Saturday, January 3, 2015

POHON TERANG DENGAN MAKNA-MAKNA ROHANIANYA



  Hari Natal tanggal 25 Desember 2014 dan hari pertama Tahun Baru 2015 telah berlalu. Namun pohon-pohon terang di rumah-rumah keluarga umat Kristiani dan gereja-gereja bahkan juga di sejumlah fasilitas umum,  masih dibiarkan berdiri. Paling tidak sampai satu minggu sesudah tahun baru.

Konon, Pohon Terang awalnya  adalah kreasi dari Marthen Luther, uskup Katolik Jerman yang kemudian memproklamasikan pembaharuan melalui  Deklarasi protesnya di pintu gerbang gereja istana Witterberg pada tanggal 31 Oktober 1517 karena keesokan harinya jemaat akan berkumpul disitu dalam pesta keagamaan "Segala orang Kudus". 

Ia mengundang para cerdik pandai untuk mendiskusikan ke-95 dalilnya khususnya tentang penolakannya mengenai penghapusan siksa karena dosa yang dapat dibayar dengan amal atau uang. Menurutnya keselamatan hanya terjadi oleh kasih karunia Tuhan semata bukan oleh amal perbuataan manusia. Makanya ia sering dijuluki  Bapa Reformasi gereja, dan jemaatnya disebut sebagai  Gereja Reformasi atau Gereja Protestan.

Mengingat maknanya, maka Pohon Terang ini tahun  50-an dahulu dipakai sebagai lambang partai politik yang beraliran paham Protestantisme, yaitu Partai Kristen Indonesia (Parkindo).

Bagian utama dari Pohon Terang, adalah pohon, carang-carangnya, buah dan llilin atau untaian lampu hias  warna-warni dan berkelap-kelip. Sedang ornamen-ornamen lainnya seperti rumbai-rumbai  hiasan adalah tambahan untuk melambangkan kemuliaan Tuhan seperti diperlihatkan Tuhan kepada para gembala di atas langit padang Efrata oleh kehadiran rombongan malaikat pemuji yang menyanyikan “Kemuliaan Bagi Allah di tempat maha tinggi dan Damai Sejahtera di Bumi bagi orang  yang berkenan kepadaNya”.

Makna pohon dan carang-carang adalah mengacu pada ajaran Yesus bahwa diri-Nya adalah ibarat  pohon kehidupan dan para murid dan pengikutNya sebagai  carang-carangnya. Seiap carang atau cabang tak akan dapat hidup bila terlepas dari pohonnya.

Setiap carang harus menghasilkan buah-buah kasih. Carang yang tidak menghasilkan buah akan dipotong dan dibuang ke dalam api. Sedang lilin atau hiasan lampu melambangkan terang yang menerangi dunia, karena Yesus, disamping mengajarkan diri-Nya sebagai pohon Kehidupan, juga sebagai “Terang Dunia” yang membawa kebenaran untuk kehidupan dunia yang serba rusak ini. Murid-muridnya dan segenap pengikut-Nya juga harus menjadi “terang dunia” di sekitarnya. Dan “terang” itu harus diletakan ditempat tinggi yang dapat menerangi sekitarnya. Tidak ditaruh di bawah gantang.

Sedangkan asesoris bintang besar yang biasanya dipasang dipuncak Pohon Terang, melambangkan Bintang  Besar yang dilihat dan diikuti pergerakannya oleh Orang Majus dari sebelah timur sampai berhenti tepat di atas kota Betlehem Efrata Palestina sekarang.

Jadi adalah suatu perbuatan kurang etis oleh orang yang kurang paham kalau ada di suatu tempat ada  yang mengganti lambang-lambang  buah kasih (perbuatan baik) dengan sandal-sandal pada pohon terang.


No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *