Thursday, August 15, 2019

“Mesinggeraha” silakhturami ala Mori-Bahono


Salah satu budaya bangsa kita, Indonesia, adalah saling kunjung-mengunjungi antar teman atau antar keluarga. Dalam dalam bahasa populernya silahturahmi. Tujuannya untuk menjalin persahabatan atau untuk tetap memelihara hubungan baik yang telah ada.

Dalam perkunjungan itu biasanya ada yang membawa sekedar oleh-oleh (meskipun tidak harus), entah makanan ringan khas daerah asalnya ataupun buah-buahan hasil kebunnya atau apa saja yang dapat dinikmati bersama nanti.

Di antara warga Mori-Bahono yang bermukim di kawasan Morowali bagian Timur, tradisi silahturahmi itu disebut “mesinggeraha”. Biasanya dilakukan antar famili, baik yang masih berdekatan tempat tinggal, terlebih bila yang berkunjung sanak keluarga atau kenalan yang sudah lama tak bertemu akan sangat menggembirakan.

Pembicaraan hanya terbatas mengenai keadaan masing-masing keluarga serta tukar ceritera pengalaman masing-masing.  Sambil ngobrol dan bernostalgia,  ibu-ibu biasanya menikmati  makan sirih yang dikunya bersama kapur sirih dan buah pinang muda. Maka tak heran kalau gigi para wanita lanjut usia orang Bahono dahulu umumnya tetap utuh dan jarang yang sakit gigi. Untuk itu setiap ibu rumah tangga selalu menyediakan ketiga bahan itu dirumahnya dalam sebuah wadah yang disebut palako.

Sedangkan kaum lelakinya biasanya berceritera sambil menikmati sedikit minuman saguer, arak atau brem dari beras ketan. Disediakan pula tembakau kering, biasanya hasil dari kebun sendiri, serta lembaran-lembaran kulit jagung halus yang telah dipotong-potong untuk penggulung tembakau menjadi rokok.

 Setelah orang Bahono mengungsi dari tempat asal mereka dahulu akibat gangguan gerombolan, tradisi ini kemudian menjadi sedikit berubah menyesuaikan dengan lingkungan wilayah pemukiman mereka yang baru.***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *