Thursday, December 3, 2020

ITU BARU BETUL PAK HRS

Akhirnya Habib Rizieq Shihab meminta maaf kepada seluruh masyarakat karena tak berhasil membendung kerumunan massa pada saat kedatangan maupun acara-acaranya berikutnya. Terdengar seperti nada bicara para pejabat pemerintah, pada acara reuni 212 secara daring di Youtobe tanggal 2/12/2020 Rizieq Shihab juga meminta agar para simpatisannya melaksanakan protokol kesehatan : menjaga jarak, memakaia masker dan rajin mencuci tangan. Ini baru betul. Berbuat untuk kebaikan seluruh umat.Beliau ini bukan hanya memakai masker tetapi juga memakai shield transparan. Sebuah contoh yang baik. Yang begini ini yang mestinya dilakukan FPI kalau benar mau melakukan revolusi akhlak. Apa yang pernah dilakukan FPI pada saat turun ke lapangan menolong dan mengevakuasi para korban bencana alam di Aceh dahulu suatu amal terpuji. Maksud memberantas pelacuran, mabuk-mabukan, perjudian dan perilaku amoral lainnya juga baik. Hanya caranya ini yang tidak benar dan sering menjadi masalah. Kerap melanggar hukum dan prosedur yang berlaku seperti melakukan "sweeping". Bahkan melakukan kekerasan seperti penyerangan di lapangan Monas dahulu terhadap sebuah komunitas yang sedang menyekenggarakan acara. Mereka bertindak semaunya sendiri, padahal menurut peraturan perundang-undangan itu adalah wewenang Kepolisian atau Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Sungguh sayang, setelah lama bermukim di negeri asing, dan sudah lama pula dinantikan para pendukungnya di Indonesia, ketika tiba di Tanah Air Rizieq Shihab masih saja tetap menunjukan sikap kepemimpinan yang lama. Seperti tak ingin mengikuti kebijakan Pemerintah negerinya sendiri. Termasuk dalam penanggulangan virus Covid 19. Ketika datang maupun pada acara-acara berikutnya, ia tidak berupaya membatasi jumlah kerumunan, tak mengingatkan pemakaian masker. Demikian pula dalam hal tes swab, ia enggan mengikuti prosedur yang berlaku. Padahal sebagai tokoh kharismatis ia akan mampu melaksanakannya, sekaligus memberi teladan. Akibatnya adalah musibah bagi banyak orang. Dua Kapolda, dari DKI Jakarta dan Jawa Barat yang selama ini cukup berprestasi dicopot. Lalu menyusul pemecatan Walikota, Bupati, Lurah dan sejumlah pejabat lainnya. Coba kalau dari semula ia sudah melakukan itu. Tak akan banyak orang penting kehilangan jabatan. Tak akan terjadi pelonjakan jumlah orang terpapar akibat kerumunan masa demikian banyak, yang kini masih terus dilacak.Terutama di kalangan pendukung dan simpatisannya sendiri.***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *