Saturday, December 4, 2021

SEKIRANYA MUI DIPIMPIN PARA ULAMA MODERAT

Ya, sekiranya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dipimpin para ulama moderat seperti  Abdulrrahman Wahid (alm), Quraish Shihab, tokoh Muhammadyah Buaya Syafii, Mustofa Bisri (Gus Mus) dan lain-lain, maka peristiwa  penangkapan ZA, anggota Komisi Fatwa MUI bersama dua orang yang diduga terlibat jaringan teroris oleh  Tim Densus 88 Polri, mungkin tak akan terjadi.

     Akibat peristiwa ini, muncul di media sosial “tagar bubarkan MUI” yang mendesak agar lembaga ini dibubarkan saja. Agung Wibawanto, seorang pengamat politik dari Yogya, mengeritik Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas yang pernah meminta agar Presiden membubarkan Densus 88. Tetapi  bungkam saat salah seorang anggota pengurus Komisi  Fatwa MUI pusat ditangkap Densus 88 karena diduga terlibat jaringan teroris. Karena itu  ia meminta MUI dibubarkan saja.  “Jika memang tidak memiliki fungsi dan legitimasi lagi, maka lebih baik MUI dibubarkan saja agar menghemat uang negara,” katanya saat ditemui media, (18/11) lalu.

      Segera setelah munculnya tagar dan desakan itu, bermunculan  tanggapan keras dari  berbagai tokoh agama, pejabat pemerintah, partai politik dan organisasi kemasyarakatan yang menentang. Bahkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam video yang diterbitkan Setwapres, Selasa (23/11),mengatakan, bila terjadi masalah di dalam internal organisasi, maka seharusnya dibenahi dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut."Jangan karena satu orang, rumahnya dibakar”.Namanya penyusupan, di mana-mana ada. Jadi, bukan rumahnya yang dibakar, tapi ya tikusnya itulah," 

Dia menilai, MUI harus tetap eksis dan berdiri di Indonesia. Pasalnya, sudah   banyak kontribusi nyata MUI dalam pemberantasan tindak pidana terorisme selama ini. Mulai dari pembuatan Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2004, tentang Terorisme hingga ikut menginisiasi dibentuknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPT). Selain itu, kata mantan Ketua Umum MUI itu,  MUI sebagai organisasi Islam tidak hanya membuat fatwa, tapi juga membuat lembaga yang menanggulanginya, namanya Tim Penanggulangan Terorisme (TPT).

   Siapakah tokoh-tokoh utama kepengurusan MUI Pusat saat ini ?   Sidang formatur tujuh belas orang yang berlangsung  (27/11)  di  Jakarta dan dipimpin Ketua umum MUI demisioner sekaligus Ketua Tim Formatur KH. Ma’ruf Amin, menetapkan Pimpinan Harian MUI periode 2020-2025, adalah sebagai berikut :

Ketua Umum MUI : KH. Miftachul Akhyar

Wakil Ketua Umum MUI 1 : Dr. Anwar Abbas

Wakil Ketua Umum MUI 2 : KH. Marsudi Syuhud

Wakil Ketua Umum MUI 3 : Drs. H. Basri Bermanda, MBA.

 

Ketua MUI KH. Masduki Bidlowi
Ketua MUI Dr. Yusnar Yusuf Rangkuti
Ketua MUI Prof. Noor Achmad
Ketua MUI KH. Abdullah Jaidi
Ketua MUI KH. Afifuddin Muhajir
Ketua MUI KH. Dr. Sodikun
Ketua MUI Dr. Lukmanul Hakim
Ketua MUI KH. Sholahuddin Al Aiyubi
Ketua MUI Prof. Amany Lubis
Ketua MUI KH. Cholil Nafis
Ketua MUI Dr. Jeje Zainuddin
Ketua MUI Dr. Asrorun Niam Sholeh
Ketua MUI Dr. Sudarnoto Abdul Hakim
Ketua MUI Prof. Dr. Utang Ranuwijaya

   Nampaknya, para tokoh diatas tak ada yang diragukan. Tetapi bagaimana kok bisa kecolongan ? Namun dari pernyataan Muhammad Makmun Rasyid, ada harapan, lembaga yang idealnya menjadi panutan ini, kedepannya dapat dibenahi dan menjadi solusi sehingga kasus  memalukan ini tak  terulang lagi.        

       Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BET) MUI Pusat ini mengatakan, "Ke depannya, salah satu yang akan kita lakukan di MUI adalah profilling dan upaya pembersihan di internal. Ini sebagai bentuk instropeksi diri kita bahwa dalam profilling perekrutan di Majelis Ulama Indonesia sangat dibutuhkan ke depan," tutur Makmun di Mabes Polri, Jakarta  (17/11/2021).

     Mungkin ada baiknya bila tokoh-tokoh moderat populer seperti Prof.Dr. Quraish Shihab ayahanda Najwa Shihab pembawa acara dan jurnalis senior itu, ulama K.H. Abdul Syakur, pendiri Ponpes Cadangpinggan, Buya Syafii, Mustofa Bisri (Gus Mus) atau ulama Ahmad Muwafiq, yang di kalangan publik sudah dikenal dengan ceramah-cerama  mereka yang selalu bernuansa teduh, santun dan kedamaian.

    Bila mereka diakomodir, maka citra MUI diharapkan akan lebih baik. Apalagi bila gagasan Islam Nusantara digagas almarhum KH Maimoen Zubair atau Mbah Maimoen dapat dijadikan pula sebagai salah satu rujukan oleh MUI.

 

 

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *