Tuesday, December 18, 2018

TIP MENANGKAL DATA BOHONG


Dalam banyak debat politik di televisi antara orang-orang yang mewakili masing-masing kubu Capres/Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi, sering kali ada pembicara mengemukakan data yang belum tentu benar.
Lalu berdasarkan data yang belum tentu benar itu segeralah ia membuat kesimpulan dan penilaian. Umumnya yang mendiskreditkan pihak lawan debatnya. Kalau data yang dikemukakan itu tidak benar, akan sangatlah merugikan pihak lain.
Bahkan bukan cuma pihak lawan debat yang dirugikan. Tetapi juga warga masyarakat. Dirugikan karena dengan sengaja disuguhi informasi yang tidak benar alias kebohongan.
Pembohongan itu biasa dilakukan dengan menyebut sumber yang tidak jelas, data hasil penelitian kapan dan lain-lain.
Biasanya, karena waktu debat  terbatas, maka pihak yang merasa dirugikan tidak ada waktu untuk melakukan konfirmasi akan kebenaran data yang disebutkan. Dan karena tak ada sanggahan, maka data itu seperti dianggap benar. Padahal mungkin data bohong.
Maka untuk menangkalnya, pihak penyelenggara debat dapat mengundang nara sumber dari Biro Pusat Statistik (BPS) sebagai pusat data resmi yang diakui negara, dengan membawa buku-buku pinternya.
Dialah yang diharapkan dapat memberi konfirmasi atas kebenaran setiap data yang dikemukakan. Dengan demikian setiap peserta debat, apalagi dalam ‘debat kusir’ tidak seenaknya  boleh mengumbar data bohong dan menyesatkan kepada warga masyarakat.***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *