Wednesday, May 12, 2010

PENYAYANG BINATANG (1)


Keluarga kami penyayang binatang. Kami memiliki kolam berisi sekitar 50 ekor ikan mas. Semula kupikir dapat jadi sumber penambah lauk di meja makan. Tapi anak-anak dan isteri pantang makan hewan peliharaan sendiri. Dijual ? Tidak boleh. Hanya untuk enak dipandang saja.

Hal sama juga, ketika dahulu kami memelihara ayam "kampung". Telurnya memang bisa dikosumsi,bahan obat aatau dijual. Tetapi ayamnya tak boleh dijual. Pernah anak bungsu kami sambil menangis,harus tarik-menarik dengan seorang pedagang keliling untuk mempertahankan beberapa ekor ayam kami yang sudah telanjur dibayarnya.

Pada kesempatan yang lain, secara sembunyi-sembunyi saya mengambil salah seeokor ayam untuk kami konsumsi. Pagi hari ia membuka kandang untuk memberi mereka makan. Ia periksa satu-satu,karena belasan ayam itu semuanya sudah diberi nama. Seekor ayam jagonya tidak ada. Ia panggil panggil namanya dan mencarinya ke setiap pojok tanah kosong di belakang rumah. Ternyata ia berhasil menemukan bulu-bulunya di belakang. Tak ayal lagi, jadilah aku "tersangka" dan terpaksa mengaku.

Keluarga kami juga menjadi penampung kucing-kucing yang malang. Isteri dan anak-anak paling tidak tahan mendengar suara kucing mengeong "minta tolong". Bukan sekali dua, aku diminta menepikan kendaraan di jalan hanya untuk mengambil anak kucing yang sudah basah menggigil kedinginan dalam parit. Sering kali pula mereka mengangkat anak-anak kucing yang sengaja dibuang orang-orang yang tak "berperi kebinatangan" di tempat sampah.

Anak-anak kucing nampak lucu ketika mereka sedang "berlatih" bersama. Belajar mengejar, berlatih ketrampilan memanjat, menyergap mangsa dengan gayanya yang lucu, guling-gulingan dan latihan berkelahi. Di kalangan para petani khususnya, kucing merupakan hewan yang dapat diandalkan dalam melawan musuh bersama yaitu hama tikus.

Dengan matanya yang bagaikan mengandung sinar laser, kucing dapat menyelinap dalam kegelapan malam. Mengendap-endap kemudian menyergap santapannya, yang sekaligus musuh majikannya.

Namun, di balik kelucuan dan manfaat memelihara kucing, meong pun dapat membuat ulah yang dapat membuat seisi rumah marah besar.Ketika mereka bermain perang-perangan, lebih-lebih para kucing remaja, mereka tak jarang menyambar benda-benda pajangan berupa binatang yang terbuat dari bahan keramik atau bahan pecah belah lainnya,
sehingga jatuh. Braaaaaaak , hancur berkeping-keping. Dapat pula yang diucak-ucak boneka kesayangan si kecil.

Sang kucing juga senang mengasah kuku pada perabotan yang terbuat dari bahan dengan permukaan agak kasar seperti kulit. Biasanya pada kursi-kursi tamu atau bolsak. Tak heran kalau tiba-tiba sang ibu menjadi berang mendapati seperangkat perabotnya yang baru dibeli mahal-mahal telah compang-camping !

Satu lagi sisi menjengkelkan kaum kucing, yaitu di bidang kesehatan. Mereka sering menjadikan pojok rumah menjadi toilet. Lagi pula di pojok yang sulit dijangkau seperti di bawah ranjang. Dan, meskipun relatif sedikit, namun "harum"nya tak kalah semerbaknya dari produk manusia.

Itulah sebabnya, maka suatu kali secara diam-diam aku membawa salah seekor kucing kami yang sudah besar tapi kuanggap telah banyak berbuat ulah yang "kelewatan". Aku meninggalkannya ke suatu pasar yang jauh dari rumah. Kupikir, tentunya dia tak akan tahu jalan pulang dan ia akan tetap dapat hidup dari sisa-sisa makanan buangan dari warung-warung sekitar pasar.

Apa yang terjadi ? Lagi-lagi seisi rumah sibuk mencari " Si Lepok". Lebih-lebih si bungsu, anak perempuan kami sepulang sekolah, di tengah hujan gerimis dengan memakai payung, ia berkeliling mencari anggota keluarga yang hilang itu. Seminggu kemudian, sang kucing berhasil ditemukan dalam keadaan agak menyedihkan. Meski kondinya dapat dipulihkan kembali, namun beberapa waktu kemudian ia "meninggal dunia".Aku menguburkannya di halaman rumah lalu si bungsu menaburkan kembang-kembang merak di
pusarahnya.

Ya, melalui hewan peliharaan, agaknya kita memang dapat belajar untuk saling memahami dan menerima !

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *