Sunday, December 5, 2021

Debat Antar Iman di You Tube : (2)MENGABARKAN INJIL KABAR BAIK, TAK PERLU NGOTOT

Mengikuti debat mengenai ajaran agama di You Tube, khususnya antara apolget Kristen dengan para apologet Islam, sering kelihatan seperti ada saling ngotot. Ketika membahas suatu pokok ajaran, baik dari kitab suci Islam maupun Kristen, terkadang seperti main taruhan. “Kalau anda dapat menjawab pertanyaan saya, saya akan masuk Islam !”. Atau sebaliknya,”Kalau anda dapat menjawab pertanyaan saya, saya akan masuk Kristen !”.

Bahkan ada yang bertaruh, mau memberikan uang sekian milyard atau  mobil mewah. Bahkan kerap juga ada pihak yang nampaknya tak sabar. Inginnya yang satu seperti mendesak atau memojokan lawan debatnya dengan rentetan pertanyaan dengan harapan agar saat itu juga mau “menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamatnya” atau saat itu juga mengucapkan dua kalimat syahadat.

Padahal, mengubah keyakinan seseorang yang telah lama dijalaninya tidaklah secepat membalik tapak tangan. Menerima suatu keyakinan baru, memerlukan waktu untuk memikirkan dengan tenang. Banyak hal-hal yang masih memerlukan penjelasan. Baik pada waktu perdebatan ataupun sesudahnya, setelah melalui perenungan. Memaksakan seseorang yang berbeda iman mengikuti keyakinannya secara instan, sama saja dengan seorang yang menodongkan senjata pada orang lain untuk memenuhi kemauannya seperti sering kita dengar dilakukan para teroris.

Padahal, dari pihak Kristen, dalam setiap sakramen apapun, baik pembabtisan, pengakuan sidi ataupun pemberkatan nikah selalu ada pertanyaan yang harus dijawab dengan tiga kata  menerima  “ dengan segenap hati”. Untuk memberi persembahan saja, Tuhan meminta kita memberi dengan sukacita. Bukan dengan duka atau paksa.

Jadi, dalam pengabaran injil kabar baik, kita tak perlu mendesak-desak. Namun kita wajib memberi penjelasan sampai sejelas-jelasnya apa yang ditanyakan mengenai ajaran Alkitab. Kalau belum jelas juga,  mungkin penjelasan bisa didapatkan dari pasal lain  Alkitab mengenai topik yang dibahas. Mungkin di sana ada uraian yang lebih lengkap. Semua harus didasarkan pada firman Tuhan dalam Alkitab dan menghindari tafsiran menurut pikiran sendiri yang mungkin sekali bisa melenceng dan menyesatkan.

Perbantahan menurut saya tidak perlu. Kalau lawan debat cenderung mau selalu membantah apa yang diberitakan secara benar, maka diskusi sebaiknya dihentikan atau dialihkan kepada orang lain yang sungguh-sungguh ingin mencari kebenaran. Alkitab mengajarkan agar kita jangan berdebat dengan orang bebal. Jangan memberikan barang yang suci kepada binatang yang akan menginjak-injaknya kemudian ia balik menyerang kita.

Pengibjilan harus disampaikan dengan kasih. Soal orang lain menerima atau tidak pengabaran kita bukan bagian kita. Tapi bagian dari Roh Kudus. Kita hanya diperintahkan memberitakan Injil kabar baik serta mengajarkannya kepada yang terbuka mau menerimanya. Jadi, kalau seseorang tak berhasil kita injili, jangan tawar hati. Tetapi kita bisa tahu apakah ia telah mendapat kasih karunia Tuhan untuk menerima janji keselamatan itu atau belum.

Satu lagi. Memahami firman Tuhan dalam Alkitab tidaklah semudah kita mempelajari ilmu pengetahuan seperti di bangku sekolah. Apalagi banyak hal dalam Alkitab diuraikan dalam bentuk perumpamaan dan kiasan-kiasan. Makanya, setiap pembawa khotbah dalam ibadah selalu didahului dengan doa memohon bimbingan Roh Kudus sebelum membaca Alkitab. Supaya akal pikiran dibukakan dan diberikan pengertian.

Jadi kalau ada ayat Alkitab yang belum kita pahami sepenuhnya, janganlah sungkan-sungkan mengakui dan mengatakannya. Karena firman Tuhan yang adalah pikiran Tuhan terlalu tinggi buat kita manusia. Seperti syair pertama dari sebuah lagu,”Indah rencanaMu Tuhan di dalam hidupku. Meski ku tak tahu dan tak kumengerti semua jalanMu…”.

Tak ada salahnya kita mengajak mitra debat kita untuk menemukan penjelasan pada pasal lain dari Alkitab yang menguraikan lebih luas tentang topik yang dibahas. Karena harus diakui, para apologet dari kalangan Islam nampak kebanyakan lebih unggul dalam hal hafal-menghafal pasal-pasal dan ayat-ayat Alkitab. Lihat saja apologet Muslim seperti Zakir Naik. Karena sejak kanak-kanak mereka telah dibiasakan bahkan diharuskan menghafal isi kitab suci mereka, sekalipun bukan dari bahasa mereka sendiri dan tidak diharuskan untuk mengerti artinya.

Kalau jawabannya belum ditemukan juga, maka kitapun tak perlu sungkan-sungkan juga untuk menyatakan kita memerlukan bantuan hamba Tuhan lain yang mungkin diberi karunia untuk mengartikan. Karena kepada setiap pengikut Kristus diberi macam-macam karunia yang berbeda. Ada karunia menyembuhkan orang sakit, karunia mengajar, karunia berbahasa roh, karunia mengartikannya, karunia menjelaskan makna mimpi dan lain sebagainya. Contohnya, mengenai pemahaman tentang Trinitas. Hal ini sejak abad 4 hingga kini masih banyak diperbincangkan. Bahkan tak sedikit orang yang tersandung akibat pemahaman yang salah. ***

 

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *