Sunday, May 30, 2010

TEGA-TEGANYA .............!

Ibu Sri Mulyani telah pergi. Mantan Menteri Keuangan itu menjelang keberangkatannya banyak menitikan air mata. Di depan layar acara televisi saja, entah sudah berapa kali dia harus berusaha keras menahan perasaannya untuk tidak meangis. Namun gejolak hati yang begitu mendera, sang air mata tak urung juga berjatuhan.

Dapatlah kita bayangkan berapa banyak sudah air mata yang tercurah ketika ia menyendiri atau kepada siapa yang ia biasanya percayai untuk curhat, mencurahkahkan isi hati, unek-uneknya.

Kita hanya dapat membayangkan bagaimana sebetulnya selama ini tokoh wanita yang jenius ini, dibalik penampilan yang nampaknya tegar, rupanya ia cukup menderita batin. Di dera oleh rangkaian pemeriksaan Pansus DPR dengan pertanyaan yang tajam-tajam menyangkut kebijakannya dalam kasus Bank Century selaku Ketua KSSK. Didera oleh kasus pengemplangan pajak yang menyangkut pengusaha Aburizal Bakry yang tidak lain adalah mantan koleganya sendiri dalam Kabnet.

Sebagai Menteri Keuangan, katanya tidak boleh menangis. Sebab pasar uang dan pasar modal bisa jatuh.Bayangkan, demi kepentingan bangsa, selama ini nampaknya ini ia terpaksa harus menahan derai air mata.

Dalam kasus ini Sri Mulyani dengan segala dedikasi kepada negara dan atasannya, berjuang keras menuntut hak-hak negara dan rakyat dari para pengemplang pajak. Dan dalam kasus inilah Sri Mulyani dan Aburizal Bakry nampak berseteru. Yang semula ditutup-tutupi tetapi akhirnya terbuka juga bagi umum.

Sri Mulyani seakan mendapatkan "jalan keluar" dengan penunjukkannya menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia, jabatan internasional yang terhormat. Tetapi ketika SBY merangkul AB dan menjadikannya sebagai teman sekerja utama sebagai Ketua Harian Sekber Partai-partai Koalisinya, persoalannya menjadi lain. Timbul kesan seperti Sri Mulyani "didubeskan", istilah lain dari kata disingkirkan secara tersamar kemudian
Apalagi terjadi ketika Sri Mulyani masih masih menjabat.

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *