Friday, June 5, 2009

DALAM KASUS PRITA, MANA RASA KEMANUSIAAN

Selain berita Manohara yang menyentuh nurani kemanusiaan, hari-hari ini hati kita kembali dibuat terenyu membaca berita-berita penahanan Prita Mulyiasari, seorang ibu yang mempunyai dua orang anak kecil, bahkan dikabarkan seorang diantaranya masih menyusu. Ia disekap selama tiga minggu di penjara sementara kedua anak balitanya di rumah terus berteriak-teriak memanggil.

Ini semua berpangkal dari kekecewaan ibu ini dalam pelayanan di rumah sakit OMINI Internasional Tanggerang. Merasa tidak ditanggap dengan baik, kekecewaannya lalu dicurahkannya kepada teman-temannya melalui internet. Dia juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati agar tidak menjadi korban berikutnya. Serta-merta mendapat rasa simpati yang luar biasa dari masyarakat luas.

Hal ini oleh pihak rumahsakit dianggap menodai ama baik mereka lalu melaporkannya kepada polisi. Ia diancam pasal hukuman enam tahun penjara. Dan ketika perkaranya sampai di Kejaksaan Negeri Tanggerang, ia langsung ditahan.

Ketika berita penahanan ini tambah meluas, reaksi masyarakat kian keras.Tidak kurang dari Wakil Presiden dan para calon Presiden datang menunjukkan simpati dan kekecewaannya. Terpaksa pihak-pihak yang menyekap ibu yang juga karyawan ini mengubah status tahanannya menjadi tahanan kota.

Tanpa ingin menyampuri proses hukum, yang tidak habis dimengerti, bagaimana ada orang-orang abdi negara dan abdi masyarakat tegah-tegahnya memisahkan seorang ibu dari dua anaknya yang masih kecil-kecil. Apakah mereka tidak tahu kalau ibu itu mempunyai anak kecil ? Apakah mereka tidak pernah merasa memiliki anak kecil ? Kenapa tidak sejak semula dikenakan tahanan luar, bahkan kalau perlu tahanan rumah, sehingga tetap dapat menyusui anaknya.

Sedangkan para tersangka koruptor dapat diberi kemudahan tahanan luar. Kalau alasannya supaya tidak menyebarkan berita internet lagi, bukankah proses hukum itu sendiri sudah merupakan peringatan baginya ? Memang pikiran pendek.

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *