Monday, December 13, 2021

BERKAT DESEMBER, MUSIBAH DESEMBER

Sudah merupakan rutinitas umat Kristiani memperingati dan merayakan Hari Natal tanggal 25 Desember setiap tahun. Tak cuma tanggal 25 tapi juga ada pada tanggal-tanggal sebelumnya bahkan berlanjut sampai Tahun Baru. Ada juga yang sesudahnya dan menggabungkan perayaan Natal dan Tahun Baru.

Pada tahun-tahun lalu, perayaan natal biasanya dirayakan dengan penuh kemeriaan dan sukacita dengan segala macam hiasan, baik kecil maun besar. Di dalam rumah ibadah, rumah-rumah keluarga  Kristen bahkan sampai di jalan-jalan, gedung-gedung perkatoran dan bangunan umum lainnya. Maka tak heran, kalau kesempatan ini dimanfaatkan benar oleh para produsen barang dan para distributornya meningkatkan penjualan produk mereka, terutrama di mall-mall.

Demikian pula pada pengelola klub hiburan. Mereka menggunakan kesempatan ini dengan menampilkan kemewahan mereka dengan dilatarbelakangi pohon natal kemilau yang tak keruan lagi bahan dan bentuknya sehingga hampir-hampir tak terasa lagi nilai sakralnya. Padahal, meskipun Natal membawa berita sukacita dengan kelahiran Mesias untuk menebus dosa segenap umat manusia  sesuai yang telah lama dinubuatkan para nabi, namun harus diingat pula bahwa Yesus Kristus datang dalam suasana kesederhanaan dan kesunyian.

Apalagi pada hari-hari ini, ketika  Ibu Pertiwi sedang mengalami berbagai musibah. Meskipun kepulauan Nusantara  sering digambarkan sebagai sebuah hamparan permata di atas samudrera, indah semata, kaya dan subur, tapi dibalik itu juga sering mengalami musibah semisal erupsi gunung berapi diberbagai tempat. Seperti yang terjadi dengan Gunung Semeru yang belum berhenti hingga saat ini.

Memang, seperti sudah menjadi rutinitas, setiap bulan Desember yang selalu bertepatan dengan musim penghujan, terjadi banjir besar  dan luapan air yang menimpa  kota-kota besar dan wlayah pemukiman. Sebut saja  Jakarta, Makasar, Semarang dan lain-lain yang menimbulkan banyak kerugian harta benda bahkan korban nyawa, manusia maupun hewan.

Belum lagi tanah longsor, bendungan yang bobol yang menimpa banyak korban di hilir. Dan ingat, saat ini ancaman Covid 19 yang kabarnya sudah mengubah diri menjadi virus Omicron yang berlipat kali lebih ganas membuat semua orang mesti lebih berhati-hati.

Makanya dalam perayaan Natal dan Tahun Baru kali ini selayaknyalah kita tak terlalu mengumbar kemewahan dan kesemarakan yang akan dipertontonkan kepada  para korban bencana alam, para lansia, ibu-ibu hamil atau bayi-bayi yang kini masih berjubel di tenda-tenda pengungsian. Bukankah  akan lebih teberkati bila dana untuk kemewahan itu dialirkan kepada saudara-saudara kita yang menderita ??***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *