Saturday, February 22, 2020

SADIS !!, HAMPIR SERIBU JAMBANG BAYI DIGUGURKAN

Naskah asli Sumoah Hypocrates
Hypocrates, bapa Kedokteran

Memang mengerikan ! Sudah 903 janin bayi yang digugurkan dalam waktu 21 bulan !. Itu yang baru diakui para pelakunnya ketika klinik gelap di Jalan Paseban Jakarta Pusat itu ketika digerebeg polisi tanggal 15 Pebruari 2020 lalu. Salah satunya yang sempat ditemukan karena baru digugurkan berusia sekitar 6 bulan.
Baru tiga tersangka yang ditahan. MM, seorang dokter umum yang pernah dipecat karena masalah disiplin, RM seorang bidan yang ikut membantu dan sekaligus sebagai calo serta SI petugas klinik. Tetapi dari hasil pemeriksaan pendahuluan praktek aborsi ilegsl ini disebut-sebut melibatkan sejumlah dokter lainnya serta sekitar 50 bidan yang pernah ikut mengirimkan pasien ke klinik ilegal itu.


Menurut pengakuan para tersangka, dari 1.632 pasien yang terdaftar dalam kurun waktu 21 bulan itu 903 janin telah digugurkan. Kebanyakan dari mereka yang hamil di luar nikah, ada karena gagal KB dan ada pula karena ketentuan tempat kerja yang menyaratkan tidak hamil. Sedangkan tarip tergantung dari usia kandungan. Satu bulan 1 juta , 2 bulan 2 juta, 3 bulan 3 juta dan 4 ke atas antara 4 juta sampai 15 juta rupiah. Selama 21 bulan menjalankan praktek sadis itu mereka telah mendapatkan uang 5.5 milyard rupiah.
Menurut pihak Kepolisian, para tersangka dijerat Pasal 83 Juncto Pasal 64 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan atau Pasal 75 ayat (1), Pasal 76, Pasal 77, Pasal 78 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan atau Pasal 194 Jo Pasal 75 ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Juncto Pasal 55, 56 KUHP. Ancaman hukuman lebih dari 10 tahun penjara.
Membaca berita ini, wajarlah kalau dipertanyakan moral dan hidup keagamaan orang-orang ini. Hanya untuk mendapatkan uang tega-teganya melakukan pembinuhan yang jumlahnya tidak jauh beda dengan jumlah korban virus Corona di Tiongkok.  Apakah mereka masih beragama. Dan kalau beragama apakah mereka tidak takut lagi kepada Tuhan ? Dan oknum dokter dan oknum-oknum paramedis ini masih ingatkah  Kode Etik Kedokteran Indonedsia (KODEKI) dan Sumpah Hypocrates, bapak kedokteran segala zaman yang mewajibkan setiap dokter dan tenaga medis  agar selalu menjunjung tinggi martabat manusia.
Dalam sebuah wawancara penulis  sebagai kontributor Majalah “Oikoumene” terbitan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dengan KH. Nazarudin Latif sebagai Humas MUI (Majelis Ulama Indonesia) sekitar tahun 70-an, beliau mengatakan, nyawa manusia itu diperkirakan sudah ada pada janin setelah berusia diatas 3 bulan. Segelum itu janin sebagai wujud manusia bernyawa belum tumbuh sempurna. Ia ibaratkan, kalau kayu-kayu bahan kursi belum dirangkai belumlah menjadi kursi yang sempurna. Nah, ini ketika penggerebegan dilakukan, masih ditemukan janin berusia sekitar 6 bulan yang baru digugurkan dengan paksa. Janin-janin lainnya telah dibuang ke dalam septic tank,
Kami kutipkan di sini dua pasal dari KODEKI sbb : Pasal 8 Seorang dokter wajib, dalam  setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan  secara   kompeten  dengan  kebebasan  teknis  dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.Pasal 11:  Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya  melindungi hidup makhluk insani.
Lalu dua bagian dari sumpah Hypocrates, 400 tahun SM di zaman Yunani kuno yang kami kutip dari Wikipedia sebagai berikut :
·       ** Saya akan menggunakan pengobatan untuk menolong orang sakit sesuai kemampuan dan penilaian saya, tetapi tidak akan pernah untuk mencelakai atau berbuat salah dengan sengaja. Tidak akan saya memberikan racun kepada siapa pun bila diminta dan juga tak akan saya sarankan hal seperti itu.
·        ** Juga saya tidak akan memberikan wanita alat untuk menggugurkan kandungannya, dan saya akan memegang teguh kemurnian dan kesucian hidup saya maupun ilmu saya. Saya tak akan menggunakan pisau, bahkan alat yang berasal dr batu pada penderita(untuk percobaan), akan tetapi saya akan menyerahkan kepada ahlinya.  - Sam Lapoliwa ***


No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *