Saturday, February 10, 2018

RAMBU TUHAN DAN RAMBU LALULINTAS



          Sering lihat rambu-rambu lalulintas kan ? Sepakatkah kalau rambu-rambu itu serasi, sejalan dan sama tujuan dengan petunjuk-petunjuk Tuhan dalam Kitab-KitabNya ? Sama-sama tujuannya yakni supaya SELAMAT ! Hanya yg satu agar selamat di dunia, yg satu agar selamat dunia-akhirat.
Makanya, kalau lihat tanda lalulintas, alangkah baik kalau kita juga ingat ayat petunjuk Tuhan dalam KitabNya.
         Ada tiga kategori bahkan empat kelompok rambu lalulintas. Ada Penunjuk arah yg benar yg berwarna biru, ada Perintah, ada larangan dengan garis merah bahkan warna dasar merah, dan kelompok rambu peringatan yg berwarna kuning. Ada juga lampu lalulintas seperti di perampatan. Menyala bergantian, biru tanda aman untuk melintas, kuning tanda peringatan untuk berhenti atau siap-siap start dan merah untuk berhenti total.
           Kalau tanda-tanda ini dipatuhi, maka harapan untuk selamat lebih besar dan kemungkinan dapat musibah kecelakaan lebih kecil. Dikatakan kemungkinan, karena bisa saja terjadi hal-hal merugikan akibat sesuatu yg bukan disebabkan pelanggaran kita. Makanya, doa sebelum bepergian sangat besar kuasanya.
          Rambu-rambu warna biru/hijau mengingatkan pada jalan keselamatan dan perkenan Tuhan. Rambu warna kuning mengingatkan peringatan Tuhan bahwa kita tengah berada atau sedang diperhadapkan dengan bahaya supaya waspada atau bertobat. Sedang lampu merah menunjukkan ada bahaya yg nyata apabila kita melanggarnya. Bahkan kita mungkin akan terkena murka Tuhan yg dilambangkan nyala api merah menyala-nyala.
        Sering orang kalau ia atau orang lain mendapat musibah berkata, "itu sudah kehendak atau sudah diatur Tuhan". Jadi Tuhan dituduh menjadi penyebab musibah. Padahal mungkin karena pelanggarannya sendiri. Pelanggaran atas rambu-rambu keselamatan yg sudah diingatkanNya.
Baik diingat, " rancangan Tuhan adalah rancangan damai-sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan".
         Memang segala sesuatu dalam dunia ini tetap dalam kendali dan kuasa Tuhan. Karena Tuhan bukan saja mencipta, tetapi juga tetap bekerja. Dan dalam hal ada terjadi musibah, Dia juga tahu dan mengizinkannya terjadi. Karena tak ada sesuatupun terjadi diluar izinNya. Tetapi belum tentu terjadi atas kehendakNya, apalagi atas rencanaNya.
          Jadi harus dapat dibedakan antara ,"Tuhan mengizinkan" dan "Tuhan menghendaki".
Adakalanya Tuhan mengizinkan suatu musibah menimpah seseorang dalam kadar tertentu, maksudnya supaya sadar, bertobat, memeriksa diri dan tidak mengulangi lagi pelanggarannya.
Sayangnya, manusia gagal memahami. Menganggap seperti tidak apa-apa dan terus mengulangi. Sampai tiba ganjaran yg benar-benar fatal.
         Dalam menjalani kehidupan beriman, sama juga dalam hal mematuhi peraturan lalulintas, sering kita dipengaruhi oleh lingkungan yg kurang mendukung.
Ketika berhenti di depan lampu merah pernah diomeli orang-orang yg ngantri di belakang karena di depan sepi kendaraan dan ingin melaju terus meski lampu masih merah. Bahkan pernah disenggol kendaraan yg tidak ikut berhenti di lampu merah.
         Terkadang juga ketika lampu baru menyalah kuning menjelang ke warna merah, dari keluarga sendiri ada yang mendorong-dorong agar memacu kendaraan lebih cepat mengikuti kendaraan lain didepan. Setiap ini terjadi, aku tidak ingin terpengaruh. Karena sebagai pengemudi, akulah yang tahu kemampun daya tarik kendaraan saat itu dengan jumlah penumpangnya, posisi persneling berapa serta jumlah dan kecepatan kendaraan yg akan segera melintas dari kiri dan kanan.
           Lebih daripada itu, untuk memberi contoh dan teladan kepada anak cucu yg ikut dalam hal disiplin berlalulintas daripada banyak bicara menggurui mereka.Jadi, pada akhirnya terpulang pada diri sendiri juga.***



TANDA LARANGAN

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *