Saturday, August 17, 2019

Peringatan HUT Kemerdekaan Bernuansa Festival Budaya


                          
   Peringatan Hari Ulang Tahun ke 74 RI tahun 2019 ini banyak berbeda dengan peringatan tahun-tahun sebelumnya. Kalau acara-acara di Istana Merdeka sebelumnya lebih banyak didominasi acara-acara protokoler, dengan upacara penaikan bendera pusaka, pembacaan teks proklamasi dan lagu-lagu patriotis, maka kali ini nampak nuansa budaya sehingga mirip dengan Festival Budaya.

Kalau dahulu pakaian para peserta upacara selalu nampak resmi formal tidak beda dengan pakaian-pakaian formal resmi di kebanyakan negara-negara lainnya, misalnya para pria menggunakan jas dengan dasi. Tetapi kali ini lebih banyak menampilkan simbol-simbol budaya bangsa yang beragam. Bukan saja pakaian para undangan dan lagu-lagu, tetapi juga tari-tariannya. Tentu saja oleh keterbatasan waktu dan tempat, tidaklah mungkin untuk dapat mevisualisasikan seluruh ragam budaya yang beraneka itu seperti bahasa-bahasa lokal, tradisi, aneka kuliner, karya-karya seni dan sebagainya.

Namun demikian, penyelenggaraan peringatan kali ini patut diapresiasi. Menunjukkan pemikiran kreatif dan tidak monoton seperti yang lalu-lalu. Terlebih masa depan Indonesia nampaknya akan bertumpu pada pariwisata. Lahan pertanian makin berkurang. Demikian juga sumber-sumber mineral seperti minyak bumi untuk pertambangan makin berkurang. Yang tak akan ada habis-habisnya adalah keindahan alam Indonesia dan segala kekayaan budayanya yang merupakan karunia Tuhan. Tentu saja keindahan alam dan kekayaan budaya tersebut harus tetap dipelihara dengan baik. Obyek-obyek wisata, pantai, sungai-sungai jangan dibiarkan dirusak atau ditumpuki sampah serta karya cipta budaya tetap dijaga kesinambungannya bahkan perlu dikembangkan.

Satu lagi. Disamping berhasil menunjukan aneka budaya Indonesia yang beraneka ragam, pembacaan teks proklamasi dan lagu-lagu kebangsaan, dilain pihak mampu menunjukkan kepada dunia bahwa meskipun bangsa ini terdiri dari beraneka suku dan budaya, tetapi mereka tetap satu. Untuk lebih mempertegas yang terakhir ini alangkah baik bila pada peringatan hari Kemerdekaan tahun-tahun mendatang, sebelum pembacaan teks proklamasi dibacakan dulu teks Sumpah Pemuda tahun 1928 yang menunjukkan tekad bangsa ini untuk bersatu. Bahkan jauh sebelum negeri ini terbentuk sebagai suatu negara. ***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *