Monday, February 24, 2020

ILC, ANTARA YANG PRO DAN YANG KONTRA

Seorang kerabat yang profesor hukum pernah mengeritik tayangan ILC (Indonesia Lawyers Club) melalui media sosial dan menyebutnya sebagai tayangan buruk. Namun pada medsos yang sama, saya menyanggahnya. Bukan karena Karni Ilyas dan penulis sama-sama ex.kontributor majalah Tempo yang kami banggakan, tetapi karena nyatanya memang sangat bermanfaat untuk peningkatan pengetahuan, meningkatkan daya pikir dan berlatih menimbang-nimbang mana yang benar dan mana yang salah. Kalau ada kekurangan, mungkin adalah dalam keseimbangan antara jumlah peserta diskusi antara yang pro dan yang kontra mengenai sesuatu topik. Atau kesempatan untuk menyatakan pendapat tidak sama. Cenderung berat sebelah. Mengapa penulis merasa ILC ini tetap dipertahankan dan tidak dibubarkan seperti diusulkan sementara orang, karena dalam ILC ini ditampilkan tokoh-tokoh yang kompeten atau ahli di bidangnya. Bukan pembicara abal-abal. Dengan mengkuti diskusi dan perdebatan dari para orang-orang pintar ini, para pemirsa dapat lebih dimantapkan lagi pengetahuannya mengenai suatu hal karena telah diuji oleh para ahlinya dari dua arah yang berbeda. Pemirsa yang tingkat pengetahuannya mengenai suatu hal, semula mungkin cuma setingkat rata-rata SMA, bisa meningkat setingkat sarjana bahwa doktor. Apalagi bila dalam diskusi ILC ini ditambah lagi dengan ceritera-ceritera pengalaman lapangan oleh para praktisi. Pengetahuan pemirsa akan lebih dilengkapi lagi. Karena apa yang terjadi di lapangan terkadang tidak ada di kertas teori***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *