Monday, December 17, 2018

Isitlah-istilah Bombastis Akal-akalan Kampanye Gratis !


Ketika terjadi bencana tsunami dan tanah tenggelam di Palu dan sekitarnya, saat itu masa kampanye Pilpres baru dimulai.

Sekejap, perhatian semua massmedia tertuju ke Sulawesi Tengah. Hampir-hampir tak ada ujaran mengenai pemilihan legislatif atau Pilpres.

Tetapi ketika reportase bencana di Sulteng mulai berkurang, mulailah terdengar istlah-istilah ‘jenderal kardus’, ‘kecebong’, ‘kampret’ ‘politikus sontoloyo’ dan seterusnya Sebelumnya ada pernyataan bahwa Indonesia akan bubar 30 tahun lagi.

Semua istilah-istilah yang diucapkan didepan publik itu menurut hemat saya tak lebih dari akal-akalan untuk mendapatkan publikasi yang luas tanpa bayar alias gratis.  Ya, mirip-miriplah dengan artis sinetron atau artis penyanyi yang sudah mulai turun pasaran. Dia buat gosip, mengucapkan sesuatu, atau aksi yang rada nyentrik sehingga media masa kembali memberitakannya.

 Sebab sudah seperti hukum kebiasaan, bahwa nyamuk-nyamuk pers tanpa diundang dan tanpa dibayar kemudian akan datang sendiri mengerubungi si pengujar. Bak semut mengerubungi gula, paling sedikit untuk konfirmasi lebih lanjut tentang ucapannya itu. Ditujukan kepada siapa, maksudnya apa, apa sebabnya dan sebagainya.

Nah, di situlah si pengujar mengambil kesempatan untuk banyak bicara mengenai gagasan-gagasannya, kelebihan dan kebolehannya sehingga layak dipilih sebagai pemimpin atau anggota legislatif yang layak mewakili rakyat di Parlemen. Terkadang juga menyerempet membicarakan kekurangan pribadi saingannya.

Kalau yang meliput media televisi lebih menguntungkan lagi. Karena dengan itu tampangnya dapat dikenali lebih banyak calon pemilih. Makin sering tampil di layar televisi makin menguntungkan. Asalkan tidak membuat blunder.***








No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *