Monday, April 6, 2020

Perang Melawan Virus Corona : MENGAPA MESTI JAGA JARAK ??

Seruan kepada masyarakat agar bersedia menjaga jarak minimal 1 meter ketika berada di tempat umum bisa dimengerti. Mengapa ? Karena penularan virus Corona ternyata begitu cepat. Dan gejalanya tidak segera dapat terlihat atau dirasakan. Perlu sedikitnya 14 hari baru mulai diketahui. Celakanya lagi, hingga saat ini belum ditemukan obat yang tepat untuk dapat menyembuhkan peyakit ini dengan cepat. Begitu juga vaksin untuk imunisasi agar orang sehat tak mempan ditulari, hingga saat ini belum ditemukan. Padahal para ilmuwan di seluruh dunia sudah berupaya dengan susah payah menemukannya.
Akibatnya, jumlah penularan jauh meningkat dibandingkan dengan yang dapat disembuhkan. Sejalan dengan itu jumlah yang meninggalpun ikut meningkat. Data resmi tanggal 6 April 2020 Jumlah PDP 2.491, yang meninggal 209 dan yang sembuh 192orang. Yang membuat miris, di antara yang meninggal itu terdapat banyak dokter-dokter ahli atau spesialis senior. Yang keahlian mereka bukan saja dibutuhkan dalam pengobatan para pasien, tetapi juga untuk menurunkan pengetahuan mereka pada para dokter muda. Kerugian sungguh besar. Maka satu-satunya cara untuk mengerem melajunya pertambahan jumlah yang terpapar itu adalah mematuhi petunjuk Pemerintah dengan rajin mencucitangan dengan sabun, sanitizer, memakai masker dan terutama sekali berdiam diri di rumah, menjauhi kerumunan orang. Pada gambar ilustrasi di atas, nampak bahwa bila A yang tertular tidak mengisolasi diri atau dikarantina dan dibiarkan berkeliaran di antara kerumuman orang, maka dalam waktu singkat akan menularkan kepada ratusan orang. Bila setiap penularan misalnya hanya 3 orang, maka sampai pada tingkat ke empat jumlah yang tertular sudah mencapai 201 orang termasuk A. Itu baru dari satu orang. Bayangkan bila penularan lebih dari kelipatan 3 dan si penular pertama dan selanjutnya terus-menerus berkeliaran. Berapa jumlah ODP dalam 14 hari. Dan bagaimana kalang kabutya para dokter, paramedis, rumahsakit dan satgas menangani semuanya ! Sadar akan semua ini, sepatutnyalah seluruh warga masyarakat mematuhi seruan pemeintah ini. Khususnya dalam membatasi keluar rumah. Sebab bila kita tertular, bisa menjadi penular baru. Terlebih pada masa-masa musim biasa warga kota pulang mudik menjelang bulan puasa dan lebaran. Tradisi silakhturahmi dengan keluarga memang sudah menjadi budaya bangsa turun-temurun. Demikian pula tatkala ada keluarga terkena musibah, hajatan dan sebagainya. Tetapi pada masa darurat ini dibutuhkan kesadaran untuk menahan diri. Termasuk dalam kumpulan ibadah. Bukankah para tokoh agama sudah memberikan arahan ? Media massa, media sosial, diharapkan juga kesadaran mereka agar sedikit mengerem nafsu mengecam mereka terhadap pemerintah yang kini sedang konsentrasi menangani ancaman kemanusiaan ini. Media televisi tidak sedikit-sedikit mengekspose secara terbuka perbedaan-perbedaan kecil dalam pernyataan aparat pemerintah. Beberapa pewawancara di beberapa media televisi seringkali nampak seperti memperuncing, menginterogasi narasumber dan bertele-tele sehingga membosankan. *** (Sam Lapoliwa, mantan jurnalis).

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *