jerman dan Turki.

Pada saat yang sama bisa jadi, Cina dan negara-negara yang tak menandatangani NPT (Non Proliferation of Nuclear Weapons) seperti India, Pakistan dan Korea Utara dan Israel yang diduga telah memiliki juga senjata nuklir – akan tergoda dan ikut bermain. Dan bila ini terjadi, maka daratan bumi ini mungkin akan tinggal seperti daratan bulan yang gersang ! Jadi, nubuat dalam Alkitab bahwa bumi ini tak akan lagi dibinasaan dengan air bah tetapi dengan api (nuklir) tergenapi sudah. Tetapi bukan oleh Tuhan pencipta bumi ini – melainkan oleh manusia sendiri.

Kunci penentunya kini terletak pada Putin. Dia mesti disingkirkan. Caranya, sebaiknya  biarlah para pemimpin dan rakyat Rusia sendiri. Untuk keselamatan mereka sendiri serta jutaan manusia bumi lainnya. Putin bisa bersembunyi dan menyelamatkan diri sendiri di pesawat yang konon anti radiasi nuklir. Tapi selanjutnya akan mendarat di mana ? Atau akan terbang sepanjang masa ? Tapi, bila AS terpancing oleh ancaman terus-menerus dari Rusia yang akan  melebarkan perang sekarang menjadi Perang Dunia III atau mau menggunakan senjata nuklir, bisa saja Nato malah mendahului daripada didahului. Seperti pada perang Dunia II. Tahu-tahu, bom atom AS sudah melumatkan kota Hiroshima dan Nagasaki.***

 

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *