Wednesday, May 6, 2020

Peristiwa paling mengesankan sebagai Wartawan (12) MENDEBARKAN, IKUT PESAWAT LATIH GARUDA

Suatu hari terjadi tragedi kecelakaan pesawat Garuda di Lapangan Terbang Kemayoran. Meski dijaga ketat, aku berhasil menerobos masuk dan memotret bangkai pesawat yang naas itu. Maka pagi berikutnya suratkabar kamilah yang paling lengkap memuat berita dan gambar-gambarnya. Badan pesawat terpotong dua. Seluruhnya sudah menghitam bekas terbakar. Tak jelas apakah ada korban penumpang atau awak tewas ketika itu. Rupanya pesawat itu pesawat latih yang sedang dipakai melatih para calon penerbang Garuda (GIA). Namun begitu, pihak Garuda nampaknya tak urung menunda pelatihan para calon-calon pilotnya. Melihat pemberitaan kami yang sedikit lebih ekslusif, mereka menawarkan apakah ada wartawan suratkabar kami yang berani ikut melihat bagaimana cara Garuda mendidik calon-calon pilotnya. Aku menyatakan siap. Tak terpikir saat itu resiko bagaimana kalau siswa penerbang yang akan memegang kemudi pesawat Fokker 27 itu berbuat blunder dan pesawat kami mengalami naas seperti pesawat yang baru kami beritakan sebelumnya. Didampingi seorang pilot pelatih senior, sang siswa pilot mengendarai pesawat kami take-off lalu terbang mengitari Ibukota Jakarta di udara lalu landing, Begitu berulang-ulang, turun naik sampai enam atau tujuh kali. Baik sewaktu take off maupun mendarat, rasanya seperti truk berjalan di atas jalan yang berbatu-batu. Meskipun aku duduk di kursi belakang kokpit di antara sang si calon pilot dan pelatihnya, namun cara pendaratan seperti itu membuat juga dadaku agak berdebar-debar, Tapi syukurlah semua berakhir dengan selamat, ***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *