Monday, October 26, 2020

TATA BAHASA MORI BAHONO YANG UNIK (LELUHUR)

 Terjemahan

 Leluhur Orang Bahono

 

A

sal  orang-orang  Mori Bahono saat ini, seperti  kita dengar dari percakapan orang tua-tua dahulu, asal-mulanya dari kisah   seorang anak muda bernama Enge Melari.

 Enge Melari mempunyai sebuah kapal air. Orang kekar  ini banyak  ilmunya. Sering merantau dengan kapal di laut bersama teman-temannya, merantau ke tanah yang jauh dari kampungnya. Dialah yang menjadi pemimpin mereka.

Suatu hari ada ombak besar yang mengerikan dan angin kencang. Kapal mereka terhempas ke suatu batu besar di pinggir laut. Dinding kapal pecah. Karena tak bisa diperbaiki lagi, Ue Enge Melari memutuskan untuk meninggalkan kapal itu lalu mereka masuk  ke hutan dan belantara, mendaki gunung, menuruni lembah, menyeberangi sungai kecil an sungai besar. Sampai akhirnya mereka sampai ke bawah sebuah pohon besar. Disitulah mereka beristrahat.

Ue Engemelari menarik pedangnya dan menebas pohon besar  tempatnya menyandarkan diri itu. Ia terkejut karena ada air merah tumpah seperti darah. Karena itu pohon itu mereka namakan pohon Ture’a.

    Karena tanah itu mereka lihat bagus, tanaman-tanaman, pohon, sagu, pinang, rotan an banyak lagi yang lain, semuanya hijau subur.   Banyak babi hutan, rusa, ikan di sungai kecil dan sungai besar. Di Semak-semak banyak ayam hutan. Maka itulah U Engemelari menyatukan hati mereka, mereka akan tinggal menetap di situ saja. Mereka akan berkebun, berburu dan memukul sagu untuk makanan mereka..

       Di tanah itu sudah ada penduduk asli. Raja mereka baik hati juga. Begitu juga rakyatnya. Ue Engemelari ma wali-walino mo’alo isterinya inso ana irowai di tanah itu, sampai mereka menjadi orang banyak dan membangun kampung baru.

Dahulu, kampung itu mereka namakan Ture’a karena adanya pohon Ture’a itu.  Tapi karena di situ banyak juga air di kali-kali kecil dan sungai besar yang selalu membasahi tanah itu, sering pula mereka di sebut Orang Bahono. Orang berdiam di tanah basah.***

Tata Bahasa.

Dalam pelajaran tentang Kata Depan telah diuraikan perubahan-perubahan  kata tempat yang di pengaruhi oleh  kata depan yang mendahuluinya.                                                                                                                                                                     I wiwi ntahi  -  di pinggir laut.

 Kata  depan wiwi diikuti kata keterangan  tahi yang diawali huruf  t. Maka  di depan tahi ditambah kan  huruf  n  sehingga menjadi  ntahi.

 Contoh :

a  ngkorono. – di sungai  .Jadi bukan  a korono.  Manu-manu me’eka ang keu.- Burung bertengger di pohon. Ang keu, bukan  a keu.

Hal sama juga terlihat pada kata  tongang kura – tengah semak-semak.  ; Tongang keu - antara pohon-pohon.                                                 

 

 

 

           

 

 

 

 

 

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *