Monday, February 24, 2020

PERLUNYA PEMANTAUAN CUACA DI HULU SUNGAI




**Jatuhnya korban jiwa sepuluh remaja siswa SMP akibat bencana banjir di Sleman Daerah Istimewa Jogyakarta tanggal 21 Februari 2020 yang lalu membuat semua orang prihatin. Penulis lalu teringat kembali seorang sahabat, aktivis dan ketua Dewan Mahasiwa  IKIP Negeri Jakarta tahun 70-an(sekarang-UIN) yang menjadi korban banjir. Teman ini sering datang ke kantor kami, redaksi Harian KAMI (Kesatuan Mahasiswa Indonesia) dan sering pula bertemu di Gedung Kebudayaan Cekoslovakia Jakarta.

Suatu hari ia memimpin serombongan mahasiswa IKIP melakukan kegiatan di pinggir sungai yang melewati Kebun Raya Bogor. Meski cuaca cerah, tiba-tiba saja datang banjir bandang yang menyapu para mahasiswa tersebut. Banyak yang jadi korban, termasuk teman ini.

Dari penyelidikan kemudian diketahui, pihak pengelola pintu air di Katulampa Bogor agak di hulu saat itu membuka semua pintu-pintu air dengan maksud mengelonsorkan atau membersihkan sampah-sampah di sepanjang kali yang melewati tempat wisata itu. Sayangnya, tidak terlintas dalam pikiran mereka akan kemungkinan adanya warga masyarakat atau wisatawan yang sedang melakukan kegiatan di sepanjang pinggir sungai. Akibat kelalaian   mereka  terjadilah bencana itu.

Belajar dari kedua peristiwa tragis ini, agaknya perlu dilakukan evaluasi atas persiapan-persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang di pinggir kali. Terutama yang berpotensi banjir. Para mahasiswa, pelajar, calon taruna militer, pramuka, olah raga arum jeram dsbnya perlu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Cukup tenaga pendamping yang kompeten, peralatan bantuan darurat dan sebagainya. Perlu juga mengamati tanda-tanda alam di hulu sungai. Apakah mendung dengan awan hitam, bahkan mungkin sudah ada tanda-tanda hujan lebat. Lebih baik lagi bila ada instansi pemerintah, lembaga masyarakat atau perorangan yang dapat diminta bantuannya untuk menginformasikan bila terjadi hujan lebat di hulu. Atau yang sewaktu-waktu dapat dihubungi menanyakan keadaan cuaca di kawasan hulu sungai.

Di sisi lain, para pengelola yang diberi tanggungjawab mengatur aliran sungai, perlu juga senantiasa menjaga keselamatan masyarakat di sepanjang aliran sungai. Bila ada rencana pengelonsoran aliran air dengan membuka pintu-pintu air atau mengalihkan aliran air di percabangan sungai, agar diinformasikan terlebih dahulu ke perangkat-perangkat pemerintah desa sepanjang kali. Selanjutnya diumumkan sebagai peringatan dini (alaram) kepada warga untuk waspada, Bahkan siap-siap untuk diungsikan bila dianggap perlu. Misalnya dengan meminta bantuan para pengurus masjid yang memiliki pengeras suara. 
Sebelumnya, ratusan siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai, Jumat (21/2/2020) sekitar pukul 15.30 WIB. Kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi ini diikuti sekitar 257 siswa. Pada saat turun ke sungai di lokasi belum hujan, tetapi di hulu sudah hujan.***
atusan siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai, Jumat (21/2/2020) sekitar pukul 15.30 WIB. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi ini diikuti sekitar 257 siswa. "Kegiatan yang dilakukan yakni susur Sungai Sempor, pada saat turun ke sungai di lokasi belum hujan, tetapi di hulu sudah hujan," katanya seperti ditulis Antara. Baca juga: Susur Sungai Bagi-bagi Bendera Merah Putih ke Warga Ia mengatakan, saat ini proses evakuasi dan pendataan anak-anak di sekolah sedang dilakukan. "Sedangkan tim SAR gabungan masih menyisir sepanjang aliran Sungai Sempor," katanya. Ia mengatakan, data sementara 257 siswa ikut Pramuka susur sungai, yang sudah terdata di sekolah 154 anak. "Ada yang langsung pulang, kondisi luka luka empat dibawa ke Klinik SWA, empat dibawa ke Puskesmas Turi, satu dibawa ke Klinik Purihusada," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Susur Sungai, Ratusan Siswa SMPN di Sleman Terseret Arus Banjir ", https://regional.kompas.com/read/2020/02/21/18194441/susur-sungai-ratusan-siswa-smpn-di-sleman-terseret-arus-banjir.

Editor : Khairina



No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *