Sunday, May 3, 2020

Peristiwa paling berkesan sebagai wartawan (5): Jenderal kaget, dikira aku terorist

Dalam pesawat dari Makasar ke Jakarta, aku mengenal seorang jenderal yang menjabat panglima Komando Wilayah Pertahanan (Kowilhan). Dialah yang mengkoordinasikan semua Kodam di Jawa dan Madura. Ketika aku mendekatinya untuk berwawancara ia malah terkejut. Matanya tajam menatapku. Ia mungkin mengira aku pembajak. Dan dia akan aku jadikan sandera. Maklum ketika itu RPKAD baru saja berhasil melumpuhkan para pembajak pesawat Indonesia Woyla di Bangkok dengan ratusan penumpangnya. Meski aku sudah mengenalkan diri, dan menunjukkan Kartu Pers ku dari Mako Hankam, tetap saja ia enggan kuwawancarai. Kupikir, mungkin dia telanjur terganggu ketenangannya. Maka aku tak jadi memawancarainya.Waktu itu aku memang memakai jaket. Dan di dalam jaket aku menyandang camera. Mungkin ia menduga dalam jaketku yang menggembung itu ada senjata. Untunglah kemudian aku bejumpa dengan seorang pemuda asal Timor, Johanes Auri, yang ternyata bintang sepak bola kesebelasan nasional. Teman-temannya di PSSI sering menjulukinya sebagai “Kuda hitamdari Timur” Ia beceritera tentang suka dukanya sebagai pemain bola nasional, bagaimana ia pernah cedera ketika melawan kesebelasan tangguh “Dinamo Moskow” dari Rusia Ia beceritera tentang penghargaan dan pengagum-pengagumnya termasuk kekasih yang baru saja dinikahinya. Selembar foto pernikahan dipelihatkannya dalam dompet. Ia juga berterima kasih atas perhatian Pertamina yang mengangkatnya sebagai karyawan. ***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *