Monday, May 25, 2020

MAAF, KALAU KUANGGAP BAJINGAN !!

Setiap kali saya dan Oma keluar rumah, selalu kuingatkan Oma agar tak lupa memakai masker. Kubilang, kita sebagai orangtua, karena kami memang sudah usia diatas 70 tahun, malu kalau kita di usia setua ini ditegur orang. Apalagi kalau oleh orang muda. Kita mestinya menjadi teladan bagi orang muda. Mestinya semua orang sudah paham. Dalam masa berbahaya oleh penyebaran virus corona yang telah menimbulkan banyak sekali korban jiwa ini, harusnya semua orang saling melindungi. Selain melindungi diri sendiri dan keluarga yang disayangi, juga orang lain sesama kita. Kita tidak percaya kalau ada orang mengatakan ia tidak tahu kalau keluar rumah harus pakai masker. Karena sudah begitu sering kita dengar dan saksikan para ulama, tokoh masyakarat, pemerintah, para dokter, menyampaikan himbauan melalui televisi, media sosial dan berbagai forum untuk mengikuti Protokol Kesehatan. Bahwa selain memakai masker, perlu jaga jarak. Kalau membuka pintu orang lain atau bangunan fasilitas umum, kita perlu membilas tangan lebih dahulu dengan cairan anti virus (sanitizer) yang disediakan dekat pintu atau yang kita kantogi sendiri dalam botol kecil dari rumah. Itu kalau kita merasa ribet atau malas untuk cuci tangan dengan sabun. Dengan begitu, kita sudah melindungi diri kita sendiri dari ketularan. Sebab siapa tahu ada orang lain sebelum kita yang memegang pintu itu. Padahal ia sudah tertular virus mematikan itu. Atau sebaliknya. Kalau kita yang telah tertular tanpa kita sadari lalu memegang gagang pintu itu, maka berarti kita telah menaruh perangkap berbahaya bagi seisi rumah dan juga buat orang-orang lain berikutnya yang menyentuh gagang pintu itu. Nah, cara untuk tidak menjadi biang keladi malapetaka bagi orang lain, maka satu-satuya cara adalah dengan mencuci tangan lebih dahulu atau membilas tangan dengan sanitizer sebelum membuka pintu. Makanya, jangan tersinggung kalau ada yang memasang pemberitahuan di pintu pagar memohon agar anda mencuci tangan dan memakai masker sebelum memasuki rumahnya. Kemarin, saya menegur seorang tukang parkir di depan toko swalayan agar memakai masker karena ia melayani banyak orang. Dan di hari kedua hari raya Lebaran ini, kami ke pasar. Meski belum seramai hari-hari biasa, tapi kesibukan para pedagang, pembeli dan kesibukan di lapangan parkir mulai terasa. Hanya sayang ! Masih saja ada segelintir orang-orang yang tak memakai masker. Tapi agak terhibur juga. Sekitar 95 % dari mereka yang kuamati, semuanya telah memakai masker. Hanya sebagian kecil itu saja yang membandel. Maaf, boleh dibilang ini orang-orang bebal kalau tak boleh disebut bajingan. Orang-orang tak mau diatur. Orang-orang begini berbahaya dinasehati. Polisi bahkan tentara berseragam saja mereka lawan. Bahkan seorang yang memakai jubah keagamaan sampai-sampai memukul aparat. Padahal mestinya mereka menjadi tauladan ! Memalukan. Satu kritik lagi. Apa saja peran petugas penertiban pasar dan pertokoan seperti swalayan. Mestinya sebagai pemegang otoritas di tempat masing-masing, mereka berhak dan berkuasa untuk melarang orang tak memakai masker masuk kawasan pasar atau swalayan. Kalau mau jualan pakai pasker. Kalau tidak, pulang !. Kalau mau belanja di pasar, masuk harus pakai masker. Kalau tak mau, tidak usah belanja, pulang ! Begitu pula di toko atau swalayan. Alasan tak punya masker ? Tak ada ? Padahal kalau mau, serbet pun bisa. Para pemegang wewenang seperti ini adalah orang-orang tak bertanggungjawab. Tak pantas mereka ada disitu. Karena mereka hanya makan gaji buta.***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *